"Semua orang punya cara tersendiri untuk bertumbuh dan menggapai masa depan."
☆☆☆
"Pagi anak Papa yang cantik."Galen melihat Lavelyn turun dari tangga.
Lavelyn tersenyum tipis. "Pagi Papa."
"Loh, kok kayak nggak semangat gitu? Kamu kecapekan ya? Sahabat kamu mana? Panggil dulu Kak supaya sarapan bareng,"ucap Paula yang sudah duduk.
Lavelyn mengangguk. "Iya nih, Ma. Rasanya kayak nggak semangat. Sebentar lagi mereka juga turun kok."
"Nanti jangan lupa di minum vitaminnya."Galen memperingati dan di angguki oleh Lavelyn.
Setelahnya Kairi dan Naya ikut bergabung. Keluarga mereka dengan khidmat menikmati sarapan.
.
.
Lavelyn, Kairi, Nayara, Galen, Paula, dan Ethan berkumpul di ruang keluarga ketika menyelesaikan sarapan mereka. Sudah menjadi hal biasa di keluarga Pradipta ketika di hari Minggu banyak menghabiskan waktu berkumpul bersama. Mengobrol sepanjang hari sembari menceritakan keseharian antar anggota keluarga.
"Gimana perasaan kalian setelah berhasil menyelesaikan perkuliahan?"tanya Galen menatap pada Lavelyn, Kairi, dan Nayara.
Kairi tersenyum. "Senang sekali, Om. Rasanya seperti mimpi."
"Rasanya baru kemarin kita bertiga pusing kerjain skripsi. Tahu-tahu sudah lulus aja,"celetuk Nayara.
Paula mengangguk. "Turut bahagia untuk keberhasilan kalian."
"Kalian jangan gegabah dalam mencari pekerjaan. Pilih yang menurut kalian akan berjangka panjang. Untuk saat ini, mungkin istirahat dulu. 4 tahun bukan hal mudah bagi kalian untuk menjalaninya."Galen memberikan nasehat.
Lavelyn lupa jika ia mendapatkan tawaran pekerjaan dari keluarga Altama. Ia harus membicarakan soal ini dengan orang tuanya. "Ma. Pa. Aku dapat tawaran kerja dari om Jeremy sama kak Marvin."
"Tawaran kerja di bisnis Tour Travel dan EO?"tanya Paula mendapat anggukan dari Lavelyn.
Ia menghela nafasnya. "Jadi kemarin aku sempat samperin om Jeremy dan kak Marvin. Tau-tau di tawarin kerjaan. Katanya sih kalau mau, besok sudah bisa kerja."
"Hah? Besok? Lo serius?"tanya Kairi kaget.
Lavelyn mengangguk. "Serius. om Jeremy juga bilang buat ajak kalian kerja. Tetapi, serius deh gue bingung harus milih antara Tour Travel atau EO."
"Menurut Papa lebih baik Tour & Travel Astama Group saja. Kapan lagi coba dapet tawaran langsung kerja di bisnis Travel keluarga Altama. Jenjang karir kalian termasuk bagus loh,"ujar Galen.
Lavelyn mengerutkan dahi. "Tadi Papa bilang jangan gegabah. Kenapa sekarang menggebu-gebu?"
"Kalau tawaran kerjanya di Travel yang bahkan sudah dapat banyak penghargaan dan bisnisnya di akui. Kenapa tidak? Lagian masa kamu nggak mau deket sama Astalian,"goda Galen.
Lavelyn terkekeh ringan. "Ah, Papa tahu aja. Tetapi, serius deh aku masih galau soal tawaran itu."
"Apa yang perlu Kakak galauin? Bukannya bagus ada kesempatan lebih dekat sama Kak Astalian? Pasti hari-hari Kakak jadi makin cerah,"timpal Ethan.
Nayara menepuk pundak Lavelyn. "Terima aja, Lily. Kapan lagi punya kesempatan emas di tawarin kerjaan sama om Jeremy. Karir kita mentereng loh kerja di sana."
"Emang kalian nggak keberatan mendadak banget besok langsung kerja?"tanya Lavelyn.
Kairi menggaruk belakang kepalanya. "Iya sih. Gue pengennya mau istirahat dulu setidaknya ya 2 harian. Tetapi, kalau dapat tawaran begini kenapa nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Cowok Idaman!
FanfictionIni kisah Lavelyn mengejar lelaki idaman yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namanya Astalian Altama. Laki-laki yang bahkan tidak pernah menatap ke arahnya, tidak ingin di sentuh, irit bicara, dan selalu memejamkan mata setiap berhad...