سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمKalau ada typo mohon di komen
🔖 Happy Reading 🔖
Beberapa bulan berlalu dan keluarga Malik tengah sibuk menyiapkan pernikahan Alam dengan Zahra. Syakila tengah mengemasi barang-barangnya dengan Zafran karena mereka sekeluarga akan pergi ke Padang untuk resepsi pernikahan Alam.
"Sayang kamu udah siap?" Ini sudah kesekian kalinya Zafran kembali untuk melihat istrinya. Semalam Syakila lupa untuk packing karena pusing yang mendera kepalanya.
"Sebentar ka. Emang udah telat ya? Baru jam setengah 6 kok." Penerbangan mereka pukul 7 pagi dan Zafran sudah menghitung jarak dari rumahnya sampai bandara.
Selesai dengan semuanya keduanya pergi meninggalkan pondok pesantren Al-Zaziyah. Syakila menyuapi nasi goreng yang sudah di buatkan oleh Mbok Karni karena mereka belum sempat sarapan.
Syakila bukan tidak mau memasak untuk Zafran, tapi terakhir kali dia memasak rasanya malah asin.
"Kamu masih pusing gak? Mau minum obat dulu sebelum nanti naik pesawat?"
"Udah enggak ka. Mual nya juga udah berkurang."
"Kamu udah coba test? Siapa tau kamu hamil."
"Udah, tapi hasilnya negatif." Sebenarnya Syakila belum mengecek tapi ia hanya takut kecewa kalau memang benar ia sedang tidak mengandung.
Sesampainya di bandara keduanya menghampiri keluarga Malik yang baru tiba. Zafran merangkul sepupunya itu yang terlihat pucat.
"Masih besok kok nikahnya, kenapa pucet nya sekarang?" Alam hanya terkekeh menanggapi nya.
"Emang mas waktu itu gak pucet?" Tanya Rani sambil asyik memakan kentang goreng.
"Enggak pucet, tapi marah." Ceplos Syakila membuat yang lain terdiam. Syakila memandang kikuk ke arah keluarga Zafran, Syakila yang menyadari ucapannya dengan cepat meminta maaf.
Sebenarnya hubungan antara Syakila dan keluarga Malik lainnya belum bisa di bilang baik-baik saja. Mereka masih acuh kecuali para laki-laki di keluarga Malik. Mereka seolah tidak mau ikut campur dengan masalah Syakila karena hari dengan cepat berlalu.
***
Keluarga Malik di sambut hangat oleh keluarga Chaniago. Kedua keluarga ini saling menyapa dengan hangat, seperti teman lama yang baru bertemu.
Saat tiba di Padang dan merasakan angin menerpa wajahnya, Syakila merasakan kerinduan yang mendalam, teringat mendiang ayah nya. Syakila juga merupakan perempuan dengan keturunan Minang yang di warisi dari ayah.
Syakila menyukai hidangan yang disediakan, makanan khas Sumatra Barat. Ia benar-benar merindukan rasa ini. Syakila sangat suka rendang dan dengdeng nya. Entah kenapa napsu makannya jadi meningkat.
"Ini yang namanya Zahra juga ya? Alam pernah cerita kalo ada Kaka ipar nya yang namanya sama seperti Zahra." Tanya Nyai Laila. Syakila yang tengah asik menyuapi makanannya hanya memandang bingung.
"Iyo ande," jawab Syakila dengan semangat menunjukan kemampuannya yang bisa sedikit-sedikit berbahasa Minang.
"Eh, bisa bahasa Minang rupanyo?"
"Sikit-sikit ande. Karena keturunan dari ayah." Zahra menghabiskan makanannya lalu bergegas istirahat. Ia pamit untuk istirahat terlebih dahulu karena badannya yang terasa tidak enak.
"Kamu sakit ya? Mau ke dokter?" Zafran masuk ke kamar yang akan mereka tempati dan menghampiri istrinya.
"Kila gapapa kok ka. Cuman pusing aja sama badannya sedikit pegal-pegal."
"Mau Kaka pijitin?" Tanpa menunggu jawaban istrinya Zafran mulai memijat bahu Syakila. Pasti Syakila kelelahan karena perjalanan mereka.
"Abis ini kamu tidur, nanti sore kita jalan-jalan ke pantai, gimana?"
"Mau...." Jawab Syakila semangat membuat Zafran tersenyum. Zafran akan sangat senang kalau Syakila juga ikut senang.
Zafran tidak mengingkari janjinya, setelah Syakila terbangun dari tidurnya dan membersihkan badan, Zafran mengajak perempuan itu ke arah belakang Pondok, rekomendasi dari Alam.
Syakila menatap takjub pantau di depannya, kakinya ia biarkan telanjang menyapa pasir putih yang menghasi setiap jalan. Disini terlihat sepi dan hanya mereka berdua, membuat Syakila leluasa melakukan kegiatannya.
"Bagus banget, aku suka."
"Kaka juga suka." Zafran memeluk istrinya memberikan kehangatan atas angin yang sedari tadi menyentuh kulit mereka.
Keduanya terlihat asyik menatapi pemandangan di depan sana. Suara debutan ombak menenangkan pikiran mereka sejenak.
"Kila sayang banget sama Kaka."
"Kaka juga sayang." Balas Zafran sambil menciumi kening Syakila.
Syakila melepaskan pelukan itu dan meminta Zafran untuk menggendongnya dari belakang. "Kaka janji ya jangan tinggalin Kila, kecuali kematian."
Tidak ada jawaban dari Zafran membuat Syakila ikut terdiam. Mungkinkah Zafran masih mengharapkan Maryam? Atau bagaimana?
Zafran tidak menjawab pertanyaan Syakila dan lebih memilih untuk berlari-lari sambil menggendong tubuh mungil istrinya. Syakila yang terkejut hanya bisa berteriak meminta diturunkan, tetapi Zafran seolah tuli dan terus berlari.
"Kaka hahaha udah ka, nanti Kaka capek."
Betul kata Syakila, Zafran sudah lelah dengan tingkah nya sendiri. Tetapi tetap saja, tingkah usilnya ia layangkan ke Syakila dengan menggelitiki perempuan itu sampai Syakila berlari berusaha menghindari nya."Sini kamu Kil, jangan lari."
"Aaaa.... Jangan main kelitikan, Kila geli ka."
"Gak bisa, kamu harus di kelitikin." Zafran terus mengejar Syakila yang tidak berhenti tertawa. Sampai pada akhirnya ia berhasil mendapatkan tubuh itu dengan keadaan tidak seimbang, dan keduanya sama-sama jatuh di bibir pantai tepat saat ombak datang mengguyur tubuh mereka.
Keduanya hanya tertawa melihat satu sama lain. Bukannya beranjak untuk bersalin, Zafran dan Syakila memilih untuk bermain dengan pasir-pasiran, persis seperti anak-anak. Mengubah butiran pasir itu menjadi sebuah bentuk istana.
"Ini istana kita nanti sama keluarga kita. Isinya cuman kebahagiaan ka." Jelas Syakila.
"Pasti dong." Balas Zafran sambil mengusap lembut kepala Syakila.
Keduanya begitu menikmati kegiatan sore mereka. Kegiatan dimana mereka bisa beristirahat sejenak menjalani kehidupan yang rumit menjadi menyenangkan dengan saling menghibur satu sama lain.
To Be Continued
Jkt, 04-04-2024✍️Tinggalkan pesan untuk👇
Zafran
Syakila
Makasih buat semangat kalian. Maaf baru bisa up karena kemarin hp aku sempet rusak.
To Be Continued
Jkt, 04-04-2024✍️Tinggalkan pesan untuk👇
Zafran
Syakila
Makasih buat semangat kalian. Maaf baru bisa up karena kemarin hp aku sempet rusak.
⭐ 60 Vote
💌 30 Komen
📍Jangan lupa follow akun ini
Dan akun tiktok aku Sucizahra05 agar kalian bisa liat cuplikan/spoiler part berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Syakila
Teen Fictionseharusnya Syakila sudah tau konsekuensi dari apa yang ia lakukan untuk memenuhi ambisinya memiliki Zafran, Seorang Gus muda dari pondok pesantren Al-Zaziyah. Berawal dari berteman yang saling mengenal lewat sosial media dan mempelajari, juga bimbi...