Kumpulan panah, pistol, hingga pedang tersusun rapi dan terpajang disebuah lapangan yang luas. Laki-laki bermata coklat menatap fokus ke arah lingkaran target yang jauh dari hadapannya. Laki-laki itu menarik busur panah secara perlahan, mengarahkan busur panah agar sejajar dengan target, kemudian melepaskan tembakan. Panah berhasil menancap tepat di tengah lingkaran.
Reygan tersenyum tipis, usahanya untuk berlatih tidak sia-sia. Setelah lama berlatih, Reygan beristirahat terlebih dahulu, ia duduk di sebuah kursi yang berjajar, kemudian meminum air putih yang ia bawa.
Hari ini akan menjadi hari yang melelahkan baginya. Setelah ia berlatih memanah, ia harus berlatih basket untuk pertandingan minggu depan. Biarpun begitu, Reygan sangat menyukai hobinya itu.
Disisi lain, Aluna dan Tasya memasuki area yang mereka sebut penyerangan. Sebuah lapangan luas yang dipakai untuk memanah, menembak, bela diri, hingga anggar. Satu lapangan yang dipakai untuk empat ekstrakurikuler. Keempat ekstrakurikuler yang sangat disarankan di sekolah ini.
Aluna melihat benda-benda penyerangan yang terpajang rapi pada awal pintu masuk. Ia menatap beberapa senjata dengan kagum. Aluna sangat menyukai senjata, apapun itu.
"Disini, tempatnya ekskul memanah, menembak, bela diri dan anggar. Lo bisa pilih salah satu, bahkan lebih dari satu pun boleh," jelas Tasya.
Pandangan Aluna tertuju pada orang-orang yang sedang fokus memanah. Ia tertarik dengan itu, mungkin Aluna akan mengambil semua ekstrakurikuler yang ada di area ini.
"Murid disini rata-rata ngambil ekskul bela diri. Dan bela diri memang wajib untuk yang bersekolah disini."
Aluna berpikir sejenak, wajib? Untuk apa? Tidak semua orang akan bertahan dalam latihan bela diri. Lagi pula, bela diri itu sangat melelahkan, bagaimana dengan orang-orang lemah yang diwajibkan untuk mengikuti bela diri?
Yang kedua, jika bela diri diwajibkan, mengapa korban perundungan tidak memberontak? Mengapa mereka hanya pasrah? Bukankah bela diri juga melatih mental dan kekuatan fisik untuk melawan? Seharusnya korban perundungan berani untuk membalas. Sungguh, orang-orang aneh.
"Tapi gak semua orang sanggup untuk ikut bela diri. Kadang mereka hanya numpang nama, jadi mereka gak tau apa yang dipelajari disini," oke, jawaban Aluna terjawab. Aluna telah menduga, tidak semua orang sanggup dan ingin melakukan bela diri.
Dari kejauhan, Reygan melihat kedatangan Aluna bersama Tasya. Sebagai ketua ekstrakurikuler panah, Reygan harus menawarkan ektrakurikulernya. Reygan beranjak menghampiri Aluna yang sedang menyimak penjelasan Tasya.
"Panah, pistol, bela diri, anggar," sebut Reygan secara tiba-tiba.
Aluna menatap Reygan dengan datar, kemudian melihat busur panah yang menurutnya indah dan menarik, "Panah," jawab Aluna.
Tasya yang mendengarnya menatap Aluna dengan penuh tanya, apakah Aluna yakin untuk mengikuti ekstrakurikuler memanah? Gadis itu tidak berpikir panjang untuk menjawab pilihan yang disebutkan oleh Reygan.
"Harus kemana gue daftar?" tanya Aluna.
"Gue ketuanya," Aluna memutar bola matanya malas, ia menganggap bahwa Reygan lagi-lagi menyombongkan dirinya.
"Lo akan jadi anggota gue," ucap Reygan. "Kapan lo siap ikut latihan?" tanya Reygan.
"Sekarang," balas Aluna. Tasya yang mendengar kalimat Aluna langsung membelalakan matanya, Aluna menjawab tanpa berpikir.
"Lo yakin Al?" tanya Tasya memastikan, Aluna mengangguk.
"Oh iya, siapa ketua basket?" tanya Aluna.
Tasya menoleh ke samping Aluna, siapa lagi kalau bukan Reygan. "Samping lo," balas Tasya.
Aluna menatap Reygan dengan tajam, apakah semua ekstrakulikuler diketuai oleh laki-laki di sampingnya? Jika iya, perundungan itu pun kemungkinan diketuai oleh Reygan. Aluna harus mencari tahu tentang Reygan lebih dalam lagi.
Reygan mengajak Aluna untuk memulai pemanasan agar tubuh tidak kaku. Kemudian berlatih gerakan khusus yang akan dilakukan pada saat memanah. Setelah itu Reygan memberikan busur panah pada Aluna, ia memberi contoh dari mulai posisi tubuh, posisi berdiri, posisi tangan dan kepala, hingga cara memakai alat panah yang tepat. Aluna mengikuti arahan yang diberikan oleh Reygan.
"Pandangan fokus!" tegas Reygan.
Aluna menarik busur panah, menatap fokus ke arah target, kemudian melepaskan panahan. Mungkin wajar bagi pemula jika anak panah menancap pada lingkaran putih, atau bahkan melesat tidak mengenai target.
▪︎■▪︎
Aluna menggulir sebuah website tentang sekolah yang terdapat banyak berita perundungan hingga kematian yang disembunyikan dari publik. Aluna berhasil meretas website yang telah disembunyikan atau dihapus dari publik. Bukan untuk menyebarkan, melainkan untuk mengetahui penyebab dari kematian para korban, terutama Andra.
Setelah lama menggulir layar ponselnya, Aluna berhasil menemukan berita kematian Andra. Aluna menekan gambar serta kalimat yang bertuliskan,
'Korban tabrak lari siswa Pelita High School (AD)17 hingga tewas.'
AD, sudah dipastikan adalah inisial dari Andra Darmawangsa yang berusia tujuh belas tahun. Tanggal dipublikasi pun tepat pada saat Andra meninggal. Mungkinkah Andra meninggal akibat tabrak lari? Ataukah perundungan seperti yang ia duga selama ini?
Benturan hebat mengakibatkan kerusakan pada bagian kepala korban, juga kehilangan banyak darah membuat korban tidak dapat bertahan.
Tidak mungkin berita ini bohong, namun mengapa ia tidak percaya jika Andra sepenuhnya tabrak lari. Ia harus menemukan penyebab lain dan juga siapa yang menabrak Andra. Aluna akan membalas semua perlakuan orang itu pada Andra.
Aluna mengambil tasnya, kemudian beranjak dari rumah menuju tempat dimana Andra tertabrak oleh manusia tidak bertanggung jawab, mungkin Aluna akan menyebutnya hewan.
Setelah tiba, Aluna berdiri di tepi jalan seraya melihat kendaraan yang berlalu lalang. Aluna membayangkan ketika Andra hendak menyebrang jalan hingga Andra ditabrak oleh sebuah mobil sedan bewarna hitam. Tidak disebutkan plat dari mobil tersebut.
Aluna melihat sekelilingnya untuk mencari keberadaan Cctv. Tidak jauh dari tempat dirinya berdiri, ia menemukan sebuah Cctv pada salah satu toko usang yang tersembunyi seperti toko kosong, ia harap rekaman itu masih ada.
Gadis itu memasuki toko dan meminta izin untuk melihat rekaman Cctv pada tanggal kematian Andra. Beruntungnya rekaman itu masih tersimpan dengan baik. Aluna segera melihat satu persatu rekaman tiap waktunya.
Ia menemukan kejadian ketika seseorang sedang menyebrang dan tertabrak oleh mobil yang melaju kencang. Aluna mengulang beberapa kali rekaman itu untuk meneliti kejadian meskipun rasanya sedih untuk melihat rekaman kematian orang berharga baginya.
Dalam rekaman Cctv itu, mobil melaju dengan cepat dari kejauhan. Seharusnya mobil itu dapat menghentikan lajunya ketika melihat orang sedang menyebrang. Tidak mungkin mobil tersebut mengalami rem blong, namun mengapa mobil itu tidak berhenti ketika merasa menabrak sesuatu.
Aluna melihat rekaman selanjutnya setelah kecelakaan. Tunggu, Aluna mengenal siapa orang yang menolong Andra. Aluna menyipitkan matanya, kemudian memperbesar layar untuk melihat lebih jelas lagi.
Benar saja, ia melihat orang yang ia kenal. Reygan. Laki-laki itu ada dan membantu Andra. Di rekaman itu pula terlihat Reygan memotret sesuatu secara diam-diam. Dapat dipastikan, Reygan mengetahui kronologi sebenarnya, bahkan bisa jadi Reygan dibalik semua ini.
Aluna menatap tajam layar komputer, jika Reygan penyebab semua ini, Aluna tidak akan membiarkan Reygan hidup. Kematian dibalas kematian. Semua hal harus diperlakukan dengan adil.
▪︎■▪︎
Dibuat 4 Februari 2024
Dipublish 9 Maret 2024Dari keempat ekskul, panah, pistol, bela diri, dan anggar, mana yang akan kalian pilih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...