HS: Dua Belas

1.3K 90 18
                                    

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kalau ada typo mohon di komen

🔖 Happy Reading 🔖

° ° °

Hari ini pesantren Al-Zaziyah kedatangan Kyai dan Bu Nyai. Mahasantri tidak henti-hentinya menyalami tangan mereka. Selvi tersenyum ramah kepada semuanya sesekali menanyakan pembelajaran di pesantren.

"Mi, Abi ke ruangan Zafran dulu ya."

"Iya bi, Umi juga mau ke dapur buat cek menu hari ini." Selvi dan Ibrahim berjalan terpisah dengan tujuan masing-masing.

Ibrahim ingin menemui Zafran dan Selvi melihat-lihat perkembangan pesantren. Mungkin ia juga akan membuka sesi evaluasi bersama guru-guru disini.

Bagi Selvi pendidikan dan kualitas adalah hal terpenting. Karena para orang tua telah percaya menitipkan anak-anak mereka untuk menimbah ilmu dan menata kehidupan di pesantren Al-Zaziyah.

"Assalamu'alaikum." Selvi menghampiri beberapa santri yang tengah memproduksi kue tradisional.

Selain pembelajaran umum, Al-Zaziyah juga menerapkan kelas bisnis. Dimana mahasantri diajarkan beberapa keterampilan untuk  menjadi wirausaha. Gagasan ini berasal dari Selvi sendiri. Ia terlalu muak, sering kali mendengar cemoohan orang luar yang mengatakan, menjadi santri tidak akan bisa menjadi apapun. Di Al-Zaziyah dibuktikan bahwa semua santri berhak menjadi seorang yang sukses, lebih tepatnya di bidang wirausaha, seperti Rasulullah.

Salah satu santriwati memberikan kue yang baru mereka buat. Selvi menerima nya dan memuji rasanya yang begitu lezat.

"Bu Nyai, akhir-akhir ini produksi nya menjadi sepi. Sudah jarang customer yang datang untuk memesan."

Selvi berusaha menenangkan para santrinya. Bahwa rezeki sudah di atur oleh yang maha kuasa.

"Menjadi seorang pengusaha itu memang banyak rintangannya. Jadi, selalu Istiqomah dan sabar ya. Allah menjanjikan membuka 9 pintu untuk orang-orang yang menjadi pengusaha. Mungkin tidak dengan jalan ini, Allah lagi menyiapkan jalan yang lain."

***

Zafran mengambil handphone nya yang tertinggal di meja makan,"saya pergi dulu. Assalamualaikum."

Syakila menolehkan kepalanya. Dengan cepat ia membersihkan tangannya yang penuh dengan sabun lalu berlari mengejar Zafran.

Hubungan Syakila dan Zafran berangsur membaik dari sebulan yang lalu. Zafran mulai menerima keberadaan Syakila dan janin di dalam perut istrinya. Ia akan mengikuti amanah dari Abi nya.

"Tunggu Ka."

"Jangan lari-lari Kila." Peringatan dan Zafran hanya dibalas cengiran perempuan itu.

"Jelly Bean nya belum di usap Abi. Nanti pasti dia badmood seharian, aku yang pusing."
Zafran hanya tertawa melihat ekspresi wajah yang istri kecilnya tunjukkan, begitu menggemaskan.

Jelly Bean, panggilan untuk calon anak mereka yang masih di dalam kandungan. Awalnya Zafran heran, darimana Syakila bisa mendapatkan panggilan selucu itu. Dan perempuan itu menjawab, searching google.

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang