Seorang laki-laki paruh baya memukul anaknya berkali-kali. Ia sangat murka pada anaknya yang selalu berulah. Meskipun tidak berulah, mungkin ia akan tetap murka dan mencari kesalahan si anak. Reygan terdiam pasrah menerima perlakuan dari ayahnya yang sangat kejam.
"Terus saja membuat masalah!"
"Mau kamu apa?!"
"Saya bela-belain membayar mereka untuk menutupi kasus kamu, agar kamu tidak dipenjara. Kurang apa?!"
Reygan menunduk, "Maaf," lirihnya.
"Gak pulang selama lima hari. Kayak orang gak punya rumah," ucap ayahnya.
Rumah? Menurut Reygan dunia luar sana lebih baik dari rumahnya. Reygan lebih menyukai dunia luar daripada rumahnya. Lagi pula ia di rumah hanya sendiri, ayahnya hanya datang sebentar dan itupun hanya untuk memarahinya. Membosankan.
"Dasar gak tau diri!"
"Darimana kamu selama lima hari ini gak pulang?!"
Reygan menarik nafas pelan, "Nemenin teman yang sedang kritis," jawabnya.
Ayah Reygan menarik nafas dan melihat anaknya dengan tajam, "Terlalu mementingkan orang lain."
Ayah Reygan mengambil barang yang berada di sofa, kemudian mengambil kunci mobil di atas meja. "Saya akan keluar kota selama satu minggu," ucapnya dan pergi meninggalkan Reygan.
Lagi-lagi Reygan menghela nafasnya, untuk apa ia berada di rumah jika sendirian. Reygan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan mengganti baju. Setelah itu ia kembali ke rumah sakit untuk menjaga Aluna.
▪︎■▪︎
Pelita High School saat ini terasa nyaman. Tidak ada perundungan, tidak ada Thunder, tidak ada teriakan, tidak ada korban target dan korban tewas. Kini perundungan telah dimusnahkan oleh sekolah, tidak ada lagi yang melalukan hal itu, apapun alasannya. Semua masalah telah selesai. Mereka harus belajar dari masalah yang telah terjadi.
Semua murid yang ikut peperangan pun aman, tidak ada yang tewas ataupun masuk penjara. Sekolah berhasil menutupi kasus ini, orang tua murid pun membayar 'mereka' agar anak-anaknya tidak dimasukkan ke penjara. Orang di luar sana pun hanya sedikit yang mengetahui tentang peperangan antara Pelita dan Lentera. Kedua sekolah itu menutup kasus seolah tidak terjadi apa-apa di antara dua sekolah itu.
Lentera pun mengaku kalah dan berjanji tidak akan mengusik Pelita. Begitu juga dengan Pelita yang tidak akan melakukan hal buruk lagi pada Lentera. Semuanya telah selesai, dan jangan pernah terjadi lagi.
Begitu juga dengan Reygan yang tidak melaporkan hasil penyelidikannya setelah ia mengetahui tujuan dari perundungan itu. Ia menutup semua yang ia dapatkan. Reygan juga tutup mulut tentang Aluna yang membunuh beberapa anggota Thunder, begitu juga dengan Liam. Mereka saling menutupi satu sama lain, menjaga rahasia itu serapat mungkin.
Reygan dan Liam berjalan di koridor sekolah, semua mata tertuju pada mereka berdua. Para gadis menatap keduanya dengan kagum, lebih kagum, bahkan mungkin tergila-gila. Penyelamat Pelita yang mereka idamkan. Namun kurang satu orang diantara keduanya. Mereka selalu bertanya tentang Aluna, terutama kaum laki-laki.
Aluna masih harus menjalani pengobatan lebih lanjut dan belum diperbolehkan pulang karena kondisinya masih terbilang lemah. Padahal beberapa orang di Pelita ingin memberi kejutan pada gadis itu.
Beberapa pasukan Pelita menceritakan semua yang terjadi pada saat peperangan. Mereka menceritakan tentang Aluna, gadis yang hebat melawan Lentera hingga tak tersisa. Dari situlah mereka mengagumi Aluna. Mereka pun mengingat kemampuan gadis itu saat melawan Jayden. Sungguh, mereka sangat terpesona dengan Aluna. Mereka selalu menunggu Aluna kembali ke sekolah. Aluna dianggap sebagai penyelamat Pelita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misstruck [END]
Mystery / ThrillerDi zaman ini, perundungan dianggap hal biasa. Perundungan dianggap sebuah candaan belaka. Mereka mempermainkan korban layaknya boneka. Mereka mengukir banyaknya luka. Tidak peduli banyak korban yang celaka. Dasar manusia penghuni neraka. Mereka haru...