Misstruck 36

475 51 50
                                    

Liam memukul rahang Aluna, dan kali ini berhasil. Pukulan itu tepat mengenai rahang gadis itu. Aluna tersenyum miring, merasakan sakit yang menjalar akibat pukulan dari Liam.

"Pelita akan kalah hanya karena manusia pengganggu kayak lo!"

"Lo menghancurkan semuanya, Aluna!"

Liam menarik kerah seragam Aluna, "Lo sanggup melawan Lentera sendirian? Gue rasa nggak! Lo juga lemah, Aluna!"

"Lo ngebuat seolah mereka bunuh diri? Dasar Psycho!"

Liam tersenyum miring, "Pantesan, semenjak kedatangan lo di sekolah ini, semuanya terasa aneh. Dan ternyata ini semua ulah lo. Mungkin lo lebih buruk dari gue, Aluna!"

Liam memukul gadis itu, "Lo juga yang membunuh Oline?! Orang yang selama ini membantu gue?"

Aluna menundukkan kepalanya ketika mengingat tanpa sengaja dirinya menembak kepala Oline. Jujur saja, Aluna merasa bersalah dengan hal itu. Benar yang dikatakan Liam, ia lebih buruk dari Liam. Ia membunuh dan memfitnah korban seolah bunuh diri. Jadi, apakah Aluna dapat disebut dengan iblis?

"Cewek sialan!" murka Liam memukul Aluna berkali-kali, amarahnya semakin memuncak.

"Gue salah menilai lo Aluna! Gue kira lo berbeda dari yang lainnya. Ternyata lo lebih buruk dari semua cewek yang pernah gue kenal!"

Aluna terdiam pasrah ketika Liam memukuli dirinya. Setelah ia mengetahui alasan dari semua permasalahan, ia sadar, yang dilakukannya selama ini adalah hal yang salah. Aluna salah mengambil langkah, ia salah mengambil keputusan, ia salah sasaran. Dendamnya hanya berakhir dengan penyesalan.

Seseorang membuka pintu rooftop, ia terkejut ketika melihat teman dekatnya sedang memukuli seorang gadis. Apa yang terjadi? Mengapa Liam semarah itu pada gadis yang kini sedang meringkukan tubuhnya melindungi diri dari pukulan Liam.

"Stop!"

Liam menghentikan aksinya, ia melihat kedatangan seseorang. Reygan menghampiri mereka berdua dan menatap Liam dengan tajam. Kemudian matanya beralih pada seorang gadis yang terdiam lemah. Reygan terkejut ketika menyadari bahwa gadis itu adalah Aluna yang sedari tadi ia cari.

Reygan segera membantu Aluna untuk duduk. Banyak luka memar di wajahnya. Mengapa gadis itu tidak melawan Liam? Apa yang telah terjadi? Ia tidak mengetahui permasalahan mereka berdua. Padahal sebelumnya mereka terlihat baik-baik saja.

"Lo lebih membantu pembunuh munafik daripada teman lo sendiri?"

Reygan mngerutkan dahinya tidak mengerti. Pembunuh? Apa maksud Liam? Mengapa menyebut Aluna pembunuh?

"Dia yang udah membunuh beberapa kelompok Thunder membuat seolah mereka bunuh diri. Tapi dia juga bergabung ke Thunder. Dia bukan orang baik yang selama ini lo pikirkan," jelas Liam.

"Cewek so polos yang selalu memasang wajah tanpa dosa. Merasa dirinya paling benar dan suci. Merasa dirinya paling hebat tak terkalahkan. Iblis teriak iblis."

"Dia yang udah membuat onar di sekolah ini! Pembawa sial!" umpat Liam.

Amarah Aluna memuncak, ia berusaha menahannya namun kali ini tidak bisa. Mengapa laki-laki itu menyalahkan Aluna dan merasa dirinya paling benar? Aluna bangkit dari duduknya, gadis itu segera memukul rahang Liam, kemudian menarik kerahnya.

"Lo gak nyadar kalau lo juga pembunuh, Liam!" murka Aluna.

"Lo yang udah membunuh Andra!"

"Dasar laki-laki brengsek!"

Aluna memukul Liam berkali-kali, "Lo juga ketua Thunder yang selama ini berpura-pura membantu menyelidiki Thunder. Lo juga munafik, Liam!"

Misstruck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang