Misstruck 24

491 62 50
                                    

"Lo anggota Thunder kan?" Monna mengangguk pelan.

"Lo udah lama jadi anggota Thunder?" lagi-lagi Monna membalasnya dengan anggukan.

"Lo tau siapa ketua Thunder?" pertanyaan ini tidak direspon olehnya. Gadis itu terdiam cukup lama seolah berpikir.

Monna mengangguk, Aluna tersenyum, akhirnya ada yang mengetahui identitas ketua Thunder. Dengan begitu, ia akan lebih cepat membubarkan Thunder dan menghabisi ketuanya. Monna menghela nafasnya sebelum menjawab siapa ketuanya. Dan, gadis itu mengubah anggukannya menjadi sebuah gelengan.

"Gue gak tau siapa ketuanya. Tapi gue tau siapa orang yang selalu berhadapan dengan ketua. Dia juga orang yang menugaskan kita dan melaporkan hasilnya pada ketua," jelas Monna.

"Lo bisa tanya itu ke Oline, dia tau siapa ketuanya."

Tunggu, Oline? Gadis yang tiba-tiba datang dan so akrab dengannya? Gadis menyebalkan yang meminta untuk dipukuli? Ternyata ia juga salah satu kelompok Thunder? Aluna mengangguk mengerti.

"Lo teman dekat Oline?" Monna mengangguk.

"Iya, maka dari itu gue tahu," jawabnya.

"Dia yang nyuruh lo buat nyerang gue kemarin?" tanya Aluna.

"Lo—" gadis itu menunjuk Aluna, sial, Aluna salah bertanya tentang hal itu.

Aluna mengangguk, Monna terlanjur mengetahui siapa dirinya. "Jadi, gak ada salahnya gue balas perbuatan lo kan?"

Seketika gadis itu berkeringat dingin, ia ketakutan dan was-was. Monna melihat sekeliling ruangan yang terkunci. Bagaimana ia bisa melarikan diri?

"Gue bakal jawab semua pertanyaan lo yang gue ketahui. Tapi tolong, jangan sakiti gue!" pinta Monna memohon.

"Oke, ada banyak pertanyaan buat lo," ucap Aluna seraya berpikir.

"Kenapa lo masuk ke dalam kelompok Thunder?"

Gadis itu berpikir sejenak, "Dulu, alasan pertama gue karena gue takut kena bully."

"Kedua, gue ingin terkenal."

"Dan ketiga, itu sebagai hiburan buat gue," jelasnya.

Aluna memutar bola matanya, dasar iblis tidak memiliki hati nurani. Ia tidak berpikir jika dirinya berada di posisi itu. Monna memang belum mendapat giliran menjadi target, ia tidak merasakan bagaimana rasanya diinjak, dipukul, disiksa tanpa ampun.

"Apa tujuan Thunder nge-bully orang lain?"

"Gue gak tau. Tapi yang pernah gue dengar, untuk melatih mereka," jawabnya.

Melatih? Maksudnya apa? Kali ini Aluna tidak mengerti dengan jawaban yang dilontarkan Monna. Melatih? Perundungan itu bukan pelatihan. Mengapa mereka menyebutnya melatih?

"Lo pernah dapat giliran itu?" tanya Aluna.

Monna menggelengkan kepalanya. Aluna tersenyum, ia mengambil sesuatu dalam tasnya. Aluna menutup mulut Monna agar tidak berteriak. Kemudian ia mengambil tali lainnya untuk menahan kaki dan tangan Monna agar tidak dapat melarikan diri dan memberontak.

Aluna mengambil pisau miliknya, kemudian menyayat tipis tangan Monna hingga membentuk beberapa ukiran panjang yang mengeluarkan sedikit cairan merah. Monna sempat memberontak, namun tenaganya kalah oleh Aluna. Gadis itu hanya terdiam pasrah menahan rasa sakitnya.

"Ini saatnya lo dapat giliran itu. Tidak lama, mungkin hanya dua puluh menit," ucap Aluna.

"Kesakitan yang lo rasakan saat ini adalah kesakitan korban yang pernah lo bully. Tapi ini gak seberapa, mungkin untuk mereka ini adalah hari pertama menjadi target, atau level satu," ucap Aluna seraya menyayat tangan Monna dengan perlahan.

Misstruck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang