"Arsenio, kembalikan sepatuku!"
"Pakailah yang lain, Dery! Aku pinjam hari ini saja!"
"Kembalikan, sialan!"
Freen hanya bisa geleng geleng kepala saat melihat putra kedua dan ketiganya, Hendery dan Arsenio saling kejar kejaran. Wanita itu bersedekap sambil memasang wajah ketusnya. Tak butuh waktu lama, hingga Hendery dan Arsenio sadar.
"Hai, Mom." Sapa Hendery. Ia mencium pipi Freen, namun hal itu tak mampu mengubah ekspresi wajah sang ibu yang terlihat begitu menyeramkan.
"Sudah berapa kali Mommy bilang untuk tidak berlarian di dalam rumah?!" Tanya Freen ketus. Hendery dan Arsenio menyengir.
"Maaf. Salahkan Arsenio yang mengambil sepatuku tanpa izin."
"Salahkan Dery saja, Mom. Dia terlalu pelit. Bukankah Mom bilang kita tidak boleh pelit pada saudara?"
Hendery tak terima. "Kau bisa pakai semuanya, tapi tidak dengan yang satu itu, bodoh!"
"Kenapa? Karena kau memiliki kenangan indah dengan laki lakimu saat menggunakan sepatu ini?" Ledek Arsenio. Ia mulai kesal, lalu melempar sepatu kakaknya begitu saja, hingga hampir mengenai kepala salah satu pelayan yang kebetulan lewat. Perbuatan Arsenio mampu memancing amarah Hendery dan Freen.
"Arsenio!" Tegur Freen. Wanita itu menatap kedua putranya tajam. "Kalian sudah besar! Berhenti memperdebatkan masalah yang tidak penting! Arsenio, berhenti melempar barang seperti itu. Mommy tidak ingin melihatmu melakukannya lagi. Paham!"
"Ada apa ini?"
Percakapan ketiganya diinterupsi oleh suara sang kepala keluarga, Becca. Ia menatap ketiganya bingung.
"Arsenio mencuri sepatuku, Dad" Adu Hendery.
"Cih, pengadu." Gumam Arsenio. Lagi lagi, ia memancing kemarahan Hendery.
Tangan laki laki tiga belas tahun itu terkepal. Hampi saja ia mendaratkan bogem mentah di wajah Arsenio, tetapi urung karena Becca buru buru menahan.
"Selesaikan saat tidak ada Mommy. Aku tidak ingin perbuatan kalian membuatnya kepikiran." Bisik Becca pada kedua anaknya. Mau tak mau, Hendery menurunkan kepalan tangannya.
Becca merangkul pinggang Freen. "Kita kebawah duluan. Aku lapar."
Sebelum pergi, Freen kembali menatap kedua putranya penuh peringatan, lalu pergi bersama istrinya ke ruang makan.
***
Seperti biasanya, setiap pagi, keluarga Becca sarapan bersama. Itulah salah satu peraturan yang Freen buat, untuk menjaga keakraban keluarga mereka. Bahkan Matthew yang sudah tinggal di apartemen sendiri pun setiap pagi selalu berkunjung ke rumah untuk sarapan.
Dua puluh empat tahun pernikahan Becca dan Freen, mereka sudah dikaruniai empat orang anak.
Matthew Theo Armstrong— si sulung, sekarang sudah berusia dua puluh tiga tahun.
Yang kedua ada Hendery Hartigan Armstrong, yang biasa akrab dipanggil Dery. Ia sudah berusia dua puluh tahun.
Yang ketiga, ada Arsenio Gerlart Armstrong, lahir satu tahun setelah Hendery. Sekarang, laki laki itu sudah berusia sembilan belas tahun.
Dan yang terakhir, ada Maureen Nattalie Armstrong, gadis cantik jelita yang berusia tujuh belas tahun.
"Selamat pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Obsessed With You - END
Fantasy"I wants you, Freen. I'm so obsessed with you."