"Congratulations, Abangku!"
Freen langsung berhambur ke pelukan Saint begitu sosok kakaknya keluar dari ruangan. Tak lupa, ia menyerahkan sebuah buket bunga cantik yang sudah di pesannya beberapa hari lalu.
Saint terkekeh melihat buket bunga yang Freen belikan. Adiknya itu, saking senangnya dengan warna biru, sampai memberi Saint buket bunga bertema biru muda juga.
"Ini mah, lo yang demen." Katanya, membuat Freen menyengir.
"Udah." Becca kembali menarik Freen hingga kembali ke pelukannya.
"Posesif amat." Cibir Saint. Tak lama, seorang laki laki berambut coklat yang sama sama memakai toga menghampiri.
"Wah, ini Bang Perth, ya?" Tanya Freen. Gadis itu langsung mengulurkan tangannya. "Hai, Bang. Gue Freen, adiknya Bang Saint."
Perth membalas uluran tangan Freen, membalas gadis itu tak kalah ramah. "Gue Perth. Akhirnya, gue ketemu sama lo, Freen. Bener kata Saint, lo cantik bang—"
"Beb, tolong fotoin gue sama Freen, dong." Sela Saint tiba tiba.
Perth dan Freen terkikik melihat Saint yang salah tingkah. Sedangkan Becca, hanya diam dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku, sama sekali tak tertarik terlibat dalam percakapan.
Saint menyerahkan ponselnya pada Perth. Freen dan Saint melakukan berbagai pose, mulai dari yang formal hingga tidak.
"Becca, sini!" Freen menarik tangan Becca, mengajaknya foto bersama.
"Sini, gue fotoin kalian, Bang." Kata Freen setelah puas berfoto. Ia menggeser sedikit tubuh Becca, lalu mengambil beberapa foto Saint dan Perth.
Sementara, ketiga orang itu sibuk dengan foto, Becca malah sibuk mengamati Freen. Gadis itu sudah tak lagi murung seperti tadi pagi, membuat Becca bernapas lega.
Becca baru saja bangun, dan mendapati Freen tak berada di sebelahnya. Ia mengedarkan pandangan, dan mendapati gadisnya sedang duduk di kursi baca sambil menghadap jendela.
"Sayang" Panggil Becca. Freen—yang tak mendengar Becca memanggil, sama sekali tak merespon.
Becca pun bangkit, lalu menghampiri Freen.
"Mikirin apa?"
"Ayah sama Ibu." Freen menghela napas. "Aku merasa ada yang aneh, Becky. Hari ini wisudanya Abang, tapi mereka nggak muncul sama sekali."
Becca tak menjawab. Ia sibuk mengecupi leher, menikmati hal favorit yang sudah lama ia tak rasakan. Setelahnya, ia mengecup pipi Freen kilat, lalu menegakkan tubuhnya. "Mandi, terus sarapan. Nggak mau telat kan, nanti?"
"Becca, jangan ngalihin—"
"Nanti kita bicarain lagi, sayang. Mandi dulu, sana. Kamu pengen sarapan apa?"
Freen menipiskan bibirnya. "Terserah. Aku mandi dulu, ya."
Becca menatap punggung Freen yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Ia mengacak rambutnya, mengambil pakaian, dan mandi di kamar mandi lain. Sejak itu, Becca terus berusaha mengalihkan pikiran Freen dari kedua orang tuanya. Ia sampai hampir kehabisan cara untuk membuat Freen berhenti murung. Untungnya, saat melihat Saint, gadis itu kembali terlihat senang.
"Becca! Kok melamun?" Tanya Freen, membuat Becca tersentak. Ia mengedarkan pandangannya, dan tak lagi mendapati Perth dan Saint.
"Mana Abang kamu?" Tanyanya.
"Sama temen temennya. Katanya, mereka mau makan makan bareng gitu, ngerayain kelulusan. Kita pulang sekarang, ya?"
Becca mengangguk. "Makan dulu, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Obsessed With You - END
Fantasy"I wants you, Freen. I'm so obsessed with you."