Namtan menghentikan motornya di tepi sebuah pantai. Kakinya yang telanjang melangkah berat melewati tumpukan pasir putih yang begitu bersih. Suara deburan ombak yang menerjang daratan terdengar begitu menenangkan. Ketenangan, sesuatu yang Namtan butuhkan sekarang.
Namtan duduk tepat di pinggir pantai. Ia melipat kakinya dan menatap lurus ke depan. Entah ada apa di ujung sana. Terkadang, Namtan juga meluruskan kakinya dan membiarkannya basah oleh air.
Pantai. Tempat dimana Namtan berencana akan memberi kejutan untuk Freen di ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Rencana ini sudah Namtan susun matang matang sejak hampir satu tahun yang lalu. Seperti apa bentuk kuenya, seperti apa dekorasinya. Siapa saja yang akan ia undang untuk memeriahkan ulang tahun Freen.
Namtan terkekeh miris. Nyatanya, hari ini-tepat di ulang tahun Freen yang ke tujuh belas, ia hanya datang seorang diri. Bahkan tanpa pemilik sang hari. Ia hanya di temani sebuah kotak beludru kecil berwarna royal blue yang berisikan kalung berbandul mahkota cantik. Hadiah yang berhasil Namtan beli setelah menyisihkan uang jajannya sedikit demi sedikit selama satu tahun lebih.
Namtanmengamati kalung itu dengan seksama. Dielusnya bandul mahkota itu. Bibirnya menyunggingkan senyum, tetapi tidak dengan matanya. Siapapun yang melihat Namtan saat ini, pasti tahu senyum Namtan penuh dengan kepalsuan.
"Tau, nggak kenapa mahkota? Soalnya, aku mau kamu tau, kalau kamu adalah putri yang harus dan akan aku bahagiain. Aku bakal berjuang, Freen. Untuk kamu, untuk kita. Jadi, jangan pernah tinggalin aku, ya. Aku sayang kamu."
Begitu kalimat yang seharusnya Namtan ucapkan hari ini. Namun, apa yang bisa Namtan lakukan? Sudah delapan bulan, ia masih belum berhasil menemukan Freen. Saint pun tak pernah berhasil Namtan temukan sejak pertemuan di cafe waktu itu.
Kerinduan dalam hati Namtan terus menumpuk hingga tak terhingga, hingga membuat dadanya sesak. Mata Namtan mulai perih, begitu juga dengan kerongkongannya yang terasa seperti dijejali batu. Tanpa sadar, Namtan menintikkan air mata.
Freen, adalah satu satunya gadis yang berhasil mencuri hati Namtan. Gadis yang membuat Namtan merasakan yang namanya jatuh cinta. Gadis yang berhasil membuat Namtan sadar, bahwa bukan hanya Austin satu satunya perempuan yang harus ia jaga dan cintai sepenuh hati.
Namtan kembali mendongak, menatap matahari yang perlahan tenggelam di ufuk barat. Langit yang tadinya berwarna oranye kemerahan, mulai berangsur menggelap. Hingga akhirnya, sang surya menghilang sepenuhnya, digantikan dengan sang penjaga malam.
"Selamat ulang tahun, sayang. Aku harap kamu baik baik aja. Cepat kembali, i miss you."
***
Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, sudah enam bulan berlalu.
Kondisi Freen sudah benar benar pulih. Gadis itu sudah sembuh dari traumanya. Semua berkat dukungan dari orang orang yang ada di sekitarnya, terutama Dokter Mix, Becca dan Carolina. Hari ini merupakan hari ulang tahun Freen. Saat gadis itu terbangun tadi pagi, ia langsung mendapati sebuah kotak besar yang terletak di sampingnya. Dari nama yang tertera di kartu, sudah sangat jelas bahwa kotak itu diberikan untuknya.
Siapa lagi pemberinya kalau bukan Becca. Perempuan itu mengucapkan selamat ulang tahun untuk Freen, dan meminta gadis itu untuk bersiap sebelum jam tujuh malam. Tanpa sadar, Freen tersenyum saat membaca surat yang ditulis tangan itu. Tulisan Becca benar benar berantakan.
Freen menatap gaun yang melekat di tubuhnya. Sebuah off shoulder bow dress berwarna biru muda yang tampak begitu pas dengan tubuhnya, seolah gaun itu memang diciptakan untuk Freen seorang. Dilengkapi dengan sebuah clutch putih yang begitu cantik, dan high heels setinggi lima senti yang menambah kesempurnaan Freen. Semua barang yang melekat pada diri Freen sekarang merupakan pemberian dari Becca tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Obsessed With You - END
Fantasy"I wants you, Freen. I'm so obsessed with you."