Reygan menghentikan motornya di depan rumah yang cukup besar. Ia turun dari motor dan memasuki rumahnya tanpa menunggu Aluna. Gadis itu mengikuti langkah Reygan dengan langkah yang cepat. Sengaja Aluna tidak menjawab pertanyaan Reygan saat itu, agar dirinya mengetahui rumah Reygan dan isinya. Siapa tau Aluna mendapatkan petunjuk tentang Reygan sebenarnya.
"Mau minum apa?" tanya Reygan.
"Terserah," jawab Aluna, Reygan menarik nafasnya, tidak ada jawaban lain selain terserah?
"Gak ada minuman terserah," balas Reygan seraya pergi ke dapur untuk mengambil minuman.
Aluna melihat foto-foto yang terpajang di ruang tamu. Bukan foto keluarga, melainkan foto bangunan perusahaan, penghargaan, dan foto seorang lelaki berpakaian rapi menggunakan jas. Tidak ada foto Reygan yang terpajang di ruang ini.
Reygan kembali dengan membawa minuman dingin dan beberapa cemilan. Ia menyimpannya di atas meja, kemudian ia duduk di sofa sebelah Aluna. Reygan melihat mata Aluna yang tertuju pada foto-foto di ruangan tersebut.
"Foto gue gak akan terpajang di ruangan ini," ucapnya.
Reygan mengingat pertama kali ketika ia memasuki rumah Aluna yang memiliki banyak koleksi mobil mini. Ia pun ingin menunjukkan koleksinya pada Aluna.
"Lo mau lihat koleksi gue?" tawar Reygan, Aluna tidak menjawab, namun ia menatap Reygan seolah berkata 'Ya'.
Laki-laki itu mengajak Aluna menaiki anak tangga untuk tiba di kamarnya. Reygan membuka pintu kamar dan mempersilakan Aluna untuk memasuki kamarnya. Sedari tadi, Aluna tidak melihat keluarga atau orang di rumah ini. Apa mungkin Reygan tinggal sendiri seperti dirinya?
"Orang tua lo mana?" tanya Aluna.
"Bokap sibuk," balas Reygan singkat.
Reygan menunjukkan koleksinya yaitu lukisan atau gambar abstrak juga memorabilia musik. Dan yang paling menonjol ialah satu rak buku besar yang tersusun rapi dan tidak ditemukan ruang kosong diantara buku itu. Mungkinkah Reygan membaca semua buku di raknya itu? Apakah matanya baik-baik saja?
Aluna mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang berbeda. Ia melihat beberapa topeng terpajang di samping meja belajar. Tunggu, topeng? Untuk apa topeng itu? Atau itu salah satu koleksinya?
Aluna mengingat sesuatu yang dikatakan Zoya pada saat itu. Ketua Thunder sering memakai topeng, maka dari itu mereka tidak mengetahui identitasnya. Apa mungkin ia adalah Reygan? Jadi Reygan ketua dan pelaku perundungan yang ia cari?
"Lo juga koleksi topeng?" tanya Aluna seraya menghampiri topeng itu.
Reygan mengikuti langkah Aluna, "Ngga, gue sedikit tertarik dengan topeng itu," jelas Reygan.
"Untuk apa topeng ini?"
"Lo mau? Ambil aja," jawab Reygan.
Aluna semakin curiga dengan jawaban Reygan. Aluna bertanya, bukan meminta. Mengapa Reygan seolah mengalihkan pertanyaan darinya. Langkah Aluna beralih ke rak buku yang tersusun rapi. Buku itu tersusun tiap kelompoknya.
"Lo pernah pake topeng itu keluar rumah?" tanya Aluna.
"Untuk apa menutupi wajah tampan?" Aluna memutar bola matanya mendengar balasan Reygan yang sangat percaya diri. Menyebalkan.
"Yaudah, lo liat-liat dulu aja. Mau baca buku juga boleh, ambil sesuai selera lo. Gue mau masakin makanan buat lo," ucap Reygan, setelah itu ia pergi ke dapur, membuat makanan untuk Aluna yang mungkin kini sedang lapar.
Lagi-lagi pandangan Aluna tertuju pada topeng yang terpajang itu. Bagaimana ia mencari tahu lebih lanjut bahwa Reygan adalah ketuanya? Namun ia sangat yakin Reygan dalang dari semua ini, berpura-pura tidak mengetahui semua yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Gizem / GerilimDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...