"Hal yang sudah direbut akan kembali kepada pemiliknya."***
Photo by Pinterest.
Astalian menerbitkan senyum setiap kali memandangi wajah Lavelyn yang hari ini tampil natural hanya memakai bedak dan lipstick saja. Itu pun sesuai dengan permintaan Astalian. Ia hanya tidak ingin mengagumi Lavelyn ketika memakai make up saja.
Lavelyn yang menyadari Astalian sedari tadi memperhatikannya jadi malu sendiri. Terlihat jelas semburat merah di pipinya. "Kenapa malah lihatin aku? Kamu nggak makan?"
"Di hadapan aku lebih membuat aku terpesona daripada makanan ini,"ujar Astalian menangkup dagunya dengan tangan kanan.
Lavelyn menggeleng. "Makan ya, sayang."
"Aku beruntung deh bisa segera menyadarkan diri bahwa ada gadis secantik, sebaik, dan selembut kamu. Kalau aja aku menyianyiakan kamu. Asli, aku akan menyesal seumur hidup,"tutur Astalian.
Lavelyn mengusap pelan pipi kiri Astalian. "Aku juga sama beruntungnya. Kalau aja aku nyerah sama perasaan ini, mungkin kita nggak akan seperti sekarang."
"Sayang, apapun yang terjadi. Tolong jangan pernah tinggalin aku ya?"
Lavelyn mengangguk. "Aku janji asal nggak ada kebohongan diantara kita."
"Iya, akan aku usahakan semuanya. Hal apapun itu, kita bisa saling terbuka dan cari solusinya bersama-sama."
Lavelyn tersenyum simpul. "Ada yang kamu khawatirkan? Aku lihat, sejak kemarin kamu seperti orang gelisah dan takut sesuatu hal akan terjadi."
"Aku lagi gugup aja karena sebentar lagi Kak Marvin nikah. Rasanya waktu berlalu dengan cepat. Apalagi Astama Fair akan segera launching. Banyak hal yang membuat aku berpikir, apa iya aku bisa menjalani tugas baru untuk memimpin perusahaan Travel Papa,"ucap Astalian menundukkan kepala.
Lavelyn menepuk-nepuk puncak kepala Astalian. "Kamu bisa, sayang. Buktinya selama proses Astama Fair, kamu orang yang paling banyak berkontribusi dalam segala hal. Kamu itu cocok jadi pemimpin. Jangan merasa nggak pantas dan nggak bisa menjalani tugas baru. Tugas sebagai Manajer aja bisa kamu selesaikan dengan baik. Kamu itu sangat pas menjadi pemimpin yang tegas, jujur, banyak ide kreatif, dan berwibawa. Selama aku kerja, banyak komentar positif tentang kamu dan mereka semua menantikan kamu menjadi pemimpin."
"Selama kamu percaya diri dan menjalaninya dengan baik, hal yang menjadi rasa khawatir kamu akan sirna. Aku selalu di sini untuk menemani kamu dalam suka cita. Kalau hari kamu lagi nggak baik, kamu bisa cerita sampai puas ke aku. Butuh pundak karena lelah setelah kerja? Ada pundak aku yang siap menopang. Butuh peluk? Boleh banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Cowok Idaman!
FanfictionIni kisah Lavelyn mengejar lelaki idaman yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namanya Astalian Altama. Laki-laki yang bahkan tidak pernah menatap ke arahnya, tidak ingin di sentuh, irit bicara, dan selalu memejamkan mata setiap berhad...