11

109 18 3
                                    

Hari sabtu. Hari yang amat Lavelyn tunggu dimana untuk pertama kalinya ia berkencan dengan Astalian. Rasanya amat membahagaikan mendapatkan momen di hari ini. Selama bertahun-tahun memiliki rasa pada Astalian. Pada akhirnya ia perlahan bisa menyentuh hati cowok idamannya itu.

Sejak tadi senyumannya terus terbit. Berulang kali memperbaiki riasan di wajah sebab takut jika make up- nya terlihat menor. Lavelyn hanya tidak ingin mengecewakan Astalian di kencan pertama mereka. Ya, meski ia tahu jika Astalian tidak mempusingkan soal penampilan.

Namun, bagi Lavelyn penampilan itu adalah hal terpenting untuk memberi kesan yang baik. Terlebih ini hal pertama dirinya selangkah lebih dekat bersama Astalian. Syukur-syukur jika terjadi banyak skinship atau mata saling berpandangan. Suatu hal yang selalu Lavelyn tunggu.

Dilihat Astalian.

Iya paham akan sulit merasakan hal itu. Apalagi Astalian adalah tipe laki-laki yang menjaga pandangan dari perempuan. Tetapi, siapa tahu. Jika sekali bertatapan, Lavelyn akan dilamar oleh Astalian.

"Ya ampun pikiran gue jadi kemana-mana. Pokoknya gue nikmatin aja hari ini. Nggak boleh mikir berlebihan dan berekspetasi apapun tentang Astalian. Gue ada di momen saat ini aja udah cukup,"teguh Lavelyn.

Lavelyn menghembuskan nafas dan merapikan rambutnya. "Oke saatnya menunggu cowok idaman datang menjemput. Aaa ya ampun gue cantik banget. Cocok jadi cewek idaman Astalian."

.



.

Photo by Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Photo by Pinterest.

"Gimana? Siap belajar tenis?"tanya Astalian melirik wajah samping Lavelyn.

Lavelyn mengangguk. "Siap diajarin tenis sama cowok idaman."

"Cowok idaman itu kalau dia berhasil bikin lo jadi perempuan berharga. Gue belum bisa dikatakan seperti itu,"ucap Astalian.

Lavelyn menatap Astalian yang mengambil raket tenis dan di ulurkan padanya. "Idaman tuh bukan hanya merasa jadi orang spesial. Tetapi, kamu jaga pandangan dari perempuan aja sudah bisa dikatakan idaman."

"Aneh ya?"tanya Astalian.

Lavelyn mengerutkan dahi. "Aneh kenapa?"

"Aturan hidup gue aneh. Nggak mau melihat lawan jenis disaat Papa dan kakak gue nggak ngelakuin itu,"lirih Astalian.

Lavelyn tersenyum simpul. "Nggak ada yang aneh, Astalian. Justru bagus tahu cowok jaga pandangan. Kamu menerapkan apa yang diajarkan di agama. Aku malah salut sama cowok seperti kamu. Nggak mudah loh berinteraksi dengan lawan jenis tanpa memandang mereka. Pasti rasanya leher kamu sakit karena kebanyakan nunduk. Maaf ya kadang aku memaksakan diri untuk bisa dilihat kamu. Aku kira awalnya karena kamu risih aku punya perasaan ini. Tetapi, semakin mengenal kamu. Aku jadi tahu. Kamu ngelakuin hal yang sama dengan semua perempuan."

Cinta Cowok Idaman!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang