13

99 11 2
                                    

"Sahabat gue ini kenapa murung? Kemarin baru aja diajakin makan siang bareng loh,"ucap Kairi.

Nayara melirik pada Kairi memberi kode, mempertanyakan sikap Lavelyn yang menjadi pendiam sejak pagi hingga memasuki jam makan siang. Nayara mengguncang lengan kanan Lavelyn, membuat sahabatnya tersadar. "Lo kenapa? Ada masalah?"

"Nggak ada. Gue lagi capek aja. Tugas banyak banget,"keluh Lavelyn sambil membereskan berkas-berkas di mejanya.

Kairi tersenyum simpul. "Jangan bohong, Lavelyn. Pasti ada hal yang membuat lo sakit kan? Asta nyakitin lo?"

"Bukan apa-apa. Gue hanya heran kenapa untuk pertama kalinya Astalian coba untuk natap gue. Dia malah sesak nafas dan seketika sikapnya berubah dingin,"tutur Lavelyn.

Nayara mengerutkan dahi. "Sesak nafas setelah natap lo? Apa dia punya phobia menatap perempuan ya?"

"Rasanya nggak mungkin deh. Bisa aja dia lagi sakit atau kekenyangan habis makan siang,"ucap Kairi.

Lavelyn menghela nafas. "Sumpah pemikiran lo paling akhir aneh banget, Kai."

"Bukan aneh, Lavelyn. Ada tahu orang yang kekenyangan, dadanya suka sesak kayak pengen muntah gitu. Siapa tahu sikap Astalian jadi berubah dingin karena dia nggak mau lo khawatir,"ujar Kairi.

Lavelyn mengangguk. "Benar juga sih. Nanti deh waktu makan siang gue tanyain keadaannya."

"Eh, jangan nggak usah. Nanti siang lo di sini aja sama kita,"cegah Nayara.

Lavelyn menaikkan alis. "Kenapa? Kalian lagi rencanain sesuatu?"

"Nggak inget hari ini, hari apa?"tanya Kairi.

Lavelyn terdiam sejenak. Ia mengambil ponselnya dan seketika matanya melotot. "Hari ulang tahun gue."

"Nggak paham gue sama lo. Ulang tahun bukannya bahagia malah ngelamun,"ujar Nayara menggelengkan kepala.

Lavelyn terkekeh ringan. "Ya habisnya gue kepikiran sama kejadian kemarin. Maunya tuh nanya lewat chat atau telepon Astalian. Tetapi, gue nggak mau ganggu dia."

"Oh gue tahu. Pasti kejadian kemarin tuh cuma akting Asta aja supaya rencana kasih suprise buat lo berhasil,"ujar Kairi.

Lavelyn tersenyum malu, memegang kedua pipinya. "Ya ampun mau banget dapet kejutan dari cowok idaman."

"Eh kita ada beli kue buat lo. Gue siapin dulu ya,"ucap Nayara.

Lavelyn hanya mengangguk. Ia melihat Nayara dan Kairi berjalan menuju kulkas yang tersedia di ruangan. Mengeluarkan cake yang akan diberikan pada Lavelyn.

"Ini dia kue ulang tahun lo."Kairi meletakkan kue ulang tahun di atas meja Lavelyn.

Lavelyn menerbitkan senyum. "Makasih banyak ya. Kalian selalu ingat ulang tahun gue daripada diri gue sendiri."

"Make a wish dulu,"ucap Nayara setelah menghidupkan lilin.

Kebetulan ruangan Pemasaran hanya ada mereka bertiga. Anggota lain sedang bertugas di luar kantor dan memilih menikmati makan siang di luar. Sehingga kali ini hanya Nayara dan Kairi yang akan merayakan ulang tahun Lavelyn. Untuk kue, tentu nantinya semua anggota pemasaran akan mendapat bagian.

Lavelyn melirik ke arah Kairi dan Nayara seakan ragu. "Ini nggak papa kita rayain cuma bertiga? Anggota yang lain masih di luar kantor. Tunggu mereka aja kali ya?"

"Mereka baru pulang jam 3 sore, Lavelyn. Pasti sampai kantor kecapean. Gue nggak mau mereka terpaksa rayain ulang tahun lo ditengah rasa lelah setengah harian berkegiatan di luar kantor,"tutur Kairi.

Cinta Cowok Idaman!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang