Freen menuju toilet dengan cepat. Hilang sudah keinginannya untuk makan atau mengelilingi sekolah. Nafas Freen menderu, wajahnya memerah karena amarah.
"Sialan! Cewek sialan! Kurang ajar! Cewek mesum! Fuck!" Umpat Freen. Freen menatap cermin, memperhatikan wajahnya yang sudah tak karuan karena terlalu kesal. "Mimpi apa sih bisa ketemu orang kayak dia! Nggak tau diri jadi cewek! Sekolah di sekolah elit, tapi sopan santunnya nggak ada! Dasar cewek mesum!"
Freen terus menggerutu. Bayang wajah perempuan tadi membuatnya ngeri. Bayangkan saja, setelah memeluk, perempuan itu mengecup bibir Freen singkat, hingga Freen tak sempat menghindar. Ploy saja tidak pernah mengecup bibir Freen, dan perempuan tadi beraninya memegang bahkan mengecup bibirnya. That was my first kiss!.
"Lo kenapa?" Tanya Nam saat mereka tiba di kelas. Freen duduk di kursinya dengan wajah merah karena kesal.
"Nih sekolah gimana sih! Emang nggak ada tes kejiwaan waktu pendaftaran dulu? Bisa bisanya masukin orang gila."
"Orang gila?" Dahi Nam berkerut. "Mana ada orang gila, Freen?"
"Ada!" Tanpa sadar, Freen berteriak, membuat teman teman sekelasnya menoleh.
"Eh, sorry, kelepasan." Freen menyengir. "Pokoknya ada! Buktinya gue ketemu."
"Siapa? Jangan ngaco deh lo" Balas Nam tak percaya.
"Ada, Nam!"
"Hai" Seorang laki laki tiba tiba datang, duduk di hadapan Nam serta Freen. Ia mengulurkan tangan. Sejak pagi, Freen memang belum mengenal siapa siapa kecuali Nam.
"Gue Heng" Ucapnya sambil tersenyum ramah. Freen membalas uluran tangan Heng.
"Freen" Balas Freen.
"Ngapain lo disini?" Tanya Nam ketus.
Heng tersenyum. "Masa ada cewek cantik gue anggurin."
"Freen maksudnya, bukan lo" Lanjut Heng, membuat Nam berdecak sebal.
"Sorry aja, gue ga demen cowok" Ucap Freen santai.
Heng tersenyum canggung, sementara Nam melotot tak percaya, Heng dan Nam terkejut. Memang banyak sekali di SMA Garuda yang merupakan pasangan sesama jenis, namun tidak semuanya seperti itu.
"Hm, mampus! Udah kenalan sama anak baru kan? Sana pergi, jangan ganggu!" Usir Nam. Sedari dulu Nam dan Heng memang sulit akur.
Freen jadi teringat Win dan Pond.
"Ye, galak amat lo kayak anjing pak ucok" Ledek Heng. Heng langsung kabur menyelamatkan diri. Nam sudah melepas salah satu sepatunya, lalu melemparkan ke arah Heng yang sudah berlari keluar kelas.
"Sialan lo Heng!"
***
Beberapa jam berlalu, langit mulai gelap. Freen sudah kembali bertemu dengan Namtan.
"Gimana sekolahnya hari ini?" Tanya Namtan, menarik hidung Freen dengan gemas.
Freen langsung teringat kejadian dengan perempuan aneh tadi. Freen terdiam lama, tubuhnya terasa kaku. Beruntung, Namtan tak menyadarinya.
"Biasa aja, tapi seru" Balas Freen. Tak sepenuhnya jujur, dan juga tak berbohong.
"Udah ada temen baru?"
"Udah. Namanya Nam, dia orang Thailand. Tadi kenalan juga sama yang lain. Ada Heng, Heng sama kayak Nam, dari Thailand. Ada Bright dari Amerika, terus ada Archen dari turki, banyak deh! Tapi aku deketnya sama Nam. Dia yang bantuin aku pas lagi nyari ruang kepsek. Eh ternyata sebangku."
Namtan mengangguk. Sejujurnya, Namtan merasa aneh. Biasanya, Freen akan langsung bercerita panjang lebar tanpa harus di tanya. Namun, kali ini, Freen bahkan tak menceritakan apapun sejak tadi.
"Kamu baik baik aja kan?"
Freen mendongak, menatap Namtan. "Emang keliatan kayak nggak, ya?"
"Bukan gitu sih. Nanya aja" Namtan mengecup puncak kepala Freen.
"Mau makan?" Lanjut Namtan.
"Mau" Balas Freen. "Mie ayam pak Tarno pake bakso"
"Ayo" Ajak Namtan. Ia menuntun Freen berdiri. Sebelum keluar, perempuan itu memasangkan cardigan miliknya.
"Pake cardigan ya. Udah malem, dingin" Kata Namtan sembari memasukkan lengan kanan Freen ke lengan cardigan. Setelahnya, Namtan melakukan hal yang sama pada lengan satunya.
"Namtan"
"Hm?" Namtan masih sibuk memasangkan kancing cardigannya.
"Jangan manis manis dong, nanti aku diabetes gimana? Aku masih muda loh" Ucap Freen.
Namtan tertawa pelan, mencubit pipi Freen gemas, lalu mengecup kening Freen singkat.
Mereka tak tahu bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh. Orang itu tersenyum tipis, sangat tipis.
"Freen, Freen, I told you not to get close to any women, tapi kamu masih pacaran sama perempuan itu. Lihat besok, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Obsessed With You - END
Fantasy"I wants you, Freen. I'm so obsessed with you."