HS: Dua puluh Lima

873 66 17
                                    


Zafran memutuskan untuk memindahkan Syakila dengan mobilnya. Dilihat dari tidur nya yang susah untuk di bangunkan, agak sulit kalau memakai motor.

Syakila membuka matanya dan melihat ke sekitar. Tenggorokan nya terasa sangat haus dan sedikit pahit karena muntah semalaman. "Ka Zafran, Kila sakit hiks.." Zafran tidak menghiraukan aduan itu, dengan cuek memakai pakaiannya.

"Jangan manja, ambil sendiri." Mendengar itu membuat bibir Syakila mengerucut. Perempuan itu juga mengelus perut nya dengan wajah melas.

"Abi kamu balik ke setelan awal. Kaya nya dia mau buat kita menderita lagi dek. Jangan sampe ya kejadian waktu kaka kamu keulang lagi." Zafran tau sindiran itu untuknya tapi ia tidak perduli dan lebih memilih pergi.

"Arghh... Sebel!"

   Di pesantren Al-Zaziyah Zafran hanya melamun di ruangannya. Kejadian akhir-akhir ini dan cara untuk melepas Syakila berkali-kali terbesit. Tapi Zafran juga memikirkan anak mereka. Semua keluarganya sudah tidak merestui hubungan mereka.

Sepanjang hari Zafran memilih untuk sibuk di area pondok agar tidak bertemu Syakila. Tapi ternyata mencari kesibukan di waktu senggang tidak mudah. Dan akhirnya Zafran memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Sebuah pesan masuk dan itu dari umi nya. Zafran terkejut melihat pesan itu dan dengan buru-buru mengirim pesan untuk Maryam. Jadi perjodohan yang Maryam bilang waktu itu benar?

Mungkin Zafran sudah gila kembali memberikan harapan kepada Maryam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin Zafran sudah gila kembali memberikan harapan kepada Maryam. Tapi perasaan juga gak bisa di bohongi kan? Ia masih menyimpan rasa untuk Humairah nya. Bayangan saat mereka berdua membicarakan tentang pernikahan impian membuat Zafran terenyuh.

Flashback

Zafran sedang menemani Maryam di taman dekat masjid. Masjid yang menjadi tempat Zafran mengisi kajian. Sudah kebiasaan keduanya mengajak satu sama lain untuk saling mengikuti kajian. Hitung-hitung nambah ilmu.

" Nanti kalo kita punya anak, saat usia dia baru lahir sampai tiga tahun jangan di dengerin musik ya. Kita puter murotal biar dia jadi Hafiz." Maryam yang mendengar itu hanya tersipu malu.

"Masih jauh ka." Zafran bisa melihat kalau Maryam kini sedang salah tingkah. Dilihat dari cara minum perempuan itu.

"Semua kan harus di pertimbangin baik-baik." Sempat hening beberapa menit. Maryam yang menikmati pemandangan alam dan Zafran yang menikmati memandang calon istrinya.

"Hati-hati zina mata ka." Teguran itu mampu membuat Zafran mengalihkan pandanganya.

"Agak susah ya jaga pandangan, kalo di depannya ada bidadari."

Keduanya terkekeh. Zafran selalu bisa membuat Maryam tertawa bahagia. Dan kebahagiaan ini akan segera lengkap dengan pernikahan yang akan ia lakukan.

"Humairah, kamu punya pernikahan impian?"

"Eum..ada!"

"Coba ceritain, biar mas wujudin itu semua."

"Aku mau pernikahan yang sederhana, tapi gak semua orang bisa."

"Maksudnya?"

"Menikah sekaligus ibadah di tanah suci."

"Ayo kita wujudin." Maryam hanya tersenyum dan mengangguk. Ia senang Zafran mendukung impiannya. Tidak perlu pelaminan mewah dan tepuk tangan semua orang. Cukup menunaikan ibadah seumur hidup ini di rumah Allah.

Flashback off

Disinilah Zafran berdiri, di rumah Maryam untuk menjemput perempuan itu. Sedangkan Maryam yang melihat kedatang Zafran hanya bisa mengintip dari jendela kamarnya. Mungkin ia sudah gila menyetujui permintaan Zafran. Tapi perasaan tidak akan pernah bisa di bohongi. Ia mencintai Zafran, dan entah sampai kapan.

Kedua orang tuanya sedang pergi, Maryam sudah izin lewat pesan. Dengan cepat ia mengambil tas nya dan bergegas keluar. Rasanya sudah lama tidak melihat Zafran yang berdiri di depan rumahnya sambil tersenyum.

"Apa kabar Humairah?" Keduanya sama-sama tersenyum.

Maryam dan Zafran menghabiskan waktu mereka untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Disana mereka banyak menceritakan kegiatan sehari-hari selama tidak bertemu. Termasuk cerita bahwa Syakila mengkhianati Zafran.

"Mas, apa mungkin ini jalan Allah ya buat kita bisa sama-sama lagi?"

"Mungkin. Jadi, kamu mau kan nunggu mas? Secepat mungkin mas akan ceraiin Syakila." Dengan yakin Maryam mengangguk.

Kenapa ia begitu yakin? Karena ia sering berdoa untuk menjauhkan Zafran kalau memang pria itu bukan jodohnya. Tapi sekarang? Bukankah ini jalan yang Allah berikan?

Zafran tersenyum bahagia, dan kebahagiaan nya itu hampir saja ia menggenggam tangan Maryam. "Eh maaf Humairah. Mas terlalu senang." Zafran terlihat lucu sekarang di mata Maryam.

Zafran merasakan kebahagiaan nya kembali. Sekarang ia tau kalau rasa kepada Syakila kemarin-kemarin hanyalah rasa sayang sebatas adik dan Kaka. Tapi saat bersama Maryam, rasa sayang itu berubah menjadi cinta dan kebahagiaan.

***

Zafran baru saja selesai membersihkan badan. Dan saat pulang sampai sekarang ia masih melihat Syakila yang tertidur nyenyak.

Pria itu berjalan mendekati Syakila, memeriksa apakah istrinya masih sakit. Dan panas ditubuh Syakila sudah mereda. Zafran menatap perut istrinya yang mulai membesar, mengelusnya dengan hati-hati agar tidak menganggu sang empu.

"Maaf ya, Abi punya kebahagiaan lain di luar sana dek. Abi akan selalu sayang sama adek, tapi maaf kalo nanti adek ngerasain keluarga bahagianya bukan sama Abi dan bunda, tapi Abi dan Umi Maryam."

***
Syakila terbangun dengan perut yang lapar dan jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Berati ia sudah tertidur selama 4 jam. Syakila berjalan menuruni tangga sambil memegang perutnya yang sudah besar. Rasanya ia selalu merasa kelelahan.

"Ka Zafran, aku boleh minta tolong beliin sate taichan gak? Lagi ngidam." Keluh nya sambil duduk di samping Zafran yang baru selesai membaca Qur'an.

Zafran menatap Syakila tajam, membuat perempuan itu sedikit ketakutan. "Punya kaki kan? Jalan sendiri gak usah nyuruh-nyuruh. Nyusahin."

"Emm... Ya udah kalau gitu aku boleh minta uang? Uang aku habis."

"Emang uang bulanan gak cukup? Masih syukur di kasih nafkah. Makanya jangan beli hal yang gak penting, apa lagi buat mempercantik diri. Kalau jelek ya jelek aja." Ketus nya lalu pergi meninggalkan Syakila yang menahan sesak di dadanya

Dengan mata yang sudah berair Syakila memukul suaminya itu dengan bantal sofa dan berjalan pergi ke kamarnya. "Ka Zafran jahat! hiks."

To Be Continued
Jkt, 29 Mei 2024

Jangan lupa vote dan komen!
Part berikutnya bakal aku umumin lagi siapa Readers Award

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang