Kalau ada typo mohon di komen
🔖 Happy Reading 🔖
"Tapi, anak itu belum tentu anak mas."
"Istighfar mas. Jangan sampai anak kamu mendengar kata-kata itu." Maryam menggeser tubuh Zafran yang mengahalangi jalannya, lalu pergi begitu saja.
***
Zafran meraih tangan Syakila, memohon kepada perempuan itu untuk mengatakan yang sebenar-benarnya nya.
"Kil, Kaka mohon kamu bicara sama Maryam kalau anak itu bukan anak Kaka."
desaknya dengan mata memerah.Syakila membalas tatapan Zafran dengan mata sayu nya, sudah terlalu lelah untuk menangis. "Kil, kamu mau apa dari Kaka? In sya Allah akan Kaka kabulin."
Syakila masih terpaku diam menatap Zafran yang tidak berhenti mendesak nya untuk mengakui bahwa anak di dalam kandungan nya bukanlah anak pria itu.
Sampai sebuah perkataan Zafran membuat Syakila menatap tidak percaya ke arahnya."Kamu mau harta Kaka? Kaka akan kasih kil beberapa persen dari warisan Kaka."
"Kaka anggap aku perempuan gila harta?"
Syakila mengakui kalau niat awalnya adalah mengejar harta yang Zafran miliki. Perempuan mana yang tidak tergoda dengan kekayaan keluarga Zafran, dan ketampanan pria itu. Di tambah sikap nya yang sempurna dan memiliki kepintaran yang luar biasa. Mungkin kekurangan Zafran hanya pelupa.Zafran menyenderkan tubuhnya di tembok, memijit pelipis yang terasa nyeri,
"astaghfirullah.""Sebenci itu Kaka sama anak aku?" Tanya nya lirih.
Zafran hanya membuang nafas kasar berkali-kali. "Kaka akan benci kamu sama anak itu kalau kamu gak ngomong yang sejujurnya Kil. Demi Allah Kaka ngerasa gak pernah sentuh kamu lebih seperti apa yang kamu ceritakan. Kita melakukan nya dimana? Bahkan setelah bertemu, kita pulang terpisah."
"Tapi ini anak Kaka."kekehnya.
"K-kaka, kita memang pulang terpisah. Tapi saat Kila sedang arah pulang Kaka menelpon Kila buat dateng ke hotel Kaka, lalu-"
"Stop Kil. Saya gak mau dengar lagi." Ujarnya tiba-tiba.
***
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
Adam dan Ibrahim berjalan masuk ke dalam rumah dengan tiga lantai itu, dan menyilimi istri serta anak mereka.
"Gimana bah?"
"Alhamdulillah ijab kabul nya lancar." Adam meminum air yang disediakan Khodijah. Menetralkan tubuh yang sudah tidak muda lagi.
"Umi masih di dalam kamar?" Tanya Ibrahim mengkhawatirkan sang istri.
"Masih bi, bahkan umi sampe gak mau makan."
"Astaghfirullah, dari pagi?" Khodijah mengangguk sebagai jawaban.
Ibrahim segera bergegas ke kamar sang istri, melihat keadaan Selvi yang memejamkan mata dengan isak tangis dan mata memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Syakila
Teen Fictionseharusnya Syakila sudah tau konsekuensi dari apa yang ia lakukan untuk memenuhi ambisinya memiliki Zafran, Seorang Gus muda dari pondok pesantren Al-Zaziyah. Berawal dari berteman yang saling mengenal lewat sosial media dan mempelajari, juga bimbi...