Syakila melangkah masuk ke rumah milik keluarganya. Terbilang sederhana tapi banyak kenangan yang ia lalui disini. Ia tumbuh dan beranjak dewasa di rumah ini, sebelum akhirnya di buang hanya karena hamil di luar nikah. Pada saat itu ia merasa keluarganya tidak adil. Anggota keluarga besar yang hamil di luar nikah bukan cuman dirinya. Tapi masalahnya, ayah dari anak itu mengakui dan bertanggung jawab, sedangkan Syakila?Yang pertama kali terkejut dengan kedatangan nya adalah bibi dari ayah syakila. Ibu dari perempuan yang Syakila ceritakan tadi. Terkenal galak dan suka ikut campur urusan orang lain. Bibi ini juga yang paling heboh saat Syakila hamil dan menyebarkan itu ke tetangga terdekat.
"Kok kesini? Sendirian? Suami nya mana? Atau lagi parkir mobil?" Banyak pertanyaan yang di layangkan tapi Syakila hanya diam dan masuk ke dalam rumahnya.
Dari luar rumah Syakila mendengar bibi memanggil para cucu nya untuk segera mandi. Dengan percaya dirinya seperti akan Syakila ajak pergi jalan-jalan. Dia yang paling banyak menggunjing tapi dia juga yang paling senang menghabisi duit Zafran. Karena saat terakhir mereka kesini, bibi lah yang paling banyak berbelanja.
"Bu..." Anita yang tengah memasak menoleh dengan pandangan terkejut dan setelahnya kembali memasak.
Syakila hanya bisa mematung menyaksikan ibu nya yang tampak enggan melihat kepulangan nya.
"Mana suami kamu?" Tanya Anita tanpa menoleh.
"Aku mau cerai Bu."
"Kenapa? Kamu yang mau cerai atau dia yang udah tau busuk nya kamu?" Dugaan Syakila benar. Kalau ia memang masih belum di maafkan. Apa kesalahannya sebesar itu sampai semua keluarga mengucili dirinya?
"Ka Zafran diam-diam ingin menikah dengan perempuan yang dia suka."
Anita terkekeh kecil, terdengar meremehkan.
"Bagus dong. Lagian pria sebaik dia lebih bagus bersanding dengan yang baik juga. Bukan perempuan
kaya kamu.""Ibu kok ngomongnya gitu?"
***
Zafran tidak menyangka kalau Syakila benar-benar meninggalkan rumah dengan mudahnya. Sekarang ia hanya bisa melamun di halaman belakang rumah dengan segelas teh yang di siapkan Selvi.
"Mas tuh harusnya bersyukur gak perlu sedih. Itu jawaban dari Allah buat jauhin orang-orang yang membebani mas. Bukan mas yang salah disini. Umi yakin dia itu udah terlanjur malu makanya pergi. Ya untungnya sih, dia masih ada rasa malu."
Selvi berjalan dari arah dapur sambil membawakan beberapa kue tradisional yang ia beli di pasar sebelum mengunjungi Zafran."Tapi mas khawatir mi. Mas udah ancam Syakila kalau dia berani melangkah pergi dari rumah, mas gak izinin dia masuk ke rumah ini lagi."
"Mas udah lakuin hal yang tepat. Udah gak usah di pikirin lagi."
"Bukan cuman itu aja yang mas takutin mi. Gimana kalau Syakila gak izinin mas buat ketemu sama anak mas?"
"Gampang mas, kamu tinggal tuntut Syakila dan kita sewa lawyer. Dia gak mungkin punya uang kan buat pakai jasa itu. Pasti hak asuh jatuh ke mas nanti, percaya sama umi."
Jawaban dari umi nya belum bisa menenangkan pikiran Zafran sepenuhnya.
***
"Aduh, sayang banget kalo sampe pisah. Hidup Keluarga kita mulai membaik karena suami kamu Kil. Kita bisa rasain rasanya jadi orang kaya. Coba kamu turunin ego kamu lagi buat balik ke Zafran. Seenggaknya kamu berguna buat keluarga dengan tubuh kamu."
"Jaga omongan om!" Sedari tadi Syakila hanya diam saat dirinya di permalukan. Seolah-olah harga dirinya memang sudah tidak bisa untuk kembali menjadi yang baik.
"Yang di bilang Om Yadi bener Syakila. Pantes suami kamu diem aja sama kepergian kamu. Sikap kamu gak pernah berubah. Selalu ngelawan." Syakila tidak menghiraukan itu semua dan lebih memilih untuk pergi.
"Jangan enak aja numpang hidup disini. Cuci baju sama nyetrika sana."
***
"Ndok, Maryam, ayo makan dulu, umi udah masak makanan kesukaan kamu."
Masih tidak ada jawaban dari seminggu setelah kepulangan keluarga mereka dari Baitullah. Maryam hanya mengurung diri di kamar. Makan pun hanya jika ingin, selebihnya menahan lapar.
Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan perempuan malang itu. Yang setiap hari menangis tiada henti meratapi sang cinta pertama. Zafran sudah tidak mencintai nya lagi, dan cinta itu tergantikan oleh cinta untuk Syakila.
Sudah dua kali pernikahannya dengan Zafran harus gagal. Jika Syakila bisa menikahi pria yang dia cintai, Kaka Maryam juga ingin. Tapi pria yang mereka cintai adalah pria yang sama. Pertanyaan besarnya adalah, siapa yang di cintai Zafran? Dirinya atau Syakila?
"Ka Zafran, hiks..." Mendengar isak pilu anaknya. Ibu mana yang tidak sedih melihat anaknya harus jatuh berkali-kali hanya karena satu pria. Melihat Maryam terus tertatih untuk bangkit.
"Ya Allah, jaga putriku." Isak nya ikut menangisi keadaan Maryam.
To be continued
Jkt, 4 Oktober 2024Lama tidak berjumpa bbyu. Pas banget spesial hari pernikahan Zizan aku up Hijrah Syakila. Hadiah buat kalian, enjoy sebelum badai-badai baru ><
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Syakila
Teen Fictionseharusnya Syakila sudah tau konsekuensi dari apa yang ia lakukan untuk memenuhi ambisinya memiliki Zafran, Seorang Gus muda dari pondok pesantren Al-Zaziyah. Berawal dari berteman yang saling mengenal lewat sosial media dan mempelajari, juga bimbi...