Hari terakhir Aluna menjadi target Thunder. Setelah ini, ia akan hidup tenang dan nyaman seperti murid pada umumnya. Entah hal apa yang akan mereka lakukan pada gadis itu, Aluna harus siap merasakan sakit di hari terkhir menjadi target.
Aluna melangkahkan kakinya dengan cepat, suara teriakan riang itu terdengar lagi di telinganya, sungguh mengganggu. Aluna menatap dingin penonton yang menatapnya, serasa dirinya akan konser, anggap saja begitu. Belum saja Aluna tiba di lapangan, dua orang laki-laki menarik gadis itu dengan kasar. Mereka menarik rambut dan mencekik leher Aluna dari belakang.
Para iblis itu mulai kelaparan.
Setelah tiba di lapangan, mereka mendorong Aluna dengan kasar tanpa perasaan iba sedikitpun. Sorakan terdengar semakin ramai, sepertinya para setan itu tidak sabar menonton konser dirinya yang akan menggemparkan satu sekolah. Hahaha, miris.
"Mau coba kabur lagi?"
"Ingat ya, lo akan mendapatkan dua kali lipat hari ini."
Aluna memutar bola matanya malas. Hari terakhir, tidak mungkin Aluna membiarkan tubuhnya hancur oleh mereka. Kali ini ia akan mengadakan konser, itu artinya Aluna akan menampilkan sesuatu yang menarik untuk para penonton.
Aluna melihat jam tangan, sungguh mereka sangat niat untuk merundungnya pada pagi yang segar ini. Mungkin mereka akan mendapatkan nilai plus jika datang lebih awal ke sekolah, namun tidak dengan hal ini.
"Mulai! Mulai! Mulai!"
Kelompok Thunder meregangkan otot-ototnya, kemudian menatap Aluna dengan tatapan membunuh. Hari terakhir, level yang mereka berikan akan semakin kejam. Bertahan atau mati. Dua pilihan yang sulit. Tidak mungkin Aluna menyerah.
Jayden memukul rahang Aluna, beruntungnya Aluna segera menghindari tangan yang hampir mengenai rahangnya. Wajah Jayden berubah menjadi sedikit marah. Jayden melihat ke arah kaki Aluna untuk menyerang tumpuan utama.
Lagi-lagi dirinya gagal. Aluna lebih cepat menghindar, dan akhirnya Jayden hanya menendang angin yang tidak bersalah. Jayden semakin dibuat kesal. Ia akan mengeluarkan tinjuan hebat untuk menghajar Aluna. Dapat dipastikan gadis itu akan terkena serangannya.
Bugh
Yeah. Kena. Kena teman sekelompoknya yang didorong oleh Aluna. Gadis itu berhasil menghindari serangan Jayden yang terlihat sulit. Aluna tersenyum miring, hanya itu kemampuan yang dimiliki Thunder?
Suara teriakan kini semakin berkurang, mereka menonton perundungan ini dengan serius. Banyak orang yang terkejut dengan aksi Aluna yang sangat gesit menghadapi serangan Jayden si peninju hebat. Hebat? Apanya yang hebat? Hebat menyerang angin atau teman?
"Sialan!" umpat Jayden.
"Lo coba mempermainkan gue?!"
Jayden menatap Aluna murka. Ia mendekat ke arah Aluna, kemudian mencekik leher Aluna sekuat tenaga. Anda pikir Aluna akan diam? Tentu tidak. Aluna menendang titik tumpu utama, kemudian menangkis tangan Jayden, dan menyerangnya pada bagian perut. Kemudian ketika musuh lengah, Aluna menarik tangan Jayden ke belakang serta mencekiknya dari belakang.
"Segitu doang kemampuan lo?!" Aluna tersenyum meremehkan.
Bugh
Tanpa Aluna ketahui, seseorang menendang punggung belakangnya dengan sangat kencang. Aluna mendorong Jayden dengan kasar, kemudian mendekat pada laki-laki yang telah menendangnya. Aluna memukul pipi dan rahang laki-laki itu, beralih ke kaki untuk menjatuhkan musuh.
"Iblis yang lemah," cibir Aluna.
Disisi lain, Reygan sibuk memotret bahkan merekam kejadian tersebut secara diam-diam. Reygan dan Liam pun terkejut melihat hal yang dilakukan oleh Aluna. Darimana gadis itu belajar bela diri? Hingga sekelas Jayden dapat ia atasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...