25

2.7K 208 14
                                    

🍍

"Aaahmppp!"  Teriak hyunjin, namun lebih dulu di tahan oleh sebelah telapak tangan besar sedikit kasar membekap mulutnya. Bagaimana tidak,saat membuka kedua matanya Hyunjin langsung disuguhi punggung lebar tanpa sehelai benang dengan pinggang yang dililit lengan kekar berurat

"Diam saya masih mengantuk" tegur Chris tanpa melepaskan bekapan,malah menarik tubuh Hyunjin semakin dipeluk erat

"Bapakmmh!!" Hyunjin memberontak, sekuat tenaga melepaskan bekapan tangan majikan nya agar terbebas. Chris tertawa kecil dalam hati,rasa mengantuk nya telah digantikan dengan rasa semangat

"Apa hm? Saya apa?" Chris merubah posisinya menjadi diatas Hyunjin  memenjarai tubuh rampingnya supaya tidak dapat bergerak. Jika ada orang masuk pasti akan di sangka melakukan iya-iya, posisi mereka saja tampak ambigu apalagi Chris telanjang dada.

Semoga saja tidak ada orang masuk atau melihat adegan saat ini.

"I-tu kenapa ngga pake baju?" Mata hyunjin hampir gagal fokus melihat perut sixpack majikannya serta celana dalam merk supreme yang berbalapan dengan boxer hitamnya

"Kenapa kalau saya ngga pakai baju?" Chris merunduk,saat itu pula Hyunjin semakin menahan nafas

"B-bapak kan lagi sakit k-kalau masuk angin gimana?"

"Siapa yang sakit saya sudah sembuh"

"K-kemarin bapak kaya mau meninggal, t-terus kenapa bapak bisa tidur disini?"

"Kemarin saya memang sakit tapi sekarang sudah sembuh, sakit saya tidak akan lama jadi tidak perlu khawatir tapi kamu malah nangis makanya saya pindah kesini" jelas Chris tanpa berhenti menatap wajah si cantik.

Mengingat masalah kemarin, Hyunjin merasa malu sudah menangis padahal Hyunjin tidak se cengeng itu kecuali saat diceraikan mantan suami. Salahkan majikannya tidak mau makan.

"Jin,gue ke rumah si Eric dul- anjir gue liat apaan ini" umpat Sunwoo, kerupuk udang yang sedang digigit pun hampir terlempar saking terkejutnya melihat posisi ambigu Hyunjin dengan pak Chris

Yang dilihat kompak menoleh ke arah pintu, Hyunjin sekuat tenaga mendorong dada majikannya kemudian berlari menyusul sahabat nya. Jangan sampai Sunwoo salah paham sebab  hyunjin akan diledek nanti nya

Chris sendiri memilih pergi ke kamar kemarin mencari ponselnya yang entah dimana

"Woo sumpah gue ngga ngapa-ngapain jangan mikir aneh-aneh" klarifikasi Hyunjin panik

"Mau ngapa-ngapain juga ga papa jin tapi jangan di kamar gue. Btw gede ngga jin?" Sunwoo menaik turunkan alisnya

Hyunjin mengerutkan alisnya tidak paham, maklum baru keluar dari goa otaknya jadi lemot "Gede? Gede apanya?"

"Titit nya" jawab Sunwoo to the poin sambil berlari meninggalkan rumah.

"Sunwoo gue tabok ya,awas lo!!" Hyunjin pula ikut berlari menyusul Sunwoo, tangannya sudah gatal ingin menabok pantat anak kelahiran bulan April itu. Tetapi karena hyunjin malas berlari akhirnya jalan santai sampai tiba di halaman rumah anaknya pak Sohn  yang hanya melewati dua rumah

"Eric main yuk" panggil Sunwoo, sementara Hyunjin berhenti di penjual sempol ayam

"Saka lu balik?" Erick langsung melompat dari tangga pertama memeluk leher Sunwoo erat. Ya benar, Eric, Sunwoo dan Hyunjin adalah sahabat sejak usia mereka masih kecil sampai sekarang.  Semasa sekolah SMA,tugas keduanya adalah menjaga hyunjin dari gangguan para buaya darat karena mereka adalah tim dominan sedangkan Hyunjin sub massive

Orang tua Hyunjin sangat akrab dengan mereka, dari jauh-jauh hari sebelum orang tua Hyunjin meninggal ibunya berpesan agar menjaga hyunjin. Bahkan ayah nya menyuruh salah satu dari sahabat Hyunjin untuk menjadi suaminya kelak tanpa sepengetahuan hyunjin

Tetapi karena Sunwoo dan Erick tidak mau persahabatan hancur karena masalah cinta,lebih baik Hyunjin menikah dengan orang lain. Dan saat Hyunjin diceraikan oleh suaminya mereka berdua setia mendampingi di pengadilan

"Hooh lu kangen sama gue?" Sunwoo rangkul pundak Erick

"Dikit,btw itu cewek cantik pacar lo?"

"Si Hyunjin anjir"

"Makin cantik aja lu neng, dikasih makan apa di kota"

"Dikasih asupan peju" sambar Sunwoo

Hyunjin mendelik "Ngga ya kim Sunwoo, sumpah ngomong begitu lagi gue ngambek" ketus nya,usai membayar sempol ayam hyunjin berjalan cepat meninggalkan dua manusia menyebalkan itu dibelakang lalu duduk di gajebo memakan sempol

Pipi empuk nya menggembung lucu, alisnya mengerut sedikit menggerutu karena hatinya kesal

"Utututu Hyunjin cantik ngambek,eh leher lo kenapa merah-merah?" 

"Hah masa? Perasaan gue ngga alergi ayam" Hyunjin usap lehernya yang tidak gatal, alisnya semakin mengerut mengingat kejadian apa yang terjadi semalam. Hyunjin tidak digigit nyamuk tapi..

Sunwoo Erick kompak memasang wajah mencurigakan "Ciee om-om mana jin🌚🌚" goda Erick

"Ga ya!" Tegas Hyunjin disertai delikan,dua hal lagi selain bawel Hyunjin itu suka julid ngambekan pula

"Utututu neng Hyunjin ngambek lagi"

"Ekhm" dehem Chris dari teras rumah, menggendong jeongin yang baru saja bangun tidur. Rambut tipisnya bergoyang tertiup angin serta mata sipitnya mengerjab-ngerjab menyesuaikan dengan cerahnya cahaya matahari

Jeongin menoleh ke sekeliling,alis nya mengerut bingung di mana dia sekarang seluruh pemandangan yang dilihatnya berwarna hijau. Namun melihat kak Hyunjin ada di depan, telunjuk mungil jeongin menunjuk ke arah kakak cantiknya yang dikerumuni dua laki-laki seakan-akan mengadu pada Chris dengan bahasa bayi.

Tetapi lama kelamaan bayi berusia sembilan bulan itu menangis,mata sipitnya dikucek kemudian bersembunyi di ceruk leher sang daddy. Chris coba menenangkan nya namun tidak menghasilkan apapun, jeongin malah semakin menangis

"Hei kenapa ini daddy sayang" Chris tepuk-tepuk punggung jeongin pelan sebelum gendongannya berpindah pada Hyunjin.

"Jeongin kenapa,maaf barusan kakak tinggal, jeongin kesel ya di tinggalin? Maafin kak Hyunjin oke?" Hyunjin usap air mata si bungsu yang tertinggal di pelupuk menggunakan ibu jarinya hati-hati, sementara Chris sibuk mencari dimana letak dispenser 

"Disini ngga ada dispenser sayang eh maksudnya Hyunjin" jeongin terkikik mendengar daddy nya salah bicara

"Ngga ada, itu air panas nya di termos" menurut orang kampung sini lebih baik masak air sendiri daripada beli air galon dari luar,maka jarang sekali setiap rumah memiliki satu dispenser

Sudah seperti suami istri sekali mereka ini, Hyunjin asik menimang-nimang Jeongin sedangkan Chris sibuk menyeduh susu. Melihat majikannya menyeduh susu dengan peralatan seadanya Hyunjin malah merasa kasihan padahal hidupnya jauh lebih menyedihkan dibandingkan majikannya sendiri

"Pak"

"Hm?" Chris tersenyum senang membawa botol susunya untuk jeongin

"Bapak ngga jijik tinggal disini,atau merasa ngga nyaman tempat tidurnya?"

"Kenapa jijik? Saya senang disini udaranya segar. Tempat tidur juga nyaman selagi saya tidur sambil peluk kamu. Oh ya jadi kapan mau aja saya ketemu orang tua?" Chris bingung dari kemarin tidak diajak pergi ke rumah orang tuanya Hyunjin, padahal ingin mengobrol hal penting

"Bapak kaya mau izin macarin anak orang sampe mau ketemu orang tua"

"Emang ngga boleh saya izin dapetin hati anaknya?"

"......"  Hyunjin mengulum bibir bawahnya,pak Chris ini pasti sedang bercanda dari kemarin selalu seperti ini. Ingin percaya omongan nya benar tapi ini anak orang kaya, tidak mungkin menyukai pembantu jelek seperti hyunjin. Janda pula, keluarga Chris termasuk orang tuanya pasti merasa malu

Hyunjin tidak memiliki apapun selain barang bebututan nya yang tidak seberapa itu dibandingkan Chris yang bisa membeli segalanya

"Jiin,anak lo kecebur got!!"

"Apa?!"

TBC 🍍

Apalah apalah malu aku 🙈🙈

DUDA||CHRISTOPHER BANG[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang