IOWY || 22

2K 178 4
                                    

Namtan menyandarkan tubuhnya pada kursi taman belakang rumahnya. Pandangannya jauh menerawang, tangannya sibuk memutar-mutar ponsel miliknya. Sesekali, ia menghela napas berat.

Ini sudah hari kelima Namtan mencari Freen. Yang artinya, sudah tiga hari sejak pertemuannya dengan Nam. Namun, kata kata dilontarkan Nam masih menancap diingatannya.

"Bukannya Freen itu pacarnya Kak Rebecca?"

"Semua anak Garuda juga tau kali kalau mereka pacaran."

"Kayaknya sih baru jadian pas Freen masuk sini. Tapi nggak tau lagi, deh. Freen juga nggak pernah masuk sekolah lagi. Udah sebulanan, kayaknya."

"Itu, si Rebecca. Anak kelas dua belas. Yang punya sekolah. Mereka selalu berangkat bareng, kok."

Lagi lagi, Namtan menghela napas berat. la masih tak percaya seratus persen kata kata Nam. Namun, saat Namtan mengkonfirmasi lagi ciri ciri Freen yang dimaksud, semuanya benar. Freen Sarocha Chankimha, bermata coklat, berambut kecoklatan, pindahan dari SMA Cendrawasih.

Namtan berusaha berpikir positif. Tidak, Freen tak mungkin mengkhianatinya semudah itu, la tahu betul Freen seperti apa. Namtan sangat mencintai Freen, begitu pula sebaliknya. Mereka bahkan sudah menyusun masa depan bersama.

Rebecca? Siapa Rebecca? Mengapa Nam terlihat begitu yakin kalau Freen menjalin hubungan dengan Rebecca?

Mungkin, Namtan bisa memikirkan itu nanti. Sekarang, menemukan Freen adalah prioritas utamanya. Ke mana lagi Namtan harus mencari Freen? Rumah, sekolah, bahkan keberadaan Saint pun, sudah berusaha ia lacak. Namun, tetap saja Namtan tak mendapatkan hasil apa pun. Win dan Pond juga ikut membantu, namun hasilnya sama saja. Nihil.

Hanya tersisa dua hari lagi waktu yang diberikan Austin. Bundanya merupakan orang yang keras kepala, sulit untuk mengubah keputusannya. Kalau Austin bilang Namtan hanya punya satu minggu untuk mencari Freen, maka Namtan memang benar-benar hanya punya satu minggu. la yakin, setelah itu, bundanya akan mengajaknya ikut ke berbagai arisan untuk mengenalkannya pada anak anak teman arisannya.

la harus meminta perpanjangan waktu pada bundanya nanti. Mungkin, satu atau dua minggu lagi. Namtan yakin, ia akan menemukan Freen.

***

Freen tersentak saat sebuah tangan mengusap wajahnya, membuat lamunan Freen buyar. Saat ia mendongak, matanya langsung bertubrukan dengan netra hitam legam milik Becca. Buru-buru gadis itu menunduk.

"Mikirin apa?" tanya Becca.

"Sayang" Panggil Becca. Freen merinding saat Becca mengangkat dagunya, hingga mata mereka kembali bertemu.

"Harusnya kamu udah paham kalo aku nggak suka diabaikan" Lanjut Becca.

"Mikirin apa?" Tanyanya sekali lagi.

Freen ingin menjawab, tetapi ia ragu mengatakannya. la takut memancing amarah Becca. Selama beberapa hari terakhir ini, Freen berusaha keras untuk tidak mencari masalah. Seperti saat ini. Freen menurut saat Becca meminta ditemani ke ruang gym, menunggui Becca berolahraga. Hari ini hari Sabtu, Becca libur sekolah, begitu juga Freen yang homeschooling.

"Freen." Desis Becca penuh peringatan. "Bilang aja, aku nggak akan marah."

Freen menelan ludahnya susah payah. "Aku mau ketemu Abang."

Becca tak langsung menjawab, membuat Freen panik sendiri. Gadis itu langsung kembali bersuara. "Kalo nggak boleh, enggak apa. Aku nggak maksa."

I'm Obsessed With You - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang