1

5.6K 288 32
                                    

🍍

Sebuah meja makan sudah di penuhi dengan kekacauan pagi ini,susu tumpah, makanan berceceran di lantai,baju kotor penuh noda menjadi masalah menjengkelkan pagi ini.

Padahal hanya ditinggal cuci tangan yang tidak seberapa lama, tetap meja makan sudah acak-acakan seperti terkena badai.

Chris memijat pelipisnya terasa berdenyut, pusing menghadapi anak sendiri yang tidak bisa diatur. Untung si kembar sudah berangkat sekolah,jika tidak dapat dipastikan darah Chris akan naik berkali-kali lipat.

Orang tua Chris sedang sakit hari ini sehingga Chris memilih libur pergi ke kantor dan tetap bekerja di rumah seperti yang diharapkan.

Namun nyatanya bekerja sedikit pun tidak bisa, Chris benar-benar pusing. Apalagi sekarang dua anaknya rebutan jeruk mandarin hingga menangis saling bersahutan.

Jika Chris tidak sabar, mungkin sudah memberikan masing-masing anaknya satu pisau saking jengkelnya.

"Huwaaa daddy jeongin dahat,jeluk min diabil hiks" seungmin mengadu tak terima jeruk miliknya direbut jeongin. Sementara jeongin terdiam memerhatikan kakak nya yang digendong.

Namun lama-lama jeruk mandarin itu dilempar, jeongin merangkak mendekati kaki daddy nya kembali menangis ingin di gendong. Dalam pemikiran kecilnya, Jeongin iri kenapa kakak nya saja yang digendong.

"Shh sudah-sudah anaknya daddy jangan berantem, nanti kita beli lagi jeruk nya." Chris dudukan dua anak nya di samping wastafel untuk di cuci masing-masing muka dengan tisu basah khusus kulit bayi.

Cepat lah tidur, Chris ingin membereskan rumah lalu bekerja.

"Bebel  daddy" ucap seungmin menepuk-nepuk lengan Chris. Jeongin menoleh sinis pada kakaknya kenapa dia tidak bisa bicara. Sebelum kembali ribut, Chris segera pindahkan kedua anaknya ke ruang tengah tanpa sofa.

Dengan langkah gontai Chris membuka pintu, Nayeon tersenyum menyapa pak bos. Dia sudah hapal betul bagaimana keluarga pak bosnya ini jadi tak perlu merasa sungkan.

"Pak saran saya kemarin gimana,mau ga saya cariin pembantu biar bapak ga stres ga kecapean" Nayeon berucap miris melihat lantai rumah berantakan, mainan berceceran dimana-mana, kemudian dua bayi kematian itu masih sering saling melempar tatapan sinis.

"Memang ada orang yang bisa dipercaya? Jujur saya pusing dengan anak-anak yang tidak bisa diatur. Tapi saya tidak bisa sembarang memperkerjakan orang apalagi merawat anak sekaligus rumah dalam sekaligus

Sementara anak saya bandelnya minta ampun,nakal, sering nangis, berantem, susah diatur apa dia ga pusing?

Bagaimana kalau anak saya dipukuli, dicubit, di perlakukan tidak baik seperti berita yang saya tonton kemarin. Walaupun mereka sulit diatur sering membuat kepala pusing saya tetap sayang."

Nayeon mengerti, kasihan sekali pak bos nya ini. Sudah duda harus mengurus anak udah tua lagi. Ga tau juga sih malah awet muda. Bukan nya Nayeon ga mau bantu misalnya menikah dengan pak Chris karena itu bukan tugasnya.

Tugas Nayeon adalah mengasihani pak bos bukan menyayangi sepenuh hati.

"Kan bisa bapak yang rekrut sendiri,tugas saya cuma promosi. Bapak ga perlu takut,ga semua manusia jahat." Saran Nayeon.

"Promosi dimana, sudah cetak baliho atau brosur?"

"Astaga pak sekarang zaman sudah serba modern ga semua promosi harus cetak brosur apalagi baliho segede gaban. Ga perlu pak, sekarang tuh ada media sosial yang namanya twitter bapak tau gak?"

"Mana saya tau Twitter itu apa,buka hp cuma buat urusan kerja,ngabari orang tua ga pernah saya main begituan" tidak ada waktu untuk memikirkan bermain Twitter, memikirkan anak pun Chris sudah pusing apalagi main media sosial.

DUDA||CHRISTOPHER BANG[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang