☀︎◠◡◠³¹

3.7K 166 0
                                        




Jam 08.25. Jaehyun telah bersiap dengan pakaian kantornya, dengan di bantu sang istri yang memasangkan dasi pada lehernya. Setelah memberikan ciuman dalam pada Taeyong, Jaehyun pun segera melangkahkan kakinya keluar kamar, Beomgyu yang bermain di ruang bermainnya seketika berlari dengan senyuman melihat sang Daddy.

"Daddy mau kemana?" tanya si bungsu memeluk kaki Jaehyun.

"Kekantor nak" ucap lembut Jaehyun menyentuh kepala Beomgyu.

Jaehyun tetap melangkahkan kakinya, dengan Beomgyu yang masih memeluk lutut Jaehyun bokong si kecil duduk di punggung kaki Daddynya.

Taeyong tersenyum, selalu ada tingkah si kecil. Seingatnya para kakak Beomgyu dulu sewaktu kecil tidak pernah seperti itu, hanya Beomgyu yang dengan tingkah bandelnya namun juga menggemaskan secara bersamaan.

Saat di depan pintu, Jaehyun menghentikan langkahnya, menundukkan kepalanya menatap si bungsu. Beomgyu berdiri namun tangannya masih berpegang pada celana kain milik Daddynya.

"Hegh.. hegh.. ehegh.." Jaehyun langsung menyamakan tingginya dengan si bungsu, mengabaikan celana kainnya yang akan menjadi kerutan karena terlipat.

Beomgyu langsung memeluk leher Jaehyun, memeluknya sangat erat.

"Daddy mau ke kantor, kenapa Beomie tidak memperbolehkan Daddy pergi hm?" ucap Jaehyun mengusap punggung Beomgyu.

Taeyong ikut berjongkok di samping Jaehyun, mengusap lengan si bungsu.

"Nda nda..!! Nda boleh pegi.. ehegh.. No!" ucap Beomgyu yang menghentakkan kakinya kesal, namun ia masih memeluk Daddy nya.

"Ikut.. hegh.. Ikuuuuut.." ucap kembali si bungsu. Jaehyun menatap Taeyong meminta ijinnya.

"Hhah~ baiklah.." ucap Taeyong pasrah, sebenarnya Taeyong tidak ingin putrinya ikut ke kantor Jaehyun, ia terlalu khawatir akan si bungsu yang sendiri karena pasti Jaehyun akan sibuk dengan tumpukan dokumen dan melakukan rapat, dan si bungsu pasti akan terabaikan.

Jaehyun berdiri dari jongkoknya menggendong Beomgyu, segera Taeyong bangkit dan berjalan cepat memasuki kamar tak menunggu lama Taeyong kembali dengan sepatu dan jaket untuk Beomgyu kenakan.

"Nanti Beomie di kantor Daddy, jangan bertingkah. Harus jadi putri yang baik. Oke nak?"

"Eung!" anggukkan Beomgyu, yang di gendong Jaehyun dengan Taeyong memasangkan sepatu di kaki Beomgyu.

"Ayo tangannya masukin dulu" ucap Taeyong yang memasangkan jaket pada Beomgyu.

"Nah dah selesai, kiss Bubu dulu"

"Eemmach!" ucap Beomgyu melakukan kiss jauh. Taeyong menampilkan wajah masamnya.

"Bubu minta kiss tapi bukan jauh ih, cepat" ucap Taeyong mendekatkan wajahnya pada Beomgyu, namun Beomgyu segera berbalik memeluk leher Jaehyun menyembunyikan wajahnya.

Taeyong memukul bokong Beomgyu, tidak keras.

"Kalau sudah sama Daddynya aja, Bubunya sudah di lupain" ucap Taeyong mengerucutkan bibirnya, Beomgyu berbalik melambaikan tangannya.

"Pay pay Bubu~.." ucap Beomgyu, Jaehyun tersenyum mengecup kepala Beomgyu.

"Aku berangkat dulu ya, baik-baik di rumah"

"Emm"


Baru beberapa langkah, Beomgyu sudah ingin turun dari gendongan Jaehyun, terpaksa Jaehyun menuruti kemauan si kecil. Handphone Jaehyun berdering, ia segera mengangkatnya dan mengejar si kecil yang berlari memasuki lift. Untuk pertama kalinya fokus Jaehyun terbagi, menyimak pembicaraan melalui handphonenya lalu memantau si kecil yang begitu aktif, ia bahkan hampir ketinggalan masuk lift. Mau menegur Beomgyu tidak bisa karena ia juga sedang berbicara dengan Mingyu.

Saat di dalam lift Jaehyun bernafas lega karena hanya dirinya berdua dengan si Bungsu, Beomgyu tidak bisa diam tangan kecil itu berusaha menggapai tombol segera Jaehyun tahan dan menarik Beomgyu agar kesudut menjauh dari tombol, kembali Beomgyu berusaha memenang pegangan besi kembali juga Jaehyun menahannya karena tidak ingin kejadian yang tak di inginkan Jaehyun menggendong Beomgyu.

"Oke." ucap Jaehyun memutuskan sambungan telepon, memasukkan benda persegi itu di saku celananya. Menatap Beomgyu yang berfokus menatap keterangan lantai yang di lewati. Jaehyun mengecup pipi Beomgyu lalu berucap.

"Tidak bisa diam banget anak ini hm?"

"Hehe.. Mmach!" tawa Beomgyu lalu memberikan kecupan pada bibir Daddynya.


◡̈


Di sekolah Dasar.

Kelas Jeno melakukan menerima pelajaran olahraga, semua kelas 6-F itu melakukan pemanasan yang di pandu dengan guru pembimbing, satu sebagai perwakilan di jadikan center.

Jeno menendang bokong Erick, mengakibatkan sepupunya itulah yang menjadi perwakilan, Erick menatap kesal pada sepupunya itu selalu saja ia yang menjadi tumbal.

"Hitunglah Erick" ucap guru

"1 2 3 4 5 6 7 8!" ucap Erick mulai menghitung, Jeno menarik sudut bibirnya sangat tipis lalu memandang sembarangan karena tak ingin berkontak mata dengan sepupunya yang ia tahu sedang menahan kekesalannya.

Lihat saja, pulang sekolah akan aku gangguin Beomgyuiee  batin Erick.

Setelah selesai dengan pemanasannya, team di bagi menjadi dua bagian, pihak laki-laki bermain bola besar seperti basket sedangkan team perempuan bermain bola kecil, seperti badminton.

Jeno bertugas mengambil bola di gudang, bersama dengan Jaemin. Keduanya berjalan dalam diam menuju ke ruang penyimpanan olahraga.

Jeno mendahulukan gadis itu untuk masuk, lalu segera mengambil bola yang di surukan.

"Kenapa?" ucap datar Jeno saat berbalik, menemukan Jaemin yang linglung.

"Aku belum menemukan alatnya" ucap Jaemin.

Helaan nafas Jeno berikan, lalu ikut membantu ketua kelasnya itu mencari raket dan bulunya.

Jaemin menarik ujung lengan pakaian olahraga Jeno, membuat empunya berbalik dengan alis yang mengerut, mengikuti arah tunjuk jari gadis itu.

"Merepotkan.." gumam Jeno, namun ia pun mengedarkan pandangan mecari tumpuan untuk di gunakan mengambil benda yang di suruhkan guru pembimbing pada Jaemin.

"Ambil itu, " ucap Jeno yang memerintah pada Jaemin, menurut gadis itu mengambil bangku bundar yang ada di dekat pintu, lalu meletakkannya persis di samping Jeno, segera Jeno naik dan mengambilkan benda yang di suruhkan pembimbing olahraga, menyerahkannya pada Jaemin.

"Makasih Jeno.." ucap Jaemin sambil tersenyum, sangat manis.

"Mm." balas Jeno, keduanya lalu keluar bersama.

"Eeittss!!! Habis ngapain kalian berdua huh?!" ucap heboh Erick yang di suruh guru untuk menyusul Jeno dan Jaemin karena agak lama.

"Menyingkir." ucap Jeno memberikan bola basket ketangan Erick.

Erick menengok menatap Jeno, segera di jawab Jeno, "ke toilet." lalu benar-benar berlalu.

Erick mengangguk, lalu menarik Jaemin untuk segera ke lapangan.


















T. B. C

𝚃𝙷𝙴 𝚈𝙾𝚄𝙽𝙶𝙴𝚂𝚃 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang