سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Kalau ada typo mohon di komen
🔖 Happy Reading 🔖
° ° °
Kabar pernikahan Syakila dan Gus dari pesantren Al-Zaziyah ternyata sudah tersebar. Ucapan selamat sedari tadi Syakila dapatkan dari beberapa maha santri. Saat mengetahui pernikahannya sudah di umumkan, Syakila tersipu. Diam-diam ternyata Zafran menerima status mereka.
"Selamat ya Ning."
"Terimakasih semuanya."
Banyak dari beberapa santri yang terlihat iri dengan status Syakila sekarang. Menjadi istri dari seorang Gus Zafran adalah impian para perempuan. Terlebih para beberapa santri yang masuk menjadi bagian pesantren Al-Zaziyah untuk melihat Gus Zafran lebih dekat.
"Ning Syakila, selamat atas pernikahan. Semoga sakinah mawadah dan warahmah." Syakila tersenyum melihat siapa yang mendoakan pernikahannya.
"Syukron ustazah layka atas doanya."
"Sama-sama ning." Saat Ustadzah Layka melangkahkan kakinya, Syakila menahannya.
"Afwan ustazah, kalau boleh. Apa kita jadi teman?"
"Tentu Ning, kenapa nggak?" Syakila memeluk Layka senang. Selama tinggal di pesantren Syakila belum pernah mempunyai sosok yang benar-benar menjadi teman. Jujur ia sangat merasa kesepian.
"Dan, apa ustazah bisa membantu saya untuk berhijrah?"
Layka tampak berpikir dan mengajak Syakila untuk berbicara di saung dekat danau pesantren.
***
"Jadi, sebaik-baiknya perempuan adalah yang bisa menjaga kehormatannya. Kehormatan suaminya dan kehormatan keluarga nya."
"Masya Allah, terimakasih ustazah Maryam atas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan para jamaah. Terimakasih juga kami ucapakan kepada para ulama-ulama besar, dan para Gus, Ning, juga ustad dan ustadzah yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Marilah kita tutup kajian ini dengan doa kafaratul majelis, saya selaku pembawa acara mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan wassalamualaikum." Gemuruh tepuk tangan terdengar. Beberapa para hadirin mulai meninggalkan tempat kajian.
Zafran bersalaman dengan salah satu Gus dari pesantren Baitul Ilmi, yang merupakan teman lamanya. "Sehat Gus?"
"Alhamdulillah."
"Kapan nih Gus sebar undangan." Zafran yang mendengar hanya tertawa menjawabnya. Yang mengetahui pernikahannya dengan Syakila hanyalah orang di lingkungan pesantren. Sebisa mungkin yang publik tau adalah ia dan Maryam sedang dalam masa ta'aruf. Dan Zafran tidak akan pernah membawa atau mengenalkan Syakila kepada publik.
"Di tunggu saja kabar baiknya Gus."
"Semoga cepat menyusul ya, Gus."
"Aamiin, doakan yang terbaik ya Gus."
Zafran pergi mengantarkan Maryam pulang. Sebenarnya Zafran ingin mengajak perempuan itu pergi, tetapi ternyata Maryam merasa kecapekan dan minta di antarkan pulang.
Saat sampai di depan rumah Maryam, Zafran ikut turun untuk sekedar menyapa. Awalnya ia ragu, dan takut keluarga Maryam masih marah kepadanya. Tetapi semua pikiran negatif nya tersingkirkan saat keluarga Maryam masih menerimanya dengan baik.
"Duduk dulu Zaf, kamu mau minum apa?" Umi Maryam melayani tamu nya dengan begitu baik, sesuai ajaran Rasulullah.
"Tidak perlu umi, Zafran hanya mengantarkan Humairah karena kamu ada kajian bersama. Mungkin Zafran gak bisa lama. Zafran pulang dulu Abi, Umi." Zafran menyalimi kedua tangan orang tua Maryam.
"Hati-hati di jalan nak. Salam untuk Umi dan Abi mu." Zafran mengangguk dan meninggalkan kediaman keluarga Alaydrus.
"Mbak, boleh Abi bicara?" Maryam mengangguk dan ikut duduk di sebelah sang ayah.
"Ada pria yang ingin berta'aruf dengan mbak. Dia pria yang Soleh dan mapan. Seorang pengusaha muda. Beliau juga anak dari habib Zidan." Maryam ragu. Ia masih mencintai Zafran.
Abi bisa melihat keraguan dalam diri Maryam. Perempuan itu butuh banyak waktu untuk menjawab tawarannya.
"Abi, Maryam butuh waktu. Maryam juga lelah, boleh Maryam istirahat dulu?" Abi hanya mengangguk mempersilahkan anak nya untuk istirahat.
Zafran memarkirkan mobilnya. Hari ini ia benar-benar merasa lelah dan ingin cepat sampai ke rumah lalu beristirahat. Tetapi niatnya itu tidak terlaksana karena mendengar teriakan heboh Syakila.
"Ka Zafran.." pintu kamar terbuka dan menunjukkan Syakila yang berdiri di ambang pintu dengan senyuman lebarnya.
"Biasain salam Syakila."
"Assalamualaikum Ka Zafran."
"Waalaikumsallam. Ada apa?"
Syakila menghampiri Zafran dengan niat terselubung. Dengan wajah nya yang di imut-imutkan membuat Zafran bergidik ngeri. Ia sudah tahu, pasti ada sesuatu yang ingin perempuan itu minta.
Benar saja, Syakila mengadahkan tangannya di depan wajah Zafran. "Boleh bagi uang?pwisss...." Zafran menahan hasratnya untuk tidak mencubit pipi chubby Syakila. Mau sebesar apapun usahanya menjauhi dan membenci Syakila, perempuan itu memiliki 1001 cara untuk meluluhkan nya.
Tidak ingin pertahanan nya roboh, Zafran memberikan Syakila dua lembar uang 100.000 membuat perempuan itu kegirangan dan tanpa sadar memeluknya sambil mengecup pipi Zafran, membuat ia membeku.
"Eh maaf ka. Aku khilaf." Zafran tersadar dan menampilkan raut wajah siap berperang.
"Jangan loncat-loncat Syakila, inget bayi kamu."
Mendengar kekhawatiran untuk bayinya, Syakila teramat begitu senang. Syakila yakin pasti Zafran sudah mulai menerima bayi di dalam kandungannya.
"Cie appa khawatir."
"Appa?" Syakila duduk di samping Zafran.
"Appa itu dalam bahasa Korea artinya Ayah."
Bahasa alien mana lagi itu Syakila, pikir Zafran.Dengan berani Syakila mengambil tangan Zafran dan mengarahkan ke perut nya yang belum terlalu buncit. Zafran tidak memberontak dan membiarkan tangannya di arahkan perempuan itu.
"Walaupun belum genap empat bulan, dan belum ada pergerakan, Kaka pasti bisa rasain detak jantungnya kan?" Perasaan Zafran menghangat. Genggaman tangan Syakila terlepas, tetapi Zafran masih terus mengusap perut itu.
"Saya akan jadi seorang Abi?" Tanya nya yang masih tidak menyangka. Ada sebuah kehidupan di dalam perut Syakila yang berasal dalam dirinya.
Syakila hanya mampu tersenyum dan berucap syukur kepada Allâh SWT atas segala kenikmatan yang ia dapati.
Dirinya baru berniat untuk berhijrah, tapi Allah langsung menunjukkan kenikmatannya. Masya Allah.
To Be Continued
Jkt, 01-04-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Syakila
Novela Juvenilseharusnya Syakila sudah tau konsekuensi dari apa yang ia lakukan untuk memenuhi ambisinya memiliki Zafran, Seorang Gus muda dari pondok pesantren Al-Zaziyah. Berawal dari berteman yang saling mengenal lewat sosial media dan mempelajari, juga bimbi...