HS: Dua puluh satu

1K 48 0
                                    

Selesai melaksanakan solat subuh kedua pasutri itu memilih untuk berolahraga kecil-kecilan di dalam apartemen, dan syukurnya bola besar pesanan  Zafran   khusus ibu hamil sudah tiba. Mereka  melanjutkan dengan menonton film di Netflix sambil sarapan bersama. Tentu saja yang memasak adalah Zafran dan menghangatkan beberapa makanan yang mereka order semalam.

"Abis ini kamu siap-siap ya sayang, kita ke proyek dulu baru nanti ke rumah kamu. Tapi kayanya kita ke supermarket dulu deh buat bawa-bawaan."

"Iya mas. Ya udah aku mas siap-siap dulu. Aku mau nyuci piring." Saat Syakila ingin berdiri Zafran dengan cepat mencegahnya.

"Gak usah, nanti mas nyewa art aja di aplikasi. Nanti kamu kecapean."

"Kaka ih, jadi enak." Keduanya tertawa dan bergegas untuk siap-siap.

***

Zafran memarkirkan mobilnya di area parkir yang baru setengah jadi. Kakinya melangkah untuk membukakan pintu pengemudi dan menggenggam tangan sang istri.

"Assalamualaikum pak Zafran. Saya mandor disini, nama saya Azis." Zafran membalas uluran tangan itu.

"Waalaikumsallam, salam kenal Pak Azis. Kenalin juga ini istri saya namanya Syakila."
Syakila ikut menyalimi Pak Azis sambil tersenyum ramah.

Zafran mulai membahas hal-hal yang menjadi kendala keberlangsungan proyek. Dan ternyata masalah itu mengenai bahan-bahan produksi yang di beli dari Arab Saudi di tahan oleh bagian bandara karena masalah beacukai.

"Jadi terpaksa harus keluar dana lagi pak, dan gak sedikit." Zafran hanya mengangguk sebagai respon.

"Kalo gitu saya urus hari ini juga pak."

"Baik Pak, terimakasih."

"Seharusnya saya Pak yang bilang makasih. Kalau gitu saya pamit dulu ya pak. Insyaallah besok proyek sudah bisa berjalan kembali."
Pak Azis terlihat tenang dan mempercayai semuanya kepada Zafran.

"Oh ya pak, tadi saya sempet pesan makanan mungkin setengah jam lagi sampai. Dibagi-bagi aja ya sama yang lain."
Ujar Syakila.

"Terimakasih Pak, Bu, terimakasih banyak."
Zafran dan Syakila berpamitan pergi untuk mengurus masalah beacukai di proses.

"Tadi kamu belinya pake uang mas kan sayang?"

"Enggak mas pake uang jajan aku. Kenapa emangnya?"

"Loh kenapa gak pake uang mas aja. Nanti buat kamu beli skincare gimana? Terus kalo kamu mau beli seblak pas gak ada mas gimana?" Syakila kira Zafran tidak mempermasalahkan ini, ternyata khawatir masalah skincare  dan makanan Syakila.

"Masih ada kok mas stok nya. Terus kalo masalah seblak kan mas juga gak bolehin Kila makan pedes lagi." Zafran tidak bisa membalas ucapan istrinya. Sebenarnya masalah seblak dan skincare hanya alibi Zafran agar Syakila memakai uangnya.

Selesai Zafran mengurus masalah beacukai, Zafran dan Syakila memutuskan untuk ke supermarket sebelum mereka pulang ke apartemen. Sebenarnya Zafran ingin langsung ke rumah Syakila, tapi melihat perempuan itu kelelahan jadi mereka memutuskan untuk beristirahat dan bersih-bersih dahulu.

Zafran sudah selesai mandi dan melihat istrinya sedang menyusun beberapa barang yang sudah di beli ke dalam kulkas. Zafran memeluk Syakila dari belakang membuat sang empu terkejut.

"Eh, astaghfirullah mas."

"Kamu mandi dulu Kil, terus istirahat jangan capek-capek. Kan malamnya mau ke rumah keluarga kamu."

Syakila hanya menurut dan beranjak ke kamar mandi setelah di gendong Zafran. Ini namanya Syakila mode manja.

***

Keduanya kini berdiri di depan rumah yang terlihat sederhana, nuansanya masih sangat modern. Cukup sempit kalau dilihat dari luar, tapi ternyata saat masuk ke dalam seperti rumah dalam rumah. Susah menjelaskannya. Disinilah Syakila di besarkan dengan keluarganya besarnya.

Zafran menggenggam tangan Syakila. Melihat ekspresi ketakutan di wajah Syakila membuat Zafran berpikir dua kali. Tapi semenjak mereka menikah Zafran belum pernah memperkenalkan diri secara formal.

Saat kakinya melangkah masuk, suara tawa besar terdengar dari dalam rumah utama. Itu suara saudara-saudaranya.

"Assalamualaikum." Semua mata kompak menoleh menatap dua sejoli yang berdiri sambil berpegangan tangan.

"Syakila? Masih ada nyali juga lu kesini. Masih punya muka?" Ketus saudara laki-laki Syakila.

"Eh panggil tante Anita buruan!" Beberapa anak kecil yang disuruh itu berlari keluar rumah.

"Mas aku takut."lirih nya sambil bergetar.

"Tenang sayang, ada mas disini."

"MAU APA LAGI!"

***

Zafran dan beberapa tetua disana berhasil memenangkan ibu Syakila. Kini Zafran dan Syakila sudah duduk di tengah-tengah keluarga besar Syakila.

"Sebelumnya perkenalkan ibu, bapak, saya Zafran suaminya Syakila. Maaf atas kesalahan kami sebelumnya, karena semua ini adalah murni kecelakaan. Syakila enggak akan menanggung ini sendirian, ada saya juga yang ikut andil."

"Zafran? Yakin lu yang hamilin dia? Setau gw nama cowok yang ngehamilin dia itu namanya Malik." Ucapan sodara dekatnya membuat Syakila terbelalak tak percaya.

"E-itu nama Ka Zafran ada Malik nya kok."
Zafran bisa melihat wajah pucat Syakila.

"Tapi kan kata lu dia orangnya kaya bul-"

"Liat aja mukanya ka Zafran. Emang gak mirip kaya yang gw ceritain?"elaknya cepat.

"Jadi mau kalian apa? Saya udah gak anggap dia anak saya lagi. Saya gak mau dia ada disini." Kata Anita pelan tapi terdengar menyakitkan.

"Bu, maafin Kila ya Bu." Syakila bersujud di kaki ibunya sambil terus menangis meminta ampun, "Kila tau Kila salah. Kila udah berubah. Mungkin meninggal nya anak Kila kemarin itu karma karena Kila suka bantah ibu. Tolong maafin Kila Bu."

"Meninggal?"

"Iya Bu. Anak kami sebelumnya keguguran, dan sekarang Syakila sedang mengandung lagi." Anita menatap Syakila dengan tatapan benci. Dengan tega Anita menendang tubuh Syakila yang sedang bersujud padanya, lalu pergi begitu saja.

"Astaghfirullah Kil." Dengan cepat Zafran membantu istrinya yang sudah menangis kejar. Zafran memeluk untuk menenangkan Syakila.

"Sabar ya, kita coba lagi besok."

To Be Continued
Jkt, 04-04-2024

Gimana part kali ini? Jangan lupa follow, vote dan komen ya. Aku tunggu... ^^

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang