Chapter 42. Aku Tidak Bisa Menang, Tapi Juga Tidak Akan Kalah

113 17 0
                                    

(AZE: Pemanasan dulu, dah seminggu lebih gak ngegambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(AZE: Pemanasan dulu, dah seminggu lebih gak ngegambar.)

♣️♣️♣️

Setelah asap menghilang, Vessha akhirnya bisa melihat punggung seorang pria berambut hitam dengan pakaian hitam.

Vessha mengerutkan kening ketika dia melihat kebawah.

Meja telah hancur tertimpa puing-puing bersama teko dan cangkir berisi teh yang telah dia siapkan sebelumnya.

Dia berniat untuk meminum teh ini sedikit demi sedikit sambil membujuk Rascal. Namun, seperti yang terlihat, lantai telah menikmati semua teh miliknya.

"Siapa kau?" Vessha tanpa sadar merendahkan suaranya. Tangan kirinya telah meraih sebilah pisau pendek yang dia sembunyikan di pakaiannya.

"Hm?" Curt menoleh ketika dia akhirnya menyadari keberadaan Vessha setelah dia berbicara.

Curt tersenyum dalam diam ketika dia menatap Vessha.

Butuh beberapa saat sebelum Curt akhirnya berbicara.

"Namaku Curt."

"Begitu," Vessha memindahkan pisaunya ke tangan kanannya sebelum menarik keluar pisau lain dan memegangnya di tangan kirinya, "Kalau begitu matilah!"

Mengangkat sepasang pisaunya, Vessha mengambil langkah kedepan.

Matanya setajam silet dan penuh dengan niat membunuh.

Dia benar-benar tidak berniat untuk membiarkan Curt melepaskan Rascal dengan mudah.

***

Sementara itu, di kediaman keluarga Hurvey.

Roland dan beberapa bawahannya saat ini sedang mengadakan sebuah pertemuan kecil.

Dengan Roland sebagai pemimpin yang duduk di kursi paling mencolok, ada total 26 bangsawan lain yang ada disana. Mereka semua terdiri dari beberapa bangsawan kuat yang terkenal hingga bangsawan lemah namun anehnya misterius yang ada di kerajaan.

Fraksi kecil ini adalah Fraksi yang secara pribadi dibentuk oleh Roland.

Topik pembicaraan mereka saat ini tentu saja tentang perintah sang Tuan muda baru-baru ini yaitu untuk menangkap sebanyak mungkin monster dan mengirim mereka ke Hutan Man-Eater dengan bantuan para Monster Tamer sebelum mereka menemukan cara ideal untuk memobilisasikan para prajurit untuk melintasi Sandfield.

Seorang pria berjubah berdiri dan membungkuk hormat kearah Roland.

"Tuan muda. Saya kemarin baru saja menerima berita dari bawahan saya yang mengatakan bahwa mereka benar-benar telah mencapai batas mereka. Teknik penjinakan kami benar-benar kurang dari para Iblis. Kami tidak mampu mengendalikan monster dalam jumlah banyak dalam satu waktu."

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang