HS: Empat Belas

1.3K 80 19
                                    

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kalau ada typo mohon di komen

🔖 Happy Reading 🔖

Kondisi suasana keluarga Malik sedang tidak kondusif. Semua keluarga berkumpul untuk mengadili salah satu menantu mereka. Pembicangan yang cukup panas telah berjalan dari beberapa jam lalu.

"Besok kita kumpulkan mahasantri untuk klarifikasi yang sudah terjadi. Kamu jangan lupa minta maaf sama Syakila, di depan mereka kalau perlu. Walaupun kamu mertuanya, tidak menutup kemungkinan disini kamu yang salah." Adam memberikan beberapa petuah untuk anak,menantu dan cucunya. Sadar bahwa situasi dan nama baik keluarga nya sedang dipertaruhkan.

"Kemarin Syakila juga bilang akan bantu bicara di depan mahasantri untuk melupakan masalah ini mba. Aku harap kamu bisa ngerti." Suara Hadiid terdengar santai namun bagi yang lainnya kalau si bungsu sudah turun tangan, keadaan menjadi mencekam.

"Umi kecewa sama kamu Sel. Kamu menantu tertua dan biasanya adalah yang paling bijak di antara adik-adik mu. Tapi hanya karena satu perempuan, kamu keluarkan sisi lain diri kamu." Selvi tersentak mendengar mertuanya berbicara demikian. Apakah selama ini ibu mertuanya menganggap Selvi hanya memakai topeng?

"Apalagi sampai membunuh nyawa yang tidak bersalah."Kalimat itu bagaikan tamparan bagi dirinya. Tanpa keluarga Malik tahu, di dalam hati kecilnya, Selvi mengaku bersalah. Ia bahkan sudah meminta ampun kepada Allah atas perilakunya. Tapi entah mengapa ego di dalam dirinya terlalu kuat. Ia terlalu malu untuk meminta maaf secara langsung kepada menantunya.

"Tapi keadaan Syakila sekarang gimana bah?"

"Alhamdulillah baik. Mungkin agak trauma, jadi ngga mau di tinggal Zafran dulu."

"Mas juga bilang insya Allah hari ini Syakila udah bisa pulang,ni." Ujar Khadijah menambahkan.

"Ya sudah, kalau begitu kita siap-siap buat salat Ashar."

***

Syakila memandangi wajah Zafran yang seperti kelelahan mengurusnya. Suaminya itu membantu Syakila dalam segala hal. Rasa sedih nya kembali datang saat melihat perut nya yang tidak lagi membesar.

"Maafin Bunda ya." Syakila mengelus perutnya. Masih banyak harapan dalam dirinya, kalau ini semua hanya sebuah mimpi. Ia tidak tahu harus senang atau sedih melewati kondisinya yang sekarang.

"Kamu laper Kil?" Zafran ini selalu bertanya apakah dirinya lapar atau tidak. Syakila tahu kalau ia suka makan, tapi kan tidak selalu. Dasar cowok kaku!

Syakila menggeleng dan memunggungi suaminya. Bulir air mata kembali membasahi pipinya. Syakila masih belajar untuk ikhlas, bukan berarti ia benar-benar ikhlas.

Zafran menemui kebiasaan Syakila yang baru. Yaitu memunggungi dirinya dan menangis sendirian. Dari belakang Zafran memeluk Syakila. Membisikan kata demi kata yang membuat raga perempuan itu merasa tenang.

"Udah ya, jangan nangis terus. Kasian Jelly Bean kalau liat Bunda nya sedih." Zafran mengusap lembut rambut Syakila.

"Ka."

"Hm?"

Syakila mengembalikan badannya menata Zafran,"Kila mau sushi deh."

"Sushi? Siap tuan putri. Kaka order bentar ya."

"Sama ramen ka!" Pinta nya penuh semangat. Syakila sudah membayangkan saat ia memakan potongan nasi dengan tuna dan saus yang meleleh di mulutnya.

"Iya sebentar ya sayang." Zafran mengeluarkan handphone nya dan memesan beberapa makanan Jepang yang Syakila inginkan.

Selagi menunggu makanan datang, Zafran mendekat ke arah Syakila. Dan mereka menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama. Zafran nengajarin bagaimana bermain game online yang biasa ia mainkan. Dan Syakila mengajari Zafran cara bermain cooking mama.

Saat orderan mereka sampai, Zafran dan Syakila masih tetap melanjutkan bermain mereka sambil saling menyuapi satu sama lain.

"Tapi ini resep beneran gak sih Kil?" Tanya Zafran masih fokus memotong sayuran sesuai intruksi.

"Beneran kayanya ka. Soalnya kaya detail banget kan?"

"Nanti kalo pulang kita coba masak yuk."

Syakila yang mendengarnya tertawa, "boleh. Jadi penasaran juga aku."

Zafran membenahi bekas makan mereka. Syakila sedang bersih-bersih di kamar mandi. Karena sebentar lagi mereka akan pulang. Tubuh Syakila juga sudah mulai kuat untuk melangkah.

"Ka Zafran..." Panggil Syakila dari dalam kamar mandi. Dengan sigap Zafran mendekati kamar mandi dan membukanya. Zafran menuntun istrinya keluar dari kamar mandi.

"Kamu diem duduk disini, aku mau sisirin rambut kamu." Syakila hanya menurut melihat suaminya yang begitu repot menyiapkan sisir dan hairdryer secara bersamaan.

Ya Allah, jika memang kebahagiaan ini hanya bersifat sementara dan aku akan di hadapi ujian lainnya. Jangan dulu hilangkan kebahagiaan ini ya Allah. Hambamu yang lemah ini meminta.

"Kok ngelamun Kil? Ada apa? Sakit perut nya?" Syakila menggeleng dan tersenyum. Menarik tangan Zafran untuk memeluk nya dari belakang. "Terimakasih ya ka. Kila bahagia."

Zafran paham alur yang Syakila bicarakan. Ia memeluk Syakila erat seperti tidak ada hari esok. "Kaka yang bilang makasih Kil, karena mau bersabar. Makasih juga kamu udah maafin umi." Zafran mengecup kening istrinya diselingi doa yang ia panjatkan untuk Syakila.

Drrrttt...

Kegiatan romantis mereka seketika berhenti saat mendapat notif panggilan dari handphone Zafran.

| Humairah : Aku mau dijodohin

To Be Continued
Jkt, 04-04-2024

✍️Tinggalkan pesan untuk👇

Zafran

Syakila

Makasih buat semangat kalian. Maaf baru bisa up karena kemarin hp aku sempet rusak.

Aku kasih challenge lagi buat part berikutnya ⬇️

⭐ 60 Vote

💌 30 Komen

📍Jangan lupa follow akun ini
Dan akun tiktok aku Sucizahra05 agar kalian bisa liat cuplikan/spoiler part berikutnya

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang