Aluna membuka matanya dengan perlahan. Terlihat sesosok laki-laki tampan yang sedang membaca buku di hadapannya. Aluna mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, matanya tertuju dan berhenti pada seorang laki-laki dengan kulit sawo matang yang duduk di sebelah kakinya seraya bermain game.
Aluna memijat pelan kepalanya yang terasa sakit. Kemudian ia berusaha untuk bangkit dari posisi tidurnya. Liam yang menyadari hal itu segera menahan Aluna untuk tetap berbaring.
"Tiduran dulu aja, masih jam istirahat," ucap Liam.
Apa? Istirahat? Aluna melewatkan dua jam pelajaran? "Istirahat?" tanya Aluna heran dan terkejut.
Reygan menutup buku dan menyimpannya di atas nakas. "Lama banget lo tidur," ketus Reygan.
Aluna memutar bola matanya. Liam tersenyum melihat tingkah Aluna, "Tenang, Reygan bakal minjemin buku catetan biologinya ke lo."
Reygan yang disebut namanya menatap Liam dengan tajam, "Iya kan Rey?" Reygan hanya membalasnya dengan dehaman pelan.
Suara ketukan pintu dan seseorang masuk ke dalam ruangan UKS membuat mereka menghentikan obrolannya melihat siapa yang datang. Seorang gadis membawa satu kantong plastik yang berisi satu kotak makanan dan juga minuman.
"Hai," sapa gadis itu.
Aluna membalasnya dengan senyuman tipis. Tasya menghampiri Aluna, ia merasa bersalah ketika melihat kondisi Aluna yang seperti ini. Wajah Aluna pucat dan banyak memar di seluruh tubuhnya, serta dahi yang tertutupi oleh perban. Bukan hanya itu, ia juga melihat selang infus yang menempel pada tangan Aluna. Separah itukah Aluna karenanya?
"Ini makanan buat lo," ucap Tasya.
"Gimana kondisi lo sekarang?"
Aluna tersenyum tipis, "Gue gak kenapa-kenapa kok."
Tasya menunduk, "Maaf karena gue, lo jadi kayak gini. Dan gue minta maaf, gak bisa bantu lo."
"Bukan salah lo, gak usah merasa bersalah," balas Aluna.
Tasya diam sejenak, canggung rasanya berlama-lama, apalagi dalam keadaan dirinya merasa bersalah. "Mmm, dimakan ya makanannya. Gue pamit ke kelas."
Aluna mengangguk, "Thanks ya."
Aluna mencoba untuk bangkit dari tidurnya, dengan sigap Reygan membantu Aluna. Kemudian memberikan dua makanan dan dua minuman pada Aluna. Sedangkan gadis itu mengerutkan dahinya heran, darimana makanan satu lagi itu berasal.
"Habiskan semua," ucap Reygan.
"Semua?"
"Yang satu lagi dari kita. Kalau lo sanggup, habisi semuanya. Porsinya gak banyak kok," jelas Liam.
Tidak sanggup? Justru Aluna sangat sanggup. Ia kehabisan tenaga dan butuh asupan makanan. Beruntungnya ia mendapatkan dua makanan dengan menu berbeda. Aluna tidak akan menolaknya, apalagi gratis seperti ini.
Tidak banyak bicara, Aluna segera melahap makanannya. Sedari pagi perutnya belum diisi makanan sedikitpun, dan sekarang ia mendapat dua makanan gratis sekaligus. Sungguh bahagia perut Aluna kali ini.
Kedua laki-laki itu menatap Aluna heran, Aluna benar-benar menghabiskan makanannya. Apakah dia lapar?
"Udah boleh ke kelas kan?" tanya Aluna.
"Tunggu cairan infusan habis," jawab Reygan.
Dua laki-laki yang Aluna kira angkuh, menyebalkan, dan tidak berprikemanusiaan, ternyata memiliki sedikit hati yang baik.
Cairan infusan telah habis, waktunya Aluna kembali ke kelas. Akhirnya ia tidak melewatkan jam ketiga. Aluna turun dari brankar dibantu Liam dan juga Reygan. Kepalanya masih terasa sakit dan berat, sesekali Aluna kehilangan keseimbangan, tubuhnya masih terasa lemas. Tidak, Aluna jangan terlihat lemah, ia wanita kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...