HS: Tiga Puluh

914 70 67
                                    


Tidak ada kenangan romantis yang mereka ukir di sana. Semuanya tampak sama saja. Tapi saat pagi setelahnya Syakila berusaha membangun tembok tinggi dirinya dengan Zafran. Dari perlakuan perempuan itu dan tutur bicara semuanya berubah.

Selama 10 hari perempuan itu benar-benar fokus menjalankan ibadah umroh pertamanya. Ia juga lebih memilih untuk tetap tinggal di kamar huniannya dibanding tidur sekamar dengan seorang penghianat.

Jelas semua ini terasa berat untuk Zafran. Bukan hanya dijauhi istrinya, tapi juga keluarganya dan keluarga Maryam. Tidak terkecuali perempuan itu yang sangat terang-terangan menjaga jarak darinya. Mata bengkak Maryam menjelaskan semuanya, hingga di hari ke-5 perempuan itu terpaksa pulang karena masalah kesehatan.

Zafran merebahkan tubuhnya di kasur menatap langit-langit kamar bernuansa putih. Terlalu banyak hal yang berkecamuk di pikirannya. Ia berusaha untuk tuli agar tidak mendengar isak tangis istri kecilnya. Mungkin setiap sudut rumah sudah pernah menjadi sandaran untuk Syakila menangis dalam diam. Seperti sekarang, saat ia menuruni tangga Syakila terlihat beberapa kali mengusap mata nya.

Zafran berjalan dengan langkah yang sama sekali tidak terdengar, begitu halus sampai Syakila tidak tersadar kalau pria itu sudah memeluknya dari belakang.

"Udah ya, sakit denger kamu nangis terus."

Syakila menghentikan kegiatan memotong sayur dan melepas pelukan itu. Membalikan tubuhnya menatap sengit ke arahnya.

"Aku begini karena Kaka." Suara yang dulu selalu berirama manja kini berubah menjadi pelan dan menusuk.

🧸

"Uda tau gak? Akhir-akhir ini aku sering liat status nya Uni Syakila sedih terus. Kemarin aku coba telpon, Uni cuman nangis aja." Zahra menata makanan yang baru saja ia masak di atas meja.

"Waktu ibadah umroh kemarin emang ada sedikit peristiwa yang aku juga syok denger nya."

"Mereka berantem?"

"Mas Zafran menikah dengan mba Maryam. Aku juga engga tau kenapa bisa jadi gini."
Sudah bisa Alam tebak kalau istrinya akan terkejut.

"Astaghfirullah, kasian nya Uni Syakila."

🧸

Meja makan terasa hening. Biasanya Syakila akan mengoceh walau berkali-kali Zafran memberinya peringatan kalau makan tidak boleh berbicara.

"Aku mau kita cerai." 4 kata yang keluar dari mulut Syakila membuat Zafran berhenti melahap makanan yang sudah siap masuk ke mulutnya.

"Maksud kamu Kil?"

"Aku mau kita cerai, kurang jelas?" Pertanyaan ketus itu menyadarkan Zafran kalau Syakila kini sudah berada di titik lelah menghargai nya.

"Kamu pikir bisa pergi gitu aja dari saya? Kamu kan terobsesi. Belum lagi sama harta saya. Lagipula kalau kita pisah, memang ada yang mau terima kamu dan anak itu? Apa jangan-jangan kamu mau balik sama cowok yang bernama Malik itu?" Zafran sebenarnya hanya tidak ingin terlihat lemah dan terkesan mengemis kalau disini ia lah yang tidak ingin berpisah. Tapi tanpa sadar ucapannya itu menyakiti hati Syakila.

"Memang pandangan Kaka ke aku tuh gak pernah berubah ya. Aku selalu jelek di mata Kaka dan keluarga. Denger ya, aku gak akan pernah balik ke masa lalu aku yang kelam karena aku sekarang punya Allah." Dadanya turun naik mengatur emosi yang sudah di ujung kepala. Pada saat-saat seperti diri nya di rendahkan Syakila masih bisa mengontrol emosinya, mempraktekan ajaran istri-istri Rasulullah yang saat marah tetap menghormati suaminya. Karena ini adalah bentuk dari perjalanan hijrahnya.

Dengan kesal Syakila naik menuju kamarnya, membereskan pakaian dan memasukkan ke dalam koper sambil sesekali menghapus air mata yang jatuh.

Syakila tidak tau apa keputusannya ini sudah benar atau belum. Tangannya mengelus perut yang mulai membesar. Di kehamilan yang sudah memasuki 6 bulan Syakila harus selalu waspada pada kesehatan mentalnya karena ini semua akan berpengaruh pada kesehatan janin.

"Maafin bunda ya dek, buat saat ini kita ngejauh dulu dari Abi. Rasa sakit yang bunda rasain udah enggak bisa bunda tahan lagi. Ini semua untuk keselamatan adek juga."

Tangannya menyeret koper meninggalkan jejak dan kenangan dari rumah yang sudah satu tahun ia tinggalkan.

"Kamu beneran mau pergi?" Zafran menahan tangannya agar tidak menyeret koper lebih jauh.

"Jawab Kaka Kil! Mau kamu apa sih? Kamu udah bikin pernikahan Kaka batal sama Maryam dan kamu juga sekarang mau ninggalin Kaka? Tega kamu."

"Yang tega dan gak punya hati itu Kaka!" Makinya sambil menunjuk Zafran.

"Dengan gampangnya Kaka izin ke aku untuk umroh, tapi dengan tega nya Kaka dan keluarga Kaka merencanakan pernikahan di belakang aku! Dan sekarang Kaka marah kalo aku pergi? Sakit kamu!" Kemurkaan Syakila membuat Zafran terdiam sambil menatapnya.

Tidak memperdulikan Zafran, Syakila kembali melangkahkan kakinya keluar rumah. Saat langkahnya sebentar lagi keluar dari rumah cucu pertama keluarga Malik, Zafran dengan ucapannya yang tegas membuat Syakila terdiam.

"Berani kamu melangkah keluar dari rumah ini, kamu dan anak itu gak akan pernah saya terima kembali."

Dari awal kedatangannya, Syakila memang tidak pernah diterima di manapun kan? Di sisi suaminya dan lingkungannya keluarga Malik. Lantas kenapa saat Zafran mengatakan itu hati nya terasa ngilu seolah-olah ia memang pernah di terima di sini.

Tekad nya sudah bulat. Terlalu banyak rasa sakit yang harus ia rasakan saat memulai kehidupan bersama Zafran. Pria yang dulu ia idam-idamkan menjadi luka besar yang selalu tergores di hati dan jiwanya.

Ternyata pria yang paham agama belum tentu bisa memuliakan istri mereka, belum tentu mengikuti semua anjuran Rasulullah dalam berumah tangga. Atau memang sebenarnya ia yang tidak pernah bisa menjadi seperti istri Rasulullah, yang memenangkan dan menyenangkan saat di pandang?

Pada dasarnya ia tidak akan pernah bisa menang dari Maryam. Seluruh alam semesta seolah merestui pasangan itu. Syakila hanya pemain extra di kisah keduannya.

To be continued
Jkt, 25 Juli 2024

Jeng jeng... Ini kan yang kalian mau???
Syakila udah tegas nih dan mau pisah. Gimana ya kabar adik nya Jelly Bean kalo bunda Abi nya beneran pisah? Soalnya onty-onty online nya yang minta🥺😔salahin onty online nanti ya dek jangan salahin bbyu

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang