Hari ini Reygan dan Liam memiliki urusan lain hingga melupakan penyelidikannya pada kelompok Thunder. Kini Reygan tengah berada di sebuah bangunan megah dengan nuansa hitam emas. Ia dipaksa untuk mengikuti ayahnya ke acara pertemuan penting antar perusahaan. Mengapa Reygan harus ikut? Reygan satu-satunya penerus perusahaan ayahnya. Reygan yang akan menggantikan ayahnya di perusahaan milik ayah Reygan.
Sedangkan Liam, ia harus latihan sepak bola yang akan tanding minggu depan. Ia harus lebih fokus pada sepak bola agar sekolahnya mendapat kemenangan. Banyak waktu untuk melakukan penyelidikan lainnya.
Reygan duduk seorang diri di salah satu meja berbentuk bulat. Suasana ini sangat membosankan. Mungkin ia satu-satunya anak remaja yang berada di tengah orang-orang tua.
Mata Reygan tertuju pada ayahnya yang dikeliling beberapa wanita dengan pakaian dan hiasan yang mencolok. Reygan benci pemandangan itu. Ayahnya sangatlah murahan, tidak dapat menjaga image di tempat penting seperti ini. Secara tidak langsung, orang lain akan memandang Reygan sama dengan ayahnya.
Seorang gadis duduk di samping Reygan seraya membawa dua minuman di tangannya. Gadis itu mengulurkan minuman pada Reygan, sedangkan Reygan hanya menatap minuman itu dengan heran. Siapa gadis itu? Mengapa gadis itu seolah mengenalnya?
"Buat lo," ucapnya. Terpaksa Reygan menerima pemberian gadis itu.
Gadis itu mengulurkan tangannya, "Oline," sapa gadis yang bernama Oline.
Reygan menatap tangan itu sesaat tanpa membalas uluran tangannya. Oline tersenyum tipis, ia melihat ke lain arah seraya mencari topik. "Hmmm, lo sendirian?" tanyanya.
Reygan masih terdiam, Oline menghela nafasnya, apakah ia gila berbicara dengan dinding berbentuk manusia? Atau es yang diukir seperti manusia? Tidak, laki-laki dihadapannya manusia asli. Apa mungkin bisu? Kelihatannya tidak. Lalu?
"Siapa nama lo?" meskipun Oline telah mengetahui siapa nama Reygan, namun ia sengaja bertanya seperti itu, berharap Reygan menjawabnya.
"Reygan," jawab Reygan dingin. Gadis itu mengangguk, akhirnya Reygan menjawab pertanyaannya.
"Lo akan melanjutkan perusahaan bokap lo?" tanya Oline untuk yang sekian kalinya.
Namun Reygan tidak menjawab, laki-laki itu justru pergi begitu saja tanpa sepatah kata. Sangat tidak sopan. Reygan merasa risih jika ada orang so akrab padanya. Ia juga risih dengan keramaian para orang tua ini. Reygan memilih untuk menenangkan telinga dan pikirannya di toilet.
▪︎■▪︎
Aluna melempar tasnya ke sembarang arah, kemudian ia duduk di tepi kasur seraya melihat luka memar di tangan dan kakinya. Aluna menghela nafas gusar, pertama kalinya ia merasakan perundungan sekejam ini. Namun bagi Aluna, luka di tubuhnya itu hal biasa. Aluna seringkali mendapatkan kekerasan dari orang tuanya.
Aluna tinggal bersama orang tua angkat, ia di adopsi dari panti asuhan. Sialnya, ia menemukan orang jahat yang menjelma menjadi orang baik sejak awal mereka bertemu. Semuanya berubah, ia tidak menyangka bahwa orang tua angkatnya akan seperti ini. Mereka benar-benar menganggap Aluna layaknya sampah yang harus dibuang. Jika begitu, untuk apa mereka menjadikan Aluna sebagai anak angkatnya?
Kini, Aluna memilih hidup sendiri. Ia jauh dari orang tua angkatnya, ia hanya menerima sedikit biaya yang diberikan orang tua angkatnya yang masih berkewajiban bertanggung jawab atas dirinya. Dengan itu, hidup Aluna sedikit membaik, setidaknya ia mendapatkan ketenangan ketika pulang.
Aluna pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang kotor dan penuh luka, juga darah. Setelah itu Aluna pergi ke dapur untuk membuat makan malamnya. Hanya ada telur dan mie instan yang tersimpan di lemari. Tidak apa, setidaknya perut Aluna tidak kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...