Derap langkah terdengar mendekat, seorang gadis yang berdiri di tengah rooftop gedung hiburan menoleh ke arah belakang untuk melihat seseorang yang ia tunggu sedari tadi. Gadis itu berharap seseorang yang mengajak dirinya bertemu akan terlihat lebih tampan daripada yang terpasang di sosial medianya. Dan yang ia temui adalah seseorang dengan warna pakaian serba hitam, wajah tertutup oleh masker dan topi. Misterius.
"Siapa lo?!"
Seseorang itu tidak menjawab, ia hanya tersenyum miring dibalik masker yang menutupi setengah wajahnya. Ia melangkahkan kakinya semakin dekat, sehingga seorang gadis yang bernama Zoya harus berjalan mundur.
"Mau ngapain lo?!"
Orang itu berdeham, "Siapa ketua Thunder?" tanyanya to the point.
Zoya menggeleng, "Gue gak tau," jawabnya.
Aluna semakin mendekat, hingga kini Zoya berada di sisi gedung yang hanya dibatasi oleh dinding pendek. "Jujur, atau hidup lo berakhir disini!" ancam Aluna.
Zoya menatap Aluna dengan tajam, "Lo bukan tuhan yang bisa menentukan hidup dan matinya seseorang!"
Zoya sangat penasaran dengan seseorang di hadapannya. Ia yakin bahwa di hadapannya adalah seorang wanita yang tidak ia ketahui. Ingin rasanya Zoya membuka dan melihat siapa dibalik masker dan topi hitamnya.
"Tapi gue bisa bikin lo mati hari ini juga," jawabnya.
"Begitu juga lo, yang sering membuat orang lain mati karena ulah lo," lanjutnya.
"Sekarang jawab pertanyaan gue, siapa ketua Thunder?!"
Zoya menghela nafas, "Gue gak tau siapa dia. Dia mirip lo, maksudnya dia gak mengakui identitasnya. Dia sering memakai topeng. Gue gak tau siapa dia sebenarnya. Gue cuman ngejalanin tugas ini," jelasnya dengan suara bergetar ketakutan.
"Tolong jangan bunuh gue," lirihnya.
Aluna tersenyum miring, "Lo pikir dengan menjawab pertanyaan gue, lo akan hidup? Tentu tidak. Gue akan hilangkan Thunder dari sekolah itu."
Tanpa menunggu Zoya membalasnya, Aluna segera menendang kaki Zoya hingga tersungkur. Gadis itu meringis kesakitan. Aluna mengeluarkan benda tajam dari sakunya, kemudian memperlihatkan benda itu ke hadapan Zoya yang berkeringat dingin ketakutan.
"Bukankah kematian tidak dapat dihindari?" ucap Aluna terkekeh mengerikan.
Aluna menarik kepala Zoya dan membenturkannya ke dinding pembatas sebanyak kurang lebih tujuh kali, hingga Zoya tidak sadarkan diri. Setelah itu, Aluna menuntun Zoya untuk memutus urat nadinya. Aluna menancapkan pisau ke tangan Zoya, tepat di urat nadinya, sayatan itu sangatlah dalam. Kemudian Aluna mengeluarkan botol kecil berisi air untuk ia teteskan pada mata Zoya. Bukan hanya itu, ia mencekoki alkohol dosis tinggi pada Zoya yang kini tidak sadarkan diri.
Zoya terlihat seolah bunuh diri setelah meminum alkohol, Zoya menangis seakan-akan banyak beban dalam hidupnya, hingga bunuh diri memutus urat nadinya. Kini Zoya terlihat menyedihkan. Mungkinkah Aluna terlalu kejam? Tidak, ia hanya membalas yang setimpal dengan korban yang telah Zoya sakiti. Termasuk dirinya.
▪︎■▪︎
Reygan keluar dari sebuah toko yang tidak jauh dari tempat hiburan. Laki-laki itu membawa satu kantong kertas berisi makanan untuk mengisi perut kosong di malam hari yang dingin ini. Reygan melihat kembali barang belanjaannya, ia rasa cukup, laki-laki itu berjalan menuju mobilnya.
Namun, tiba-tiba matanya tertuju pada seorang gadis yang keluar dari tempat hiburan. Gadis itu tak asing baginya. Untuk apa ia bermain di tempat seperti itu? Terlihat polos, namun nyatanya gadis itu pemain?
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Misterio / SuspensoDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...