Syakila menunggu Zafran di parkiran sambil sesekali melihat penampilan nya di kaca mobil. Syakila lupa kalau ia tidak pernah punya gamis, jadi tadi Syakila meminjam gamis berwarna biru muda ini ke Habibah.
"Ka Zafran sama siapa?" Tanya Syakila bingung melihat seseorang yang berdiri di belakang Zafran.
"Kenalin kil, ini sepupu Kaka. Namanya Alam." Syakila hanya tersenyum dan mengulurkan tangannya, berniat untuk berkenalan. Tetapi Alam tidak membalas nya dan hanya tersenyum.
Syakila menarik uluran tangannya dengan kikuk, "Syakila, hehehe."
Zafran mempersilahkan Alam untuk masuk terlebih dulu dan menduduki kursi samping pengemudi. Zafran yang ingin masuk mendadak berhenti karena perkataan Syakila.
"Ka Zafran kaya bapak-bapak ih!"
Zafran mengernyit tidak mengerti, lalu mengamati penampilannya lewat kaca mobil. Tidak ada yang aneh.
"Bapak dari anak-anak aku maksudnya" lanjut Syakila, dan tertawa terbahak-bahak setelahnya sambil memukul Zafran yang keheranan.
"Astaghfirullah Kil, suara kamu itu aurat, jangan seperti itu." Syakila masih terus tertawa geli sambil memasuki mobil, yang langsung mendapatkan tatapan aneh dari Alam, dan membuatnya seketika berhenti tertawa.
Perjalan menuju rumah kakek nya Zafran dan Alam cukup jauh dan membutuhkan waktu selama dua jam lebih. Syakila yang merasa bosan dan tidak di ajak bicara oleh keduanya, memilih untuk tidur. Apalagi radio mobil hanya terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an, membuat tidurnya begitu lelap.
Syakila terbangun dari tidurnya, tetapi sebuah percakapan membuat Syakila mengurungkan dirinya untuk tidur kembali. Dan memilih berpura-pura tidur sambil mendengarkan percakapan keduanya.
"Jadi mba Maryam juga ada disana untuk membicarakan pertunangan kalian?"
"Benar. Mas udah gak sabar bertemu dengan Maryam. Dia menolak bertemu dengan mas sebelumnya dan menyuruh mas untuk menunggu sampai hari ini." Suara Zafran terlihat begitu bahagia.
"Masya Allah, benar-benar perempuan yang mulia."
Puji Alam dan Zafran hanya membalasnya dengan senyuman."Mas sudah gak sabar mau melamar Maryam, rasanya mau cepat-cepat biar dia enggak di ambil pria lain."
"Dulu aja, mas sampai kabur ketika tau mau dijodohkan, sekarang malah tidak sabar." Mendengar itu Zafran hanya terkekeh.
"Kalau mas tau yang di jodohkan adalah bidadari, mana sempat menolak." Keduanya hanya tertawa
Jadi Zafran menyetujui pertunangan itu? Dan siapa namanya? Maryam? Syakila tidak suka jika sesuatu yang sudah sejak awal ia kagumi di ambil oleh orang lain. Tapi, jika ia ingin menyaingi Maryam, apa itu mungkin? Pasti keluarga Zafran memilih yang terbaik dari yang baik untuk anak mereka.
Syakila terus memikirkan cara apa yang akan ia lakukan agar pertunangan itu tidak pernah terjadi. Syakila hanya ingin egois dan bahagia kali ini. Zafran harus menikah dengannya, dan mereka membuat keluarga kecil yang bahagia.
"Kil, Kil." Tepukan pelan di paha nya membuat Syakila terkejut dan terbangun. Matanya melihat keluar jendela mobil. Sepertinya mereka sudah sampai.
Syakila keluar dari mobil, menatap keseliling rumah yang cukup besar dengan taman bunga di depannya dan Pekarangan rumah yang begitu luas dengan fasilitas taman bermain. Syakila menatap takjub rumah ini. Benar-benar orang berada.
"Ayo masuk Syakila." Panggilan Zafran membuat Syakila tersadar dan mengikuti langkahnya. Syakila hanya membuntuti Zafran yang bersalaman dengan keluarganya. Sedangkan Syakila membuntuti di belakang. Kalau di lihat, keluarga Zafran begitu banyak sampai Syakila pusing sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Syakila
Teen Fictionseharusnya Syakila sudah tau konsekuensi dari apa yang ia lakukan untuk memenuhi ambisinya memiliki Zafran, Seorang Gus muda dari pondok pesantren Al-Zaziyah. Berawal dari berteman yang saling mengenal lewat sosial media dan mempelajari, juga bimbi...