HS: Tiga Belas

1.4K 93 24
                                    

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kalau ada typo mohon di komen

🔖 Happy Reading 🔖

Lantunan doa tidak berhenti terucap dari mulut Zafran. Kekhawatiran nya begitu besar melihat brankar Syakila dibawa ke dalam ruang operasi.

"Jelly Bean."lirihnya.

"Mas." Abi, Abah dan pamannya datang dengan tergesa-gesa. Zafran memeluk Abi nya. Ia juga manusia. Ia lemah. Zafran menangis di pelukan Ibrahim.

"Doain Syakila sama anak mas, ya, bi."

"Pasti mas. Abi selalu mendoakan." Ibrahim memeluk Zafran erat. Berat bagi Zafran melewati semua ini.

Dokter keluar membuat Zafran harap-harap cemas.

"Ibu nya selamat. Tapi maaf janinnya tidak bisa terselamatkan. Bisa jadi meninggal saat diperjalanan atau di TKP karena kehabisan darah. Kepala janin juga pecah."

Kaki Zafran mendadak lemas. Ia terduduk di kursi sambil meremasi rambutnya. Adam yang melihat cucunya frustasi berusaha menenangkan.

Syakila akan di pindahkan ke ruang inap, sedangkan Adam dan Hadiid mengurus biaya rumah sakit, meninggalkan Zafran dan Ibrahim.

"Mas udah gagal jadi Abi."

"Gak ada yang gagal mas. Allah lebih tau mana takdir yang terbaik untuk anak kalian."

"Syakila pasti kesakitan bi."

"Syakila perempuan yang kuat. Abi yakin dia akan tabah."

Zafran tidak pernah membayangkan kalau ia akan mengalami kejadian seperti ini. Ia dibimbangkan oleh dua perempuan yang ia sayangi. Ibunya dan istrinya. Penyesalan datang berkali-kali dalam dirinya.

Andai Syakila datang lebih awal dan memberi tahu kehamilannya...

Andai ia menerima dan tidak pernah membenci Jelly Bean...

Andai ia memberi pengertian kepada uminya...

Andai ia tidak meninggalkan Syakila sendiri...

Semua pikirannya berkecamuk memutar di otaknya, membuat kepalanya terasa nyeri. Entah reaksi apa yang Syakila berikan nantinya.

***

"

Ka Zafran." Zafran tersadar dari tidurnya dan tersenyum melihat Syakila yang sudah tersadar.

Sebenarnya Syakila sudah sadar sedari tadi. Tetapi ia lebih memilih memandangi Zafran sambil menangis. Jaitan di perutnya terasa menyakitkan. Apa bayi nya harus lahir prematur? Dimana Jelly Bean nya?

Zafran membenarkan posisi duduknya, mengelus tangan Syakila. "Abis nangis ya?kenapa, jaitannya sakit? Atau Mau makan?"

Syakila menggeleng, "Jelly Bean lahir prematur ya ka? Aku ngerasa perut aku udah kosong." Zafran terdiam mendengarnya pertanyaan itu. Melihat Syakila sambil mengusap-usap perutnya.

"Sayang, makan dulu ya."

Syakila terheran mendengar ucapan sayang yang terlontar dari mulut Zafran.

"Tumben manggil sayang. Enggak ka, Kila cuman mau liat Jelly Bean."

Zafran belum mampu untuk memberi tahu yang sebenarnya. Ia belum siap melihat reaksi yang Syakila berikan. Melihat kebungkaman suaminya membuat Syakila ketakutan.

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang