Sekelompok Thunder berkumpul di tengah lapangan menunggu target selanjutnya. Mereka meregangkan otot sambil berbincang ria. Satu persatu murid berdatangan untuk menonton perundungan hari ini. Sedangkan Aluna yang telah menjadi anggota Thunder kini berjalan sembunyi-sembunyi, agar dirinya tidak ikut merundung target.
Perundungan terjadi setiap hari, pagi, istirahat, dan pulang. Jika korban telah selesai menjadi target selama tiga hari, akan ada korban lain yang telah dipilih menjadi target. Hal itu terus-menerus terjadi hingga saat ini.
Akhirnya Aluna telah tiba di kelas tanpa diketahui oleh Thunder. Aluna bernapas lega, kemudian Aluna menelungkupkan kepalanya untuk tertidur. Gadis itu memejamkan matanya dengan perlahan. Gadis itu lebih memilih tidur agar dirinya tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Aluna," panggil seseorang.
Aluna membuka matanya dengan perlahan, kemudian menoleh ke arah suara, Aluna menatap laki-laki itu seolah bertanya.
"Reygan sekarang gak masuk kelas, ada pertandingan basket," ucap Liam.
Hal itu tidak penting bagi Aluna, gadis itu tidak menjawab ucapan Liam, ia kembali memejamkan matanya untuk tertidur hingga bel masuk berbunyi. Namun lagi-lagi Liam mengganggu tidurnya. Laki-laki itu memberikan sebuah buku pada Aluna. Gadis itu menghela nafasnya, berusaha untuk tetap sabar, kemudian menatap buku itu dan beralih menatap Liam.
"Buku apa?"
"Sekarang ada ulangan fisika, mending lo baca buku rangkuman Reygan. Dia nitip itu ke gue," jelas Liam.
Aluna memutar bola matanya, ia ingin tertidur, bukan belajar. "Oh, Thanks," ucapnya menghargai.
Dengan terpaksa ia membuka buku Reygan. Tulisan dalam buku itu sangatlah rapi dan tidak ada coretan satu pun. Rangkuman yang Reygan tulis pun mudah di mengerti dan banyak trik rahasia yang Reygan tulis. Aluna terpukau dengan isi buku Reygan, bahkan kantuknya pun kini telah hilang melihat buku fisika milik Reygan.
Liam beranjak dari duduknya, "Mau kemana?" tanya Aluna.
"Gue harus liat Thunder untuk mengumpulkan bukti," balas Liam kemudian melanjutkan langkah kakinya.
Aluna terdiam seraya berpikir, apakah Liam mengetahui jika Aluna memiliki dendam pada Thunder? Apakah Liam mengetahui bahwa Aluna adalah sahabat Andra? Apakah Liam mengetahui bahwa Aluna hampir membunuh Reygan? Atau justru Reygan belum menceritakan semuanya? Sepertinya begitu, Liam terlihat biasa saja pada Aluna.
Ponsel Aluna berdering menandakan panggilan masuk. Aluna segera menerima panggilan itu, ia memasang earphone ke telinganya. "Halo,"
"Sekarang ulangan fisika, gue udah bawain buku buat lo. Kemungkinan soal yang muncul akan sama dengan rangkuman yang gue tulis," ujar Reygan di balik ponselnya.
Aluna tersenyum tipis, ternyata Reygan bisa bersikap seperti itu, "Iya, Reygan, ini gue lagi baca buku dari lo."
"Sebentar lagi pertandingan mulai, doain biar sekolah kita menang."
"Aamiin, gue yakin sekolah kita menang."
"Pasti menang, kan ada gue," sombong Reygan, Aluna memutar bola matanya malas.
"Yaudah, semoga berhasil ulangannya."
Reygan menutup panggilannya, lagi-lagi Aluna tersenyum tipis. Aluna merasa ada yang berbeda dari diri Reygan. Reygan lebih banyak mengeluarkan kalimat dibanding dirinya. Padahal sejak awal mereka bertemu, Reygan sama sekali tidak mengeluarkan satu kata, bahkan satu kalimat pun enggan baginya. Reygan sangat tidak peduli dengan Aluna. Kemana kulkas itu menghilang? Apa mungkin telah rusak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...