"Seberapa keras lo mencoba membuat dia menjauh dari hidup sahabat gue. Semesta akan selalu menunjukkan
rencana busuk lo."***
Lavelyn bernafas lega saat laporan Astama Fair sudah ia letakkan di atas meja kerja Astalian tepat pukul 07:30 WIB. "Akhirnya beres juga kerjaan gue. Pasti Astalian bangga karena gue gercep banget. Iyalah gue kan mau jadi cewek idaman dia."
"Baru aja di omongin udah chat aja. Ya ampun kalau gini tuh jadi ingat dulu waktu kuliah si Astalian ogah banget balas chat gue. Boro-boro mau chat duluan waktu sekelompok bareng. Baru kali ini dia sering chat gue duluan. Suatu kemajuan baik untuk hubungan romansa ini,"ungkap Lavelyn sembari mengembangkan senyum.
Tangannya asyik berselancar di layar ponsel menampilkan obrolan chat dengan Astalian. Bibir gadis ini tidak berhenti mengukir senyum membaca setiap deretan kalimat yang di kirim oleh Astalian. Seakan menjadi magnet penyemangat untuknya. Sesekali ia menempelkan tangan yang bebas di pipi sebab gemas akan balasan Astalian. "Kamu tuh harusnya udah nggak bisa di sebut cowok idaman lagi. Tetapi, suami idaman. Aaa Mama mau nikah sama Astalian."
.
.
"Asta,"panggil Serena membuat langkah Astalian terhenti.
Serena berlari mendekati Astalian. "Selamat pagi Asta."
"Hmm iya,"jawab Astalian cuek.
Serena tersenyum simpul. "Kali ini lo suka sama cara kerja gue kan? Pasti akan banyak sponsor join dan puas sama Astama Fair. Secara rundown dan konsep eventnya bagus banget."
"Iyaa itu semua berkat ide dan kerja keras dari seluruh tim Astama Group. Apalagi Lavelyn banyak membantu dalam proses pembuatan laporannya,"ucap Astalian.
Senyum Serena sirna ketika nama Lavelyn lagi dan lagi disebut. Seakan usaha keras untuk membuktikan bahwa kemampuannya patut untuk di puja tidak begitu penting. "Bisa nggak, jangan sebut nama cewek itu terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Cowok Idaman!
FanfictionIni kisah Lavelyn mengejar lelaki idaman yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namanya Astalian Altama. Laki-laki yang bahkan tidak pernah menatap ke arahnya, tidak ingin di sentuh, irit bicara, dan selalu memejamkan mata setiap berhad...