HS: Tiga

1.8K 59 0
                                    

    

"Na'am Gus. Kamar nya sudah saya siapkan." Zafran mengajak Syakila untuk melihat kamarnya.

Kedatangan Syakila dan Gus Zafran di pondok perempuan membuat geger. Banyak santri ataupun ustadzah yang mengagumi Gus Zafran merasa patah hati, karena melihat sikap manis yang diberikan untuk Syakila.

"Enak banget kasurnya empuk, ada pendingin ruangan juga lagi. Makasih Gus." Ujar Syakila sambil menggoda Zafran dengan sebutan Gus.

Zafran berjongkok di depan Syakila, menatap perempuan itu. "Kaka hanya minta jaga sikap dan perilaku ya kil?"

"Iya ka tenang aja." Zafran bernafas lega dan bangkit, mengajak Syakila untuk makan malam di kantin.

Saat mereka keluar, masih terdapat Habibah dan beberapa santri yang penasaran dengan Syakila. Syakila menatap semua orang bingung saat dirinya dan Zafran keluar.

"Kalian kenapa nunduk? Gus Zafran kan gak gigit?"
Herannya sambil memandangi semua orang.

Mendengar itu membuat semua nya mengadahkan kepala dan tanpa sadar bersitatap dengan Zafran.

"Astaghfirullah." Ujar mereka serentak.

Syakila menoleh ke arah Zafran bingung, dan yang di tatap hanya diam menatap nya kembali. "Padahal kan Gus Zafran kalian bobrok." Tidak menyangka ucapan itu akan keluar dari mulut Syakila, Zafran membelalak terkejut. "Astaghfirullah Kil, udah-udah ayo makan." Tangan Zafran menarik seujung kain baju Syakila membuat perempuan itu mengikuti langkahnya.

"Nanti aku ceritain kebobrokan Gus Zafran, aku makan dulu ya.....Laper...." Syakila sedikit berteriak agar bisa di dengar oleh yang lainnya. Zafran hanya bisa beristighfar dengan tingkah laku kurcaci di sampingnya yang membuat Zafran sakit kepala.

Sedangkan yang lainnya ada yang menatap bingung dan menatap lucu. "Itu beneran calon Ning kita?" Tanya salah satu santriwati.

"Sepertinya iya, mana mungkin kalau bukan calon Ning di istimewakan sampai dapat kamar sendiri." Timpa yang lainnya.

"Pasti calon Ning kita punya nasab yang bagus atau gak beliau lulusan kairo." Mendengar itu semuanya hanya mengangguk dan bersepemikiran. Tidak mungkin kalau Gus nya akan menikahi orang biasa-biasa saja. Ah, kabar ini pasti membuat fans Gus Zafran patah hati.

"Hei, sudah-sudah, tidak baik membicarakan orang lain. Apa lagi yang dibicarakan adalah Gus Zafran. Syukron ya sudah membantu saya membereskan kamar untuk Ning Syakila. Kalian boleh pergi." Lerai Habibah.

__~•~__

"Afwan Gus, makanannya sudah tidak ada sisa. Dan di kulkas sisa beberapa bahan saja. Kalau mau tunggu biar saya buatkan."

"Enggak usah pak. Jam kerja bapak kan sudah lewat, biar saya yang memasak. Bapak boleh pulang, istirahat." Koki itu berterimakasih sebelum pergi meninggalkan Zafran dan Syakila.

Syakila menatap kepergian koki itu,"ka, kenapa di suruh pulang koki nya? Aku kan laper." Rengeknya dengan ekspresi sedih.

Zafran terlihat sibuk dengan beberapa bahan yang ia keluarkan dari lemari es. "Sudah waktunya jam pulang bapak nya Kil, kita gak boleh korupsi waktu. Beliau juga punya keluarga di rumah. Kita harus bisa menghargai setiap waktu orang lain, agar mereka juga nyaman kerja disini." Syakila lagi-lagi terkagum dengan sosok pria di depannya. Zafran sangat memanusiakan manusia yang bekerja di bawah pimpinannya.

"Terus, Kaka mau masak apa?"

Zafran sedikit berpikir, masakan apa yang ingin ia sajikan untuk Syakila, "Makanan apapun kamu mau kan Kil?"

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang