Hari Senin tiba. Seperti biasa, Freen dan Namtan berangkat bersama. Perempuan itu rela menempuh jarak jauh setiap pagi hanya untuk menjemput kekasihnya.
Freen dan Namtan, merupakan pasangan favorit di SMA Cendrawasih. Semua orang menyukai mereka. Sifatnya yang ramah pada semua orang dan suka membantu orang lain, membuat pasangan itu memiliki banyak sekali teman.
"Lengket mulu lo berdua, kayak kembar siam." Win, teman Freen dan Namtan, mencibir.
"Sirik aja lo jomblo" Balas Freen.
"Woi! Gawat!" Pond, ketua kelas berlari memasuki kelas.
"Apaan, Pond?" Tanya Win. "Di kejar setan lo?"
"Lebih dari setan anjir! Dengerin gue"
Seketika, kelas berubah hening. Semua mata tertuju pada Pond yang sibuk mengendalikan nafasnya.
"Apaan! Kalau ga penting gue tonjok lo!" Sahut Mile.
"Sebentar dong, gue masih ngos ngosan." Pond menepuk dadanya. "Jam pertama, ulangan Matematika dadakan!"
Kelas berubah ricuh. Semua orang sibuk membuka buku Matematika masing masing, termasuk Freen dan Namtan. Hanya Win yang tetap santai.
"Lo gak belajar Win?" Tanya Freen. Win menggeleng.
"Kan ada lo sama Namtan, gue tinggal nyontek aja punya lo berdua."
"Bangke!" Namtan menyentil kening Win.
***
"Bisa berapa kamu tadi?"
"Tujuh belas. Yang tiga nggak aku jawab. Kamu?" Balas Freen.
"Sebelas. Itu pun udah nyontek setengah." Balas Namtan sembari menyengir.
"Tanya gue! Tanya gue!" Win menunjuk dirinya antusias.
"Bisa berapa lo Win?" Tanya Pond malas.
"Bisa tujuh belas. Sama kayak Freen."
"Kan lo nyontek di gue!" Cibir Freen kesal, membuat Namtan, Win dan Pond terbahak.
Freen, Namtan, Win dan Pond. Empat sekawan yang sudah berteman sejak masuk kelas sepuluh.
"Freen! Freen!"
Langkah Freen terhenti. Gun, sang wakil ketua OSIS berjalan cepat. "Lo di panggil kepsek tuh. Harus sekarang katanya, urgent."
Namtan, Win dan Pond langsung menatap Freen.
"Lo kenapa Freen? Ada kasus?" Tanya Pond. Freen mengedikkan bahu, tanda tak tahu.
"Ya udah, gue ketemu kepsek dulu"
"Mau aku temenin ga?" Tanya Namtan.
"Nggak usah, kamu duluan aja bareng Win sama Pond, nanti aku susul." Balas Freen. "Btw, thanks, Gun."
Freen menuju ruang kepala sekolah. Setelah mengetuk tiga kali, Freen membuka pintu. Ia semakin heran saat melihat ada wali kelasnya juga di sana.
"Ibu manggil saya?" Tanya Freen. Bu June, sang kepala sekolah mengangguk.
"Silahkan duduk, Freen."
Freen duduk di sebelah Bu View, wali kelasnya.
"Ada apa, bu?"
"Begini Freen." Bu June berdeham sebentar. "Barusan saya mendapat telepon dari SMA Garuda. Mereka ingin mengambil satu anak dari SMA kita untuk bersekolah disana."
Dahi Freen mengerut sejenak. Tak lama Ia menyadari. "Saya, Bu?"
Bu June mengangguk. "Iya. Kamu terpilih untuk menjadi siswa transferan ke SMA Garuda."
Otak Freen nyaris tak berhenti bekerja. SMA Garuda dan Cendrawasih memang satu yayasan. Bedanya, SMA Garuda adalah SMA Internasional.
"Ini serius?" Tanya Freen tak percaya. Gadis itu menatap Bu View. "Bu? Beneran?"
"Iya, Freen" Jawab Bu View sambil tersenyum. "Kesempatan yang bagus untuk kamu kan? Kamu bisa mengembangkan diri kamu di sana"
"Wah, makasih Bu! Yakin nih Freen saya? Bukan Freen lain kan?"
"Iya, Freen Sarocha Chankimha."
"Kan masih banyak yang lebih baik daripada saya bu?"
"Tapi kamu yang terpilih Freen." Balas Bu June. "Bagaimana? Kamu mau kan? Penawaran ini tidak datang dua kali. Baru kali ini SMA Garuda meminta murid Cendrawasih untuk di pindahan kesana."
"Mau!" Freen mengangguk cepat. "Saya harus pindah mulai kapan bu? Semester depan?"
"Besok. Jadi, kamu bersedia ya?"
"Bersedia Bu!" Ucap Freen. "Makasih banyak ya Bu June, Bu View."
***
"Seriusan lo?" Bola mata Pond hampir keluar mendengar ucapan Freen. "Garuda yang SMA Internasional itu kan? Yang masih satu yayasan sama Cendrawasih?"
"Iya! Gue juga ga percaya awalnya. Sampe gue tanya Freen gue atau bukan. Katanya Freen Sarocha Chankimha. Gue takut di php anjir "
"Gila, tuh sekolah keren banget cuy! Dulu gue ditolak tuh" Sahut Win.
Pond mengangguk. "Gue juga."
"Terus kapan kamu pindah?" Tanya Namtan. Perempuan itu juga turur senang, karena Freen berhasil mewujudkan salah satu impiannya yang pernah pupus dulu.
"Besok" Ucap Freen. Wajah gadis itu berubah menjadi sendu. Freen terlalu senang, sampai melupakan Namtan dan teman temannya. "Nggak apa?"
"Nggak apa, lah!" Namtan menepuk puncak kepala Freen. "Masuk SMA Garuda kan impian kamu. Sekarang, kamu punya kesempatan. Harus di manfaatin dong"
Senyum Freen langsung terbit. Freen memeluk Namtan erat. "Makasih sayang"
"By the way, hari ini kita jalan jalan seharian, ya! Itung itung hari terakhir di Cendrawasih. Kalau lo udah pindah pasti kita jarang ketemu."
"Sip"
***
"Jadi kapan dia bakal pindah?"
"Besok Nona Muda. Bu June lagi urus administrasinya."
"Bagus. Usahakan nggak ada hambatan. Besok gue harus liat dia di Garuda. Ngerti?"
"Baik, Nona Muda"
Sebuah senyum licik terbit di bibir perempuan yang di panggil 'Nona Muda' itu. Ia menatap sebuah map berisi foto gadis incarannya, mengelus satu per satu.
"Gotcha."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Obsessed With You - END
Fantasy"I wants you, Freen. I'm so obsessed with you."