24

2.6K 194 5
                                    

🍍

Chris pindah ke belakang, tubuhnya hampir oleng bila tidak segera memegang pintu mobil. Hyunjin ingin memeluk tubuh lemah itu tetapi hatinya ragu, bagaimana jika Sunwoo cemburu pak Chris nya ia peluk. Lebih baik Hyunjin diam daripada persahabatan nya hancur.


°°

Hyunjinnn🍍

peluk aja jangan ragu,pak Chris lagi butuh lo. gue ga cemburu jangan salah tangkap,gue dari dulu udah suka sama seseorang tapi bukan majikan lo ya.

pak Chris sumpah bukan tipe gue,suer ✌️dan beneran deh gue ga suka. yang ada gue stres suka sama majikan lo yang mirip bapak-bapak itu.

°°

Sunwoo matikan ponsel miliknya setelah mengirim pesan,ia pula membentuk gestur cap jempol tanda semua baik-baik saja. Van hitam itu kembali melaju dengan kecepatan lebih dari pada tadi, perlu waktu satu jam lebih lagi untuk sampai di kampung halaman.

Chris menyandarkan kepalanya di bahu Hyunjin,jari jemarinya pula menggenggam tangan nya begitu erat. Suhu tubuhnya terasa panas Hyunjin bisa merasakan itu, nafasnya pula tidak beraturan dan menggigil.

"H-hyunjin d-dingin" suara Chris gemetar beringsut memeluk tubuh yang lebih muda menenggelamkan wajahnya di ceruk leher. Untung saja jeongin sudah dipindahkan ke ranjang bayi dibelakang. Jadi Hyunjin dapat memeluk pak Chris dengan leluasa. Meski dalam hatinya masih terbesit rasa khawatir.

Perjalanan masih terus berlanjut, mobil yang dikemudi Sunwoo telah memasuki jalanan yang hanya bisa dilewati satu mobil. Pemandangan kiri kanannya dihiasi hamparan ladang yang ditanam berbagai macam sayuran serta pohon buah

Ada juga pengembala kambing,bebek dan sejenis unggas yang lain.

"Waa ta ujin ada bebek" teriak seungmin setelah lama diam karena bosan perjalanan.

"Iya, seungmin seneng ga ikut pulang ke kampung nya kakak?" Hyunjin merasa sedang membawa anak kandung sendiri pulang kampung.

"Iyaa,tapi lama"

"Sabar ya sebentar lagi sampai"

Seungmin mengangguk patuh dan kembali melihat ke arah samping jalan,ada beberapa petani yang sedang panen melambaikan tangan kearah nya. Sampai akhirnya mereka tiba di halaman rumah berlantai dua dengan ukuran cukup besar menghadap ladang.

Tengah hari memang lagi sepi-sepi nya di kampung, biasanya mereka baru akan pulang atau sedang istirahat di rumah kayu dekat ladang menikmati bekal yang dibawa dari rumah. Wajar rumah ibunya Sunwoo sepi orang tuanya petani.

Dan biasanya ibu nya Sunwoo akan menaruh kunci rumah dibawah pot bunga.

"Pak bangun sudah sampai"  Hyunjin tepuk pelan bahu lebar milik majikannya hati-hati. Seungmin Jeongin sudah lebih dulu dibawa masuk hanya tinggal mereka berdua di mobil.

Chris membuka matanya tanpa melepaskan pelukan di pinggang Hyunjin.

"Bangun ya nanti istirahat nya di rumah sekalian minum obat" Chris tidak menjawab tapi setuju-setuju saja saat tubuhnya di papah memasuki rumah bertingkat dua.  Jika di lihat-lihat rumah ini paling bagus diantara ratusan rumah yang lain.

"Urus aja dulu itu biar anaknya sama gue" ucap Sunwoo sambil mengajak seungmin ke belakang rumah, sementara jeongin baru terbangun dari tidurnya.  Melihat suasana yang berbeda dari biasanya sontak anak itu menangis histeris mencari kak Hyunjin.

Tetapi sedetik kemudian tangisannya berhenti usai melihat kakak nya datang membawa ikan koi kecil dalam akuarium berisi air. Sunwoo menghela nafas berat,untung dia ga jadi pembantu. Dirinya tidak bisa membayangkan berada di posisi Hyunjin, mengurus empat anak dan satu bapak-bapak pasti dalam beberapa hari sudah resign.

Mumpung seungmin jeongin anteng melihat-lihat ikan, Hyunjin buru-buru memasak bubur ditaburi sedikit suwiran daging ayam yang ada di kulkas. Nanti Hyunjin akan ganti kok.

"Saka?" Panggil seorang wanita sekitar umur 48 tahun dari luar. Suara seseorang yang selama ini Sunwoo rindukan di perantauan.

"Ibu? Saka kangen. Ibu sehat kan,bapak mana?" Yap benar wanita itu adalah orang tuanya Sunwoo atau Saka,nama panggungnya di kalau di kampung.

"Itu masih di kebun nanti pulang nya sore, ini anak siapa di depan juga ada mobil. Ga mungkin kan anak bujang ibu diam-diam bercocok tanam di kota orang?"

"Ngga lah, ini anaknya majikan hyunjin mereka ikut kesini"

"Pantesan lucu-lucu, sekarang di mana pasti ini bapaknya bule atau ibunya" Sunwoo menepuk jidatnya, kebiasaan ibunya suka agak norak tapi ga papa Sunwoo tetap sayang.

"Itu istirahat di kamar, bapaknya sakit. Btw bu majikannya Hyunjin duda jadi jangan tanya-tanya istrinya kemana" takutnya malah tersinggung, maklum ibu-ibu suka bar-bar

"Pasti orang kaya, mobilnya aja bagus begitu ibu jarang lihat disini paling-paling mobil kolbak sama gerobak dorong"

"Emang sih rumah nya gede,laper bu masakin sayur asem dong"

"Yeuu anak lanang"

"Hehe ampun bu" kalau ada palu, mungkin kepala Sunwoo sudah di getok. Tapi karena ibunya Sunwoo lagi bahagia anak bujang satu-satunya pulang plus ada dua anak lucu sama Hyunjin yang sudah ia anggap anaknya sendiri ibunya Sunwoo akan memasak banyak.

Di lain tempat, Hyunjin tengah menyuapi pak Chris sedikit demi sedikit sebab pria itu menolak makan, Hyunjin harus membujuknya seperti merayu anak kecil padahal usia majikannya ini lebih tua diatasnya

Sudah kulitnya pucat, ditambah sakit malah semakin pucat seperti mayat hidup.

"Sudah,saya ga mau makan" rasanya Chris ingin muntah

"Makan lagi biar ngga sakit perutnya, nanti kan minum obat biar cepat sembuh. Bapak ngga sayang sama diri sendiri? Ngga sayang sama anak-anak bapak?"

"Saya cuma sakit biasa nanti juga sembuh jangan khawatir"

"Saya ga khawatir tuh jangan kepedean" ketus Hyunjin memalingkan wajah, bubur dalam mangkuk disimpan ke meja. Jikalau kesabaran Hyunjin setipis tisu, mungkin mangkuk nya sudah di lempar

Chris sendiri menggulung tubuhnya dengan selimut, kepala nya pusing, badannya menggigil,makan pula terasa hambar bukan maksud ingin menolak. Tapi sepertinya Hyunjin marah. Ah memang benar Hyunjin marah, buktinya Chris ditinggal sendiri padahal sudah pukul sembilan malam

"Itu bapak-bapak masih belum bangun?" Suara Sunwoo setelah lama berdiam-diaman di kamar miliknya menunggu topik pembicaraan dari si marga Hwang yang tidur memunggungi

"Biarin siapa suruh ga mau makan"

"Itu majikan lu njir,atau coba tanya orang tuanya kalau sakit terus ga mau makan dibujuknya gimana bukannya di diemin."

"Habisnya dia bilang jangan khawatir, emang gue ngga punya perasaan apa"

"Berarti lo suka sama pak Chris itu"

"Ngga,gue cuma khawatir"

"Heh tuyul gue itu sahabat lo dari kecil,jadi gue tau kapan lo bohong dan ngga nya. Lo itu paling ga bisa nyembuyiin perasaan. Saking polosnya lo pernah jadi bahan mainan cowok brengsek waktu sekolah untung gue tau coba kalau ga gue habisin tuh cowok sampe mampus"

"......hiks"

"Jin? Lo nangis?" Sunwoo beringsut mengecek, sahabat nya menangis pura-pura atau bukan, sebab terakhir hyunjin menangis saat cerai dengan mantan suami. Hyunjin itu orang nya kuat kecuali menyangkut orang yang dia sayang

Sunwoo turun dari ranjang berselimut bunga itu untuk menemui pak Chris, masalah ini harus selesai sekarang juga karena besok Sunwoo ingin jalan-jalan keliling kebun buah milik papa nya.

TBC 🍍






















DUDA||CHRISTOPHER BANG[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang