HS: Dua puluh dua

924 58 11
                                    


Zafran memeluk Syakila yang tidur membelakangi dirinya. Semalaman istrinya menangis dan merasakan nyeri diperut akibat kejadian tadi malam. Dan kata dokter kalau bayi mereka hanya terkejut.

"Gak usah dipikirin lagi ya sayang, kita coba lagi nanti. Atau kita ajak keluarga kamu jalan-jalan?" Dengan cepat Syakila menghapus air matanya, membalikkan badan dan mengangguk setuju. Kenapa ia tidak terpikirkan cara ini?

Keluarganya berasal dari kalangan sederhana, pasti sangat suka kalau di ajak untuk jalan-jalan dan berbelanja.

Akhirnya mereka bersiap dan berangkat menuju rumah Syakila.

***

"Bu." Syakila menghampiri ibunya yang sedang berjemur. Anita tidak menanggapinya dan berjalan masuk ke rumah.

"Samperin sayang. Ngomong pelan-pelan ya?" Syakila menuruti perkataan Zafran dan mengikuti ibunya.

Di dalam kamar ibunya, Syakila berusaha menahan tangis, merindukan sosok kehangatan yang biasa mereka bangun di tempat sekecil ini.

"Ibu gapapa belum maafin Kila, tapi terima anak Kila sama mas Zafran ya Bu? Mas Zafran cuman mau kenal dan deket sama ibu." Lagi-lagi Anita hanya diam dan sibuk memasukan baju yang sudah disetrika.

Syakila mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, "Bu, ini uang tabungan Kila selama ini. Ibu simpen ya." Mata Anita seketika melirik ke arah amplop tebal yang disodorkan Syakila.

Dengan cepat ia mengambil amplop itu membuat Syakila merasa senang. Syakila memeluk ibunya dengan erat dan terharu.

"Bu, ibu siap-siap ya. Nanti kita ke Mall sekalian aja keluarga yang lain. Ibu boleh beli apa aja disana. Ibu pernah bilang mau nyobain makan di restoran mahal kan? Aku traktir. Ayo bu, ganti baju." Anita dengan wajah tanpa ekspresi nya tetap mengikuti perintah Syakila. Siapa yang tidak mau jalan-jalan dan makan gratis.

"Kaka Kila beneran kita mau jalan-jalan ke mall?" Tanya adik sepupunya semangat.

"Iya, buruan sana mandi terus pakai baju yang bagus."

Syakila berjalan ke arah Zafran dan memeluknya. Ia bahagia, perlahan keluarganya bisa menerima dirinya kembali. "Makasih mas."

Zafran membalas pelukan itu, "sama-sama sayang."

Zafran memesan beberapa taxi online untuk keluarga Syakila naiki. Mereka kelihatan bahagia dan antusias. Zafran juga suka membooking tempah makan private room agar mereka lebih leluasa.

Di mobil keduanya ada Anita, kaka dan adik Syakila yang berusia 16 tahun dan 8 tahun. 
Zafran membiarkan Syakila untuk duduk di samping ibunya sambil bergeleyot manja, walau Anita sedikit risih.

"Mas nanti kalo sampai sana aku mau bawa ibu ke toko perhiasan dulu ya, sama ajak adik, saudara-saudara aku main di fun world. Nah nanti baru selesai makan kita belanja."

"Atur sayang, mas percaya sama kamu." Keharmonisan keduanya di lihat langsung oleh Anita. Walaupun ia membenci Syakila, tapi tidak di pungkiri ia juga bersyukur Syakila mendapatkan suami yang tulus mencintai anaknya.

Sesampainya disana sesuai rencana mereka, Zafran membawa beberapa keluarga ke arena bermain dan Syakila memisahkan diri membawa Anita untuk pergi ke toko perhiasan.

"Ini pilih aja Bu mau yang mana. Mba tolong siapin kotak 1 set nya ya."

Anita terperangah melihat semua perhiasan yang berjejer dengan kualitas kelas premium. Syakila mendadak kaya atau gimana?

Setelah memilih 1 set perhiasan, Syakila membayar semuanya dengan total 26.500, ia hanya berharap kalau ibunya akan menerimanya kembali.

***

"Nama lu beneran Malik?" Zafran menoleh ke arah perempuan yang ternyata sepupu Syakila.

"Iya. Zafran Malik Akbar." Mendengar itu Cantika tertawa meremehkan.

"Lu dibegoin sama Syakila. Cepet sadar deh." Setelah mengatakan itu Cantika pergi untuk duduk di kursinya.

Syakila terlihat was-was melihat Cantika yang mengobrol dengan suaminya. Dengan cepat ia berjalan ke arah Zafran. "Kalian ngomongin apa?"

"Enggak ada, ayo duduk sayang." Acara makan itu terlihat menyenangkan. Syakila merasakan kehangatan keluarga kembali pada dirinya.

Acara makan keluarga sudah selesai dan Syakila menepati janjinya untuk membelanjakan beberapa barang keperluan mereka. Sebenarnya Syakila agak ngeri juga melihat beberapa belanjaan yang di ambil, ia jadi tidak enak dengan Zafran. Tapi suaminya malah keliatan santai dan terus menggandengnya.

"Kita kisah dulu yuk, aku mau beli parfum."
Syakila hanya menuruti Zafran setelah memberi ongkos mereka untuk pulang.

Keduanya menghabiskan waktu berdua berkeliling mencari barang yang dibutuhkan. Saat di tempat parfum, Syakila memilih untuk duduk karena kelelahan dan Zafran mencari-cari parfum yang ia inginkan.

"Baby?" Syakila menolehkan kepalanya cepat. Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat sosok pria di depannya.

"Hai, kenapa kaget gitu baby? Kamu milih buat tetep ngandung anak ini ya. Hebat juga." Pria itu dengan berani memegang tangan Syakila.

"Liat style kamu sekarang? Kenapa jadi panjang semua gini bajunya? Kemana badan sexy kamu honey?"

Tubuh Syakila bergetar, matanya berkaca-kaca. "L-lep-pas.."

Zafran datang menepis tangan itu dan menyembunyikan Syakila di belakang nya.
"Ei...calm bro."

"Siapa ini baby?" Syakila tidak menjawab dan hanya bersembunyi. Zafran menatap bingung ke arah keduanya.

"Kamu kenal dia sayang?" Syakila tidak menjawab dan hanya bergetar ketakutan.

"Sayang? Ohoo... Dia mainan kamu yang baru Kelly? Lumayan, apa duit nya lebih banyak dari dady?"

"Dengerin gw. Dia itu matre dan murahan. Anak yang dia kandung itu anak gw. Dia kabur dari gw sebelum kontrak kita habis, jadi kemungkinan besar dia juga akan kabur setelah nguras habis duit lu. Jangan mau dibegoin!" Setelah mengatakan itu, pria berperawakan bule itu pergi begitu saja.

Zafran menatap Syakila sebentar lalu pergi meninggalkan istrinya. Syakila dengan cepat berlari mengejar Zafran. Berkali-kali ia menarik tangan Zafran tapi pria itu tangkis dengan cepat, tidak sadar mereka suka sampai di parkiran.

"Ka dengerin penjelasan aku dulu ka." Mohonnya sambil menangis.

"Masuk, jelasin di apartemen."

To be continued
Jkt, 21-05-2024

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang