Akhirnya mereka bernafas lega setelah berhasil mengalahkan Lentera. Seperti perjanjian awal, jika salah satu dari mereka kalah, mereka harus mundur dan jangan pernah ada penyerangan lagi setelah ini. Pertarungan ini adalah terakhir dan jangan pernah terjadi lagi.
Aluna menghela nafas kasar, cukup melelahkan, namun lelahnya tidak sia-sia. Aluna berlari kecil menghampiri Reygan dan Liam. Rasanya ia bahagia berhasil mengalahkan lawan tanpa luka sedikitpun. Aluna pun akan berterimakasih atas kerja sama yang mereka lakukan.
Seseorang berlari kencang seraya membawa tongkat baseball dengan posisi siap memukul. Ia tersenyum miring menatap fokus pada satu arah. Ia semakin mempercepat larinya, ia melompat seraya memukul seseorang menggunakan tongkat baseball dengan penuh tenaga. Dan,
Brukk
Seorang laki-laki itu berhasil memukul kepala belakang gadis yang sedang berlari kecil, menyerangnya dari belakang. Dasar pengecut. Suara pukulan itu terdengar oleh beberapa kelompok Pelita, termasuk Reygan dan Liam. Mereka membelalakan matanya ketika melihat Aluna terjatuh dan seseorang di belakangnya yang tengah tersenyum seraya menggenggam tongkat baseball.
Seketika Pelita berlari mengepung laki-laki yang telah memukul Aluna dari belakang. Reygan segera maju menghampiri laki-laki itu dan segera memukulnya tanpa ampun. Reygan mengambil tongkat baseball milik laki-laki itu, kemudian memukul kepalanya seperti yang laki-laki itu lakukan pada Aluna.
"Pengecut sialan," umpat Reygan.
Laki-laki itu terkulai lemas. Kini tidak ada satupun kelompok Lentera yang tersisa. Beberapa dari mereka terkulai lemas dipenuhi darah atau hanya kesakitan akibat serangan yang diberikan Pelita.
Reygan segera membopong tubuh Aluna yang sangat lemas dengan wajah yang seketika pucat. Hidung Aluna pun mengeluarkan darah segar secara tiba-tiba. Reygan semakin khawatir dengan keadaan Aluna saat ini, begitu juga dengan Liam.
"Bawa mereka (Pelita) ke rumah sakit," titah Liam kepada murid Pelita, kemudian ia berlari menyusul Reygan.
Pelita berhasil mengalahkan Lentera meskipun hanya sedikit murid dari Pelita yang tersisa. Namun sangat disayangkan, pahlawan utama mereka harus tumbang karena seorang pengecut yang datang secara tiba-tiba. Aluna, gadis yang selalu cepat untuk membantu mereka yang kesulitan kini harus dilarikan ke rumah sakit. Mereka berharap gadis itu baik-baik saja.
▪︎■▪︎
Seorang gadis terbaring lemas di atas ranjang pasien di ruang ICU. Beberapa alat medis berada di tubuh gadis itu, keadannya sangat kritis. Sudah dua hari gadis itu belum sadarkan diri, gadis itu masih tetap menutup matanya.
Reygan menatap wajah Aluna yang terlihat sangat pucat. Ia selalu berharap Aluna segera sadar. Ia tidak tega melihat keadaan Aluna yang lemah seperti ini. Reygan mengusap kepala Aluna dengan lembut, ia juga menggenggam tangan Aluna yang terdapat oximeter di telunjuknya.
"Aluna," panggil Reygan seraya menatap wajah gadis itu dengan lekat.
"Gue mohon lo sadar. Kita rayakan kemenangan kita. Kemenangan lo juga, Lun."
Hal yang membuatnya trauma ialah kehilangan seseorang. Ia tidak ingin kehilangan yang kesekian kalinya. Ia takut Aluna pergi dari kehidupannya. Gadis itu berhasil membuat Reygan lupa dengan masa lalu. Gadis itu berhasil membuat Reygan tertarik dengan kepribadian yang dimilikinya. Aluna berbeda dengan wanita lain, meskipun ia menyeramkan, bahkan bisa disebut psychopath, namun Reygan menyukai hal itu.
Selama ia kenal dengan Aluna, hanya tentang penyelidikan sebagai pembahasan antara mereka berdua. Masalah penyelidikan itu telah terungkap dan selesai, Reygan ingin mereka membuka tentang diri mereka masing-masing. Mengenal lebih jauh tentang diri pribadi dan kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...