Misstruck 17

540 71 44
                                    

Semua murid berkumpul di pagi yang mendung ini, mereka bersorak ria mengelilingi lapangan. Sekelompok Thunder berdiri seraya meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Teriakan mereka semakin terdengar riuh ketika seorang gadis ditarik secara paksa menuju tengah lapangan. Gadis itu terus memberontak, ia tidak ingin dirinya dirundung.

"Lo gak bisa keluar, karena lo terlanjur masuk ke dalam pilihan target."

Gadis itu menatap Thunder seperti mengancam, nyatanya gadis itu justru ketakutan. Kelompok Thunder merasa diremehkan, tanpa aba-aba, seorang laki-laki menendang perut gadis itu hingga tersungkur. Tak hanya itu, dua gadis Thunder menyiram gadis itu dengan air kotor.

Gadis itu berusaha untuk berdiri, namun gagal, laki-laki itu dengan cepat mendorong gadis malang yang menjadi target. Kemudian laki-laki bernama Arga menendang tubuh gadis bernama Via yang kini ketakutan. Rasanya ia ingin pergi hari ini juga. Ia malu dan sakit berada di posisi ini.

Reygan dan Liam yang baru saja datang berdiri di tengah banyaknya murid yang sedang menonton perundungan ini. Mereka hanya melihatnya tanpa berniat membantunya. Percuma saja mereka membantu, Thunder tidak akan mendengarnya. Jika mereka menghajar Thunder, justru Thunder akan semakin gila untuk menghabiskan target. Sungguh kelompok aneh.

Disisi lain, Aluna melangkahkan kakinya menuju kerumunan yang sangat ramai, matanya tertuju pada orang-orang yang berada di tengah lapangan. Lagi-lagi perundungan itu terjadi. Aluna tidak akan tinggal diam, ia akan membantunya, ia tidak ingin banyak korban perundungan di sekolah ini.

Aluna berjalan cepat menuju lapangan, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang. Aluna mengundurkan langkahnya dan melihat siapa orang yang menariknya. Aluna menatap tajam laki-laki yang kini menggenggam erat pergelangan tangan Aluna.

"Lo membiarkan perundungan ini, itu artinya lo sama seperti iblis itu," ucap Aluna.

Reygan menatap Aluna tak kalah tajam, "Lo akan jadi target lagi."

Aluna memutar bola matanya malas, kemudian menghempaskan tangan Reygan dari lengannya. Ketika Aluna akan melangkahkan kakinya, tangan itu pun menahannya lagi. Bukan, itu bukan tangan Reygan, melainkan Liam yang menahan Aluna untuk tidak membantu orang yang sedang menjadi target.

"Aluna, mereka akan semakin brutal jika lo menjadi terget kedua dengan mencari masalah ke mereka," ucap Liam.

Lagi-lagi Aluna memutarkan bola matanya malas, ia tidak peduli dengan apa yang terjadi pada dirinya. Aluna bukan orang lemah, ia pandai bela diri, bahkan bisa saja Aluna membunuh mereka saat ini juga. Jika Aluna tidak berpikir panjang, Aluna akan membunuh mereka dan dipertontonkan banyak orang. Namun hanya orang bodoh yang melakukan itu.

"Aluna!" tegas Liam ketika Aluna berusaha melepaskan tangan Liam dari lengannya.

"Gue bukan manusia berhati kosong kayak lo berdua," balas Aluna.

"Lo boleh peduli, tapi bukan saat ini, Aluna!" kesal Liam.

Aluna menarik nafasnya, "Terus gue cuman ikut nonton perundungan ini? Gue bukan iblis!"

"Dasar keras kepala!" umpat Reygan.

Reygan menarik tangan Aluna untuk berdiri diantara Reygan dan Liam. Lengan Aluna digenggam erat oleh keduanya, mereka menahan Aluna layaknya menjaga pasien rumah sakit jiwa yang sedang tantrum.

Thunder terus-menerus menghajar Via yang telah meringis kesakitan dan merintih untuk menghentikan serangannya. Thunder tidak akan berhenti sebelum bel masuk berbunyi atau guru membubarkannya. Kali ini Aluna terlihat seperti pengecut tidak memiliki hati menonton perundungan ini.

Misstruck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang