☀︎◠◡◠⁵

4.8K 216 16
                                        


Di Penthouse Jung banyak tamu undangan yang hadir, ya hari ini adalah hari perayaan ulang tahun si bungsu yang ke lima tahun. Dua bulan telah berlalu, di hari bahagia itu, Taeyong harus memasang wajah cerianya.

"Uchan mau adik.. Uchan mau adik.." ucap Sungchan yang di gendong Bubunya, balita lima tahun itu masih di dalam kamar karena masih mode merajuknya.

Mendengar itu, hati Taeyong begitu sakit, semua programnya serasa sia sia. Ia juga takut jika sebentar pas keluar dari kamar akan di tanyain soal perkembangan program hamilnya.

"Sayang.."

"Bubu bohong! Bubu bohong! Uchan mau adik, kenapa tidak datang datang?! Mau adik hiks..!!" berontak Sungchan dalam gendongan Bubunya.

"Say-Uchan!" ucap panik Jaehyun yang saat memasuki ruangan melihat berontak si bungsu yang memukul mukul wajah kepala bahkan bahu Taeyong.

Segera tangan besar itu mengambil tubuh Sungchan, sebelumnya ia sedikit mengguncang tubuh Sungchan mengudara.

"Uchan. Dengarkan Daddy." balita itu hanya menangis,

"Uchan tidak boleh kasar sama Bubu. Uchan mau Bubu terluka huh! Uchan tega liat Bubu sakit" ucap Jaehyun yang mendudukkan tubuh Sungchan di atas tempat tidur.

Pertahanan Taeyong runtuh, tubuhnya meluruh lalu menangis, melihat itu Sungchan juga semakin menangis.

Jaehyun di buat membeku beberapa saat, ia bingung harus mendahulukan yang mana.

Tangis mereka sama-sama kencang, bagaimana ini batin Jaehyun nelangsa.

"Uuc-astaga Jaehyun! Kamu apakan istri dan anakmu. Anak ini.." ucap wanita setengah tua namun wajahnya masih begitu awet muda. Jaehyun mendapatkan pukul dari kepala dan pundaknya, kesar cukup sakit di rasakan pria dominan tinggi itu.

Jaehyun menatap wajah wanita cantik yang telah melahirkannya, sedikit kesal karena mendapatkan pukulan, namun wajahnya mengisyaratkan kesedihan.

"Ma~" ucap Jaehyun, namun wanita itu hanya diam ia menggendong tubuh kecil si bungsu.

"Ouh~ ututu.. Cucu Haelmoeni kenapa eum?"

"Adik.. Hiks.. Adik.." racau balita tersebut, segera Jaehyun memeluk tubuh ringkih istrinya.

Wanita itu berbalik menatap tajam pada Jaehyun.
"Kalian masih belum bisa kasih adik? Apa susahnya langsung melakukan itu. Jangan terlalu menuntut," wanita cantik tersebut menatap Taeyong.

"Uang Jaehyun tidak akan habis 10 turunan, Yongie. Hamillah lagi, tapi kalau memang kelak itu laki-laki lagi mungkin memang sudah takdirnya, kamu liat kan kakak dan adiknya Jaehyun juga anak-anaknya semua laki-laki." menyerahkan tubuh kecil Sungchan pada Jaehyun.

Tangan lentik ibu Jaehyun, mertua Taeyong memeluk tubuh menantunya. "Keluarga Jung memanglah keluarga dominan, jangan berkecil hati. Jangan permasalahan soal itu lagi.. Tidak apa-apa nak"

"Bubu-" perkataan Minhyung terhenti kala menemukan kekacauan di dalam kamar orang tuanya, di susul Jeno dan Harabeojinya.

"Kenapa kalian masih disini? Tamunya sudah hadir semua, jamulah mereka.." ucap Harabeoji dengan wajahnya yang datar, namun dengan kelembutan.

Segera Minhyung dan Jeno berlari memeluk tubuh Bubunya.
"Ini soal program hamilkah?" ucap Harabeoji.

Junmyeon memasuki ruangan, kakak tertua dari Jaehyun itu sebenarnya berat hati untuk masuk, namun ia juga merasa tak enak hati pada tamu.

"Maaf mengganggu, tapi bisakah kalian menyelesaikan semuanya dengan cepat? Tamu sudah menunggu, ingat tamu yang di luar bukan orang dewasa, melainkan anak-anak. Cepatlah" ucap Junmyeon lalu berlalu.

"Sudah ini kita lanjutkan lain kali, sekarang ayo sambut tamu dulu" ucap Harabeoji menggendong tubuh Sungchan yang berada di gendongan Jaehyun.

"Hei anak-anak ayo, jangan membuat para orang tua di luar menjadi curiga" mendengar perkataan orang tertua yang paling di segani itu Minhyung bersama Jeno melepaskan pelukannya pada Bubu, sebelum sebelumnya mereka mencium pipi Bubunya lalu mengikuti langkah Harabeoji.

Tersisa Jaehyun, Taeyong dan Haelmoeni di dalam ruangan.























T. B. C

𝚃𝙷𝙴 𝚈𝙾𝚄𝙽𝙶𝙴𝚂𝚃 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang