Semua murid sibuk memperbincangkan kematian Arga, informasi itu menyebar ke seluruh murid Pelita High School. Mereka merasa heran dengan Thunder yang tewas satu persatu. Apakah ini sebuah kebetulan? Atau mungkin ada sesuatu yang terjadi diantara Thunder?
Liam menunjukkan ponselnya pada Aluna dan Reygan, kini mereka berada di perpustakaan. Liam menunjukkan sebuah foto seorang laki-laki yang terkulai lemas dan kaku di hadapan pohon besar. Mungkin lebih tepatnya di dekat lapangan golf. Aluna tidak merespon apapun tentang itu, ia tidak peduli dan tidak ingin tahu.
"Lagi-lagi Thunder tewas, ada sesuatu yang janggal," ucap Liam.
Selang beberapa menit kemudian, grup sekolah pun kembali ramai ketika berita Monna meninggal gantung diri di rumahnya. Teman dekatnya berkata bahwa Monna memang memiliki masalah keluarga, mungkin hal itu menjadi alasan Monna bunuh diri.
"Ada yang gak beres," ucap Liam.
Aluna menatap Reygan dan Liam secara bergantian, kemudian ia pergi meninggalkan mereka begitu saja. Aluna menghindari pembahasan tentang kematian kelompok Thunder. Ia tidak perlu mencari tahu tentang kematian kelompok Thunder, toh dirinyalah pelakunya.
Apa yang harus Aluna lakukan untuk mengetahui siapa Thunder sebenarnya, dan apa tujuan mereka, mengapa harus membuat daftar pilihan nama target. Aluna berjalan menuju taman sekolah untuk menenangkan pikirannya.
Tiba-tiba seorang gadis duduk di sampingnya, "Lo salah satu korban bully yang bertahan kan?" tanya gadis itu.
"Lo juga salah satu orang yang berani melawan Jayden saat itu kan?"
Gadis itu berdeham, "Gue butuh kemampuan bela diri lo di Thunder. Jika lo mau, lo akan menggantikan Jayden, Nathan, juga Arga. Lo akan berada di jabatan itu, sebagai ketua penyerang."
"Gimana? Lo mau gabung Thunder?"
"Manfaat yang lo dapat, lo gak akan dibully depan semua orang ketika bermasalah dengan anggota Thunder lainnya. Lo akan disegani oleh anak-anak, lo akan terkenal, dan lo akan memiliki banyak teman bahkan penggemar."
"Gue harap sih lo mau gabung."
Aluna menatap gadis itu dengan tajam, yang benar saja, ia menawarkan dirinya menjadi anggota Thunder yang justru akan menghancurkan Thunder? Aluna menyimak perkataan gadis itu seraya berpikir. Jika Aluna gabung pada kelompok Thunder, itu artinya ia harus merundung orang lain? Aluna tidak ingin menyakiti orang tidak bersalah dan tanpa alasan.
Namun, disisi lain Aluna akan lebih mudah mencari tahu dan menghancurkan Thunder. Pilihan yang sulit, Aluna tidak tahu harus menjawab apa. Aluna terdiam beberapa menit, sedangkan gadis itu dengan sabar menunggu jawaban dari Aluna, berharap gadis itu menyetujui permintaannya.
"Anggota Thunder kini berkurang, dan kita butuh member baru yang dapat diandalkan," jelas gadis itu.
Aluna mengangguk menyetujui permintaan gadis itu. Gadis itu tersenyum gembira ketika Aluna menyetujui tawarannya. "Dengan syarat, jadikan gue jabatan tertinggi untuk menggantikan tiga orang penting itu," pinta Aluna sedikit memaksa.
"Oke, gue akan ajukan hal itu," balas gadis itu.
Gadis itu mengulurkan tangannya, "Oh ya, gue Amira, bisa panggil gue Mira."
Aluna membalas uluran itu dengan memasang wajah datar, setelah itu ia pergi begitu saja tanpa berkata apapun. Mungkin gadis itu telah mengetahui namanya, jadi Aluna tidak perlu memperkenalkan dirinya.
Aluna akan menutupi hal ini dari Reygan. Meskipun kini mereka kerja sama, namun ia perlu menutupi hal penting untuk menyelidikinya sendirian. Reygan tidak mengetahui bahwa Oline ada sangkut pautnya dengan Thunder. Reygan tidak mengetahui bahwa ia memiliki dendam hingga membunuh Thunder. Dan Reygan tidak mengetahui bahwa kini dirinya menjadi salah satu kelompok Thunder, bahkan jabatan teratas Thunder.
▪︎■▪︎
Oline menghampiri Reygan yang sedang fokus membaca buku, seperti biasa, Reygan tidak akan membalas sapaan gadis itu bahkan tidak menganggapnya ada. Oline melihat buku yang di baca oleh Reygan, kemudian gadis itu tersenyum.
"Gue juga suka baca buku itu. Gue suka buku atau film bergenre action, mistery, thriller, fantasy dan semacamnya. Seru aja gitu, makanya gue suka."
"By the way, judul buku apa yang paling lo suka?" tanya Oline.
Reygan tidak menjawab, ia masih fokus pada bukunya. Oline menghela nafas panjang, ia merasa kesal dirinya tidak dianggap oleh Reygan. Gadis itu melipat kedua tangannya dan memajukan bibirnya. So imut banget gila.
Tetap saja Reygan tidak memedulikannya. Laki-laki itu justru pergi meninggalkan Oline dan mencari buku lainnya. Reygan menyimpan buku tersebut, kemudian mengambil ponsel di sakunya. Reygan menghubungi Aluna, mengapa gadis itu tidak balik lagi ke perpustakaan. Panggilan itu tidak dijawab oleh Aluna. Jangan-jangan gadis itu membantu target perundungan? Tidak akan Reygan biarkan itu terjadi.
Reygan berjalan cepat keluar perpustakaan, Oline yang melihatnya merasa heran. Gadis itu segera mengikuti kemana Reygan akan pergi. Kini Reygan memiliki satu ekor yang selalu mengikutinya.
Reygan melihat Aluna yang berjalan menuju kelas, ia berlari menghampiri Aluna. Gadis itu hanya menatap Reygan dengan heran, untuk apa ia berlari-lari untuk menghampirinya.
"Lo habis dari mana?" tanya Reygan.
Aluna menatap Reygan, "Perlu gue lapor semua yang gue lakuin?" ketus Aluna.
"Lo gak berhadapan dengan Thunder kan?"
"Gue habis dari toilet, perlu dijelasin dengan detail?" balas Aluna, Reygan menggeleng.
Aluna berjalan menuju tempat duduknya, diikuti dengan Reygan. Sedangkan gadis yang mengikuti Reygan menatap Aluna dengan penuh kebencian. Mengapa Reygan sedekat itu dengan Aluna? Mengapa Reygan mau berbincang dengan Aluna? Sedangkan dirinya selalu dianggap tidak ada, padahal ia selalu berusaha untuk dekat dengan laki-laki itu.
▪︎■▪︎
Aluna berjalan berdampingan dengan salah satu anggota Thunder bernama Amira yang mengajaknya untuk bergabung. Ia memasuki ruangan yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Kini Aluna berada di gerombolan iblis yang akan ia musnahkan. Aluna terpaksa berpura-pura pada Thunder.
"Ini dia member baru kita," ucap Amira menunjukkan Aluna pada kelompok Thunder.
"Dia yang akan menggantikan jabatan Jayden, Nathan, dan Arga. Kalian menyetujui itu kan?"
Semua mengiyakan dengan antusias. Aluna disambut hangat oleh kelompok Thunder. Meskipun Aluna pernah menjadi target karena sebuah masalah, namun kini mereka menganggap Aluna sebagai teman mereka. Aluna diajak untuk berbincang dengan mereka, memperkenalkan diri dan pengalaman lainnya tentang Aluna.
Mereka memang kejam pada orang lain, namun di dalam kelompoknya mereka terlihat solid dan menyenangkan. Tidak, tujuan Aluna itu untuk menghancurkan Thunder, bukan untuk berteman dengan mereka. Meskipun Aluna tidak membunuh semua Thunder, setidaknya kelompok ini lenyap dan tidak lagi merundung orang lain.
Hari ini bukan waktu yang tepat jika Aluna mencari tahu atau bertanya siapa ketua dan alasan mereka merundung murid di sekolah ini. Ia akan mencari waktu yang tepat untuk bertanya dan mengungkap tentang Thunder. Ia berharap rencana ini akan berjalan lancar.
▪︎■▪︎
Dibuat 10 Februari 2024
Dipublish 17 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...