HS: 38

342 44 9
                                    


   Notes: Vote 100 dan 50 komen langsung next part

Di saat sedang menikmati pemandangan matahari tenggelam, panggilan masuk dari handphone Zafran. Panggilan telepon itu berasal dari Ibrahim yang meminta mereka untuk mengunjungi kediaman Adam. Ada sesuatu yang ingin di bicarakan katanya. Sehingga sehabis solat Maghrib keduanya kembali berangkat.

Terjadi perbincangan yang cukup serius dan sempat membuat Syakila berkeringat dingin. Ia seperti di introgasi saat di beri banyak pertanyaan. Topik utama pembicaraan mereka adalah, Maryam. Syakila juga melakukan sebuah perjanjian yang di tanda tangani semua keluarga. Tetapi suaminya seperti ragu untuk melakukannya.

"Ka Zafran." Zafran menatap Syakila yang tersenyum tipis.

"Kamu yakin Kil? Kamu gak akan ninggalin kaka lagi kan?" tampak terlihat raut khawatir dari wajahnya. Syakila mengusap telapak tangannya dan mengangguk sekali lagi.

"Kila janji. Sebagai penebusan dosa-dosa yang udah Kila lakuin ke kaka dan keluarga." Ujarnya mantap.

Zafran memeluk istrinya dan memberikan kecupan singkat di dahi Syakila lalu menandatangani surat itu. Banyak kekhawatiran yang Zafran rasakan, seolah membebani hidupnya.

"Alhamdulillah." Semua keluarga berucap saat menunggu Zafran sebagai penanda tangan terakhir.

"Kalian menginap aja disini, jadi biar besok kita langsung ke kediaman Maryam." ujar Nini kepada cucu dan menantu cucunya.

"Secepet itu?" Tanya Zafran yang merasa tidak enak dengan Syakila.

"Lebih cepat, lebih baik Mas." Selvi tersenyum lega saat mengira semuanya akan kembali berjalan sesuai rencananya. Menjadikan Maryam menantu keluarga Malik.

Syakila dan Zafran merebahkan tubuh mereka di kamar tamu sambil menatap langit-langit kamar. Zafran merengkuh tubuh mungil Syakila dan mengelua perutnya.

"Nanti adek marah gak ya kalau tau punya 2 bunda?" Pertanyaan Zafran membuat Syakila juga ikut berpikir. Ia tidak pernah membayangkan anak mereka akan tumbuh dengan 2 sosok ibu.

"Pasti adek bangga, Ka. Karena dia punya abi dan umi yang sempurna."

"Bunda nya juga." Mereka saling berhadapan dan memandang satu sama lain.

"Kamu beneran serius Kil?"

"kaka masih cinta mba Maryam kan?" Mendapat pertanyaan itu Zafran hanya terdiam dan memainkan rambut Syakila.

"Kaka harus kejar cinta kaka. Seperti Kila yang mengejar cinta Kila, yaitu Kaka."

"Semua perempuan berharap bisa hidup dan menikah dengan pria yang mereka cintai Ka. Begitupun Mba Maryam."

"Makasih ya Kil, udah selalu berjuang ada di samping kaka." Syakila hanya terkekeh dan memeluk Zafran.

"Kaka janji ya belajar mencintai Kila. Bisa adil sama Kila dan Mba Maryam."

"Kaka janji sayang."

  Pagi ini semuanya sudah bersiap untuk berangkat menuju kediaman Maryam. Perasaan Syakila begitu campur aduk. Ia takut jika kedatangannya di tolak dan membuat keluarga Malik akan kembali menghardik nya.

Zafran sudah bersiap dengan senyuman yang mengembang. Syakila bahagia kalau Zafran merasakan hal yang sama. Dan kebahagian Zafran adalah Maryam, bukan ia ataupun yang berhubungan dengan nya.

"Udah siap sayang?"

"Siap!" jawabnya semangat membuat Zafran mengelus pipi nya gemas.

"Cantik banget istri aku hari ini." Pujinya sambil memakaikn sabuk pengaman Syakila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang