☀︎◠◡◠²⁶

4.2K 192 10
                                        





Setelah menikmati sarapannya, saudara Jaehyun pergi menikmati perkebunan di belakang villa, bahkan Minhyung dan Jeno juga ikut. Tersisa Jaehyun Taeyong Sungchan dan si bungsunya di villa duduk di ruang tengah, dengan Beomgyu yang didudukkan di sofa, lalu kedua orang tua dan kakaknya duduk di depannya di atas karpet.

"Beomie ayo nak bilang Bubu.." ucap Taeyong yang sudah begitu lama ingin putrinya memanggilnya.

"Gyugyu.. Bilang Bubu.. Bu Bu" ucap Sungchan yang mengusap kaki adiknya

"Dada" ucap Beomgyu lalu tersenyum, Jaehyun menaikan kedua alisnya menahan senyumannya ia tidak bisa memperlihatkan kesaltingannya di samping istrinya yang masih berusaha penyebutan tambahan si bungsu.

"Bubu.." ucap Sungchan

"Emm.. mama.. mmm" ucap si kecil, sambil bertepuk tangan, Taeyong merotasikan matanya malas, Beomgyu tidak pernah bisa mengucapkan kata 'Bubu' padahal hampir setiap waktu bahkan hari Taeyong mengajarkannya namun yang keluar penyebutan kata 'Mama' bukan penyebutan kata 'Bubu'

"Ayo nak Bubu.." ucap Jaehyun ikut membantu

"Dada~"

"Panggil Bu bu bukan Dada, masa Daddy terus.. Beomie mau nen emang ke Daddy eum?" ucap Taeyong yang berpura-pura marah

"Eheg.. heg.. hhegh.." tangis Beomgyu keluarkan sebagai jawab ke frustasiannya. Segera Jaehyun mengambilnya seraya mengusap punggung kecil itu, Sungchan memeluk kaki Bubunya yang ikut berdiri di samping Jaehyun yang menenangkan tangisan si kecil.

◡̈

Dua Tahun Kemudian, Beomgyu si putri bungsu keluarga Jung kini berusia dua tahun hampir memasuki tahun ketiga, anak gadis kecilnya Jaehyun itu begitu aktif aktifnya dalam semua hal, penuh dengan keceriaan memberikan penuh warna di Penthouse.

Saat ini keduanya, yakni Taeyong dan Beomgyu tengah duduk berdua di atas tempat tidur, Beomgyu tiba-tiba bangun lalu merangkak pada badan Bubunya.

"Bubu.."

"Eum?"

"Beomie mau nen.." ucap Beomgyu, mendengar itu Taeyong mengangkat tangannya agar si kecil masuk ke dalam pelukannya. Balita tiga tahun itu dengan senangnya menyusu pada Bubunya, matanya tidak terpenjam seperti biasanya, jika balita itu nen akan langsung tertidur namun sekarang mata indah itu terus menatap wajah Bubunya dari bawah, menyadari putrinya yang tidak biasanya masih terjaga saat menyusupun menunduk menatap putrinya, bulu mata lentik si bungsu itu beberapa kali terpejam sambil menyusu dengan senyuman, suara tawa dari tenggorokan terdengar, seperti gumaman karena pemiliknya juga sedang sibuk memasukkan cairan putih kedalam tubuhnya.

Entah kenapa perasaan Taeyong menjadi sedih tidak nyaman, seperti akan ada yang hilang? Taeyong ikut tersenyum keduanya saling memandang dalam diam, kaki kecil Beomgyu beberapa kali terangkat karena sangat senang. Setelah beberapa menit menyusu, balita itu melepaskan tonjolan kecil milik Bubunya, membuat Taeyong mengernyit.

"Kenapa Beomie tidak tidur?" hanya gelengan yang balita itu berikan, lalu memeluk leher Bubunya

"Kenapa nak?"

"Bubu.." Taeyong menatap wajah putrinya lekat lekat, jantungnya berdetak cepat.

"Hayi ni.. yi Beomi ahiy nen.." (hari ini, hari terakhir Beomie nen) mendengar itu Taeyong mengerutkan alisnya namun ia masih menunggu kelanjutan si bungsu.

"Beomie dah besa, dah nda sa nen agi.. Nanti Bu akit, ka di gigit ma Beomie.." (Beomie sudah besar, sudah tidak bisa nen lagi, nanti Bu sakit karena kena gigit sama Beomie)

Mendengar itu, Taeyong tidak bisa tidak menangis ia terharu juga merasa kehilangan dan sedikit tidak rela putrinya yang sudah besar dan begitu memikirkannya memang benar Beomgyu terkadang mengigit miliknya sakit tapi masih bisa di toleransi, karena dulu juga kakak kakak si bungsu berhenti nen saat usia mereka masuk ke empat tahun, tidak seperti Beomgyu tidak rela melepaskan putrinya yang bersikap dewasa yang begitu memikirkan keadaan dirinya.

"Bubu.." ucap Beomgyu yang melengkungkan bibirnya, mata indah itu ikut mengabur karena menampung cairan beningnya. Tangan kecil yang gemuk itu menyentuh wajah Taeyong, menghapus aliran sungai kecil di wajah cantik Bubunya.

"Ngan angis.." (jangan nangis) ucap si kecil yang lalu memeluk leher Bubunya.

"Kenapa nak? Beomie kan masih perlu asinya Bubu. Punya Bubu juga masih ada airnyakan?" geleng Balita itu berikan.

"Da susu mula, stobeyi! Hihi.." (ada susu formula rasa stroberi) ucap Beomgyu yang malu malu kucing mengakui rasa kesukaannya.

"Mau mimi susu perisa stroberi saja, punya Bubu sudah tidak enak?"

"Enak.. Tapi stobeyi bih enak!" ucap si kecil yang menggunakan keduanya tangannya mengukurkan kecintaannya dengan susu perisa stroberinya.

Taeyong lalu memeluk tubuh kecil putrinya, lalu semakin menangis, mengetahui Bubunya menangis di balik punggungnya si kecil juga ikut menangis bahkan lebih besar dari suara tangis Bubunya.

Taeyong tak hentinya memberikan kecupan kecupan pada wajah, leher, punggung tangan dan telapak. Tangan Beomgyu, membuat balita itu sangat senang, dengan cinta yang di berikan Bubunya padanya.



















T. B. C

𝚃𝙷𝙴 𝚈𝙾𝚄𝙽𝙶𝙴𝚂𝚃 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang