Taeyong bersama Beomgyu sendirian di Penthouse, setelah kejadian tadi sore, para dominan itu langsung pergi tanpa berucap apa-apa pada Taeyong dan Beomgyu.
Sepanjang jam, Beomgyu terus mencari Daddy dan kakak-kakaknya yang tak kunjung pulang bahkan Taeyong pun di buat tidak tenang karena tidak ada yang membalas pesan bahkan teleponnya tidak di angkat.
"Ehegh.. hegh.. hegh.. Daddy.. Mbu Daddy hegh.." tangis Beomgyu yang sudah sangat merindukan Daddynya, sudah hampir lima jam mereka pergi.
"Uush.. Ush.. Ush.. Jangan nangis nak, eum?" bisik Taeyong, malam telah tiba dan ruangan yang luas itu terasa sangat mencekat, Taeyong takut sendirian apalagi jika hanya berdua dengan Beomgyu ia semakin tidak bisa berbuat apa-apa.
"Bubu.." bisik Beomgyu menahan segukannya, memeluk leher Bubunya, takut.
"Diam, Bubu merasakan merinding"
"Hiks.. Daddy.. Mau Daddy.." Taeyong mengusap punggung Beomgyu, seraya berbisik.
"Ambekin aja udah kalau mereka pada pulang nantinya" ucap Taeyong di angguki Beomgyu.
Beberapa menit kemudian Beomgyu tengah berbaring dengan menonton serial kartun favoritnya. Taeyong sengaja membesarkan suaranya, lalu ia ikut berbaring disamping Beomgyu yang sangat menikmati tontonannya, berbeda dengan Taeyong yang masih sangat tidak tenang karena dirinya hanya bersama Beomgyu di Penthouse.
Suara bell berbunyi membuat Taeyong dan Beomgyu tersentak, saling pandangan.
"Daddy?.." ucap pelan Beomgyu menatap Bubunya, gelengan Taeyong berikan kalau itu Jaehyun tidak mungkin dia menekan bell, sudah pasti ia langsung memasukan kode pin bukan dengan menekan bell.
"Daddy!" ucap riang Beomgyu, yang langsung berlari.
"Beomgyu!" ucap Taeyong yang tak cepat menahan putrinya, ia segera ikut menyusul Beomgyu yang sudah melesat pergi duluan.
Beomgyu yang tersenyum seketika berjalan pelan, kala pintunya sudah terbuka, dan Taeyong begitu khawatir, mempercepat langkahnya untuk menarik tubuh putrinya namun perasaan yang sudah terlalu tidak karuan mmembuatnya tak sadar menginjak salah satu mainan Beomgyu, mengakibatkan dirinya terjatuh dengan berlutut.
"Beomgyu..! Jangan semakin jauh nak.." ucap lirih Taeyong memperingatkan bungsunya, agar tidak mendekati pintu.
Beomgyu melihat satu tangkai bunga mawar merah yang di hiasin plastik sedemikian rupa dari cela pintu yang terbuka.
"Jung Beomgyu." peringatan Taeyong yang sudah menyembutkan nama lengkap si bungsu kalau ia benar-benar sudah sangat serius. Beomgyu menghentikan langkahnya, berdiri dengan mengigit sudut kulit kukunya, berbalik menengok Bubunya lalu bergantian menatap pada pintu.
"Jjang!" ucap Sungchan yang langsung membuka pintu sepenuhnya, seketika ketegangan Taeyong melemas dengan duduk di lantai, kekhawatirannya langsung sirna kala orang tersebut adalah anak dan suaminya. Ia pikir itu trik penjahat karena mengetahui Penthouse sedang di isi kaum lemah.
Sungchan memberikan bunganya pada Beomgyu lalu memberikan pelukan dan kecupan kening, lalu Jeno dengan setangkai bunganya dengan hiasan lampu berwarna kuning, berbeda dengan Sungchan yang warnanya orange. Memeluk Beomgyu juga dengan kecupan di pipi si bungsu. Lalu Minhyung dengan setangkai bunganya juga di berikan pada Beomgyu dengan lampu berwarna hijau, memeluk adiknya lalu memberikan kecupan di pipi.
"Happy valentine baby gyu.." ucap bersamaan Minhyung, Jeno dan Sungchan.
Lalu Jaehyun yang memberikan buket bunga dengan ukuran kecil pada Beomgyu, ia menyamakan tingginya dengan si bungsu, sambil tersenyum.
"Happy valentine baby.." bisik Jaehyun pada Beomgyu, di terima Beomgyu dengan manis, tangan kecil itu memeluk buket pemberian Daddy dan ketiga kakaknya. Jaehyun menarik tubuh Beomgyu untuk di peluknya memberikan beberapa kecupan kupu-kupu di wajah si bungsu.
Lalu berdiri sambil menggendong Beomgyu mendekati Taeyong. Memberikan buket bunga dengan ukuran yang lebih besar, ada tiga pembeda di dalam rangkaiannya, Taeyong yakin itu adalah perwakilan dari ketika putranya. Bunga mawar secerah darah pekat yang paling banyak lalu ketiga bunga mawar dengan merah sedikit ke merah maroon yang tersebar di beberapa titiknya. Sangat cantik.
"Happy valentine honey" bisik Jaehyun memberikan ciuman di kening Taeyong cukup lama, lalu memeluk sebentar tubuh istrinya itu. Setelah Jaehyun melepaskan pelukannya ketiga putranya bersamaan memeluk Bubu mereka. Seraya bersamaan mengucapkan kata
"Happy valentine Bubu.."
Seketika Taeyong menangis, meraung menumpahkan kekesalannya. Membuat Minhyung, Jeno dan Sungchan terkejut namun kemudian berpikir ah ini Bubu mereka tengah terharu. Sedang Jaehyun justru menanyakannya langsung.
"Kenapa menangis?"
"Hiks.. Kamu.. Kamu pikir ini lucu apa?!"
"Aku kan memang tidak melakukan lolucon" ucap Jaehyun, Taeyong memukul dada Jaehyun.
"Bodoh! Kamu meninggalkan aku bersama Beomgyu di Penthouse mana sudah malam hiks.. Kau tau aku, ketakutan hiks.. Berpikiran aneh.. eheg.. Kamu jahat padaku huwa.." Jaehyun tersenyum, lalu menarik tangan Taeyong untuk mendekati tubuhnya memeluk istrinya, sementara Beomgyu hanya terdiam di gendongan Daddynya ia tidak mengerti dengan perkataan Bubunya namun matanya juga tidak bisa bohong melihat Bubunya menangis genangan itu juga hadir.
Tak menyia-nyiakan kesempatan ketiga putra Jaehyun juga ikut memeluk kedua orang tua mereka dengan Beomgyu di tengah-tengah mereka yang kebingungan namun ia juga memeluk leher Daddy dan Bubunya.
"Sorry Honey.. Aku tidak akan melakukan hal itu lagi.." bisik Jaehyun pada Taeyong.
◡̈
Beberapa jam kemudian anak-anak Jaehyun dan Taeyong sudah terlelap di kamar masing-masing, tersisa pasutri di kamarnya yang masih terjaga.
Jaehyun baru selesai dengan pembicaraannya dengan Ayahnya. Membanting kasar benda persegi panjang yang tak bersalah, melihat itu Taeyong segera menanyakan pada suaminya.
"Kenapa? Ada apa eum?" tanya lembut Taeyong mengusap pundak Jaehyun.
"Ayah mendatangkan guru pengajar untuk Beomgyu belajar membaca besok" ucapnya lemah, ia memijat pangkat pelipisnya.
"Kenapa, begitu cepat? Beomie ku bahkan baru berusia tiga tahun.."
"Itu sudah sangat terlambat, harusnya di usia tiga tahun anak-anak Jung sudah pintar membaca"
"Iya aku tahu.." ucap Taeyong ia ingat ketiga putranya di usia dua tahun lebih sudah begitu di tuntut dengan hal pelajaran dini, dan memang berhasil di usia tiga tahun para anak laki-lakinya sudah begitu pandai dan sangat lancar membaca. Taeyong pikir pengecualian untuk si bungsu, namun yang namanya peraturan dari keluarga kaya memang lah tetap aturan dan tidak bisa di bantahkan.
"Aku takut Beomgyu menolak.." cicit Taeyong.
"Itu dia.." balas Jaehyun juga dengan cicitannya.
Di kamar si bungsu, tanpa sepengetahuan siapapun. Balita itu masih terjaga dan masih menikmati cemilan coklat pemberian dari Daddy, Minhyung, Jeno, Sungchan, Bubu dan Taehyun di atas tempat tidurnya, kepala yang ia gerakkan ke kiri dan ke kanan kaki kecilnya yang ia gerakkan seirama dengan gerakan kepalanya begitu senang karena tidak ada yang menganggu kenikmatan dunia manisannya.
"Eeumm.. Yummy~.."
T. B. C
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚃𝙷𝙴 𝚈𝙾𝚄𝙽𝙶𝙴𝚂𝚃 ✔
FanfictionSi bungsu yang selalu di nomor satukan.. hanya si bungsu.. dan bungsu.. B.U.N.G.S.U. ═════════•°•⚠️•°•═════════ GS / GENDER SWITCH FAMILY ROAMANTIC RANDOM FLUFF
