HS: Delapan Belas

1.1K 59 31
                                    

   سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kalau ada typo mohon di komen

🔖 Happy Reading 🔖

Pernikahan Alam dan Zahra digelar cukup meriah. Pada saat pagi dilakukannya akad lalu di lanjut resepsi sampai petang. Banyak para undangan yang hadir meramaikan pesta pernikahan mereka.

Syakila sedikit pusing melihat banyak nya orang-orang berlalu lalang, bergantian untuk datang dan berpegian. Rasa mual sedari tadi ia rasakan. Sampai pada malam ini, Syakila melewatkan acara malam bainai.

"Abis minum obat langsung istirahat aja ya." Zafran lebih memilih untuk menemani istrinya.

"Ka, aku boleh minta tolong?" Tanya Syakila ragu.

Sehabis membereskan obat Syakila, Zafran menghampirimu perempuan itu, takut Syakila butuh bantuan. "Boleh, kamu mau di pijit?" Syakila menggeleng.

"Tolong beliin test pack." Tiga kata itu mampu membuat diri Zafran merasa senang. Tanpa bertanya apapun, pria itu bergegas keluar setelah menciumi pipi istrinya.

Syakila hanya terkekeh geli melihat tingkah Zafran yang seperti orang kerasukan saat menciumnya. Syakila merasakan yang Zafran rasakan. Ingin memiliki keturunan. Manusia mana yang tidak memimpikan memiliki keluarga dengan suami yang selalu mencintai istrinya dan anak-anak yang dibekali iman dan prestasi.

"Jadi tambah cinta." Ujar Syakila saat pintu tertutup.

***

Zafran berjalan tergesa-gesa untuk meminjam sepeda motor milik keluarga Zahra. Selvi yang melihat itu segera menegur anaknya, takut terjadi apa-apa.

"Mas kamu kenapa? Kok kaya buru-buru gitu, ada apa?"

"Gapapa mi, mas cuman mau ke minimarket mau beli sesuatu. Umi mau nitip?"

"Enggak usah mas. Banyak makanan disini juga." Zafran yang mendengar itu langsung berpamitan.

Selvi ikut berkumpul dengan keluarganya. Disana Adam sedang menggoda Khodijah untuk menikah dengan pria pilihan ayahnya.

"Tanya aja sama mas Alam, nikah enakan mas?" Goda Adam membuat yang lainnya tertawa.

"Mas Alam aja baru nikah Abah, belum juga malam pertama." Mendengar balasan Khodijah tawa yang semula tidak seberapa kini semakin menjadi-jadi.

"Yang penting kan udah sah." Balas Alam sambil mengusap kepala Khodijah.

"Nanti ya jah, aku kasih tau rasanya nikah gimana. Tunggu sebulan dua bulan lagi." Khodijah menyetujui ucapan Zahra. Seenggaknya ada yang di pihak dirinya.

"Khodijah itu suka sama ustad Husain bah, santri dulu yang pernah ngabdi. Tapi sekarang udah nikah." Mendengar penuturan umi nya membuat Khodijah sedikit kesal karena rahasianya di bongkar.

"Ih, umi, malu." Rengek perempuan itu membuat yang lainnya gemas.

Sedangkan Syakila dikamar nya sedang menunggu kepulangan Zafran yang sudah satu jam tidak ada kabar. Perasaan cemas tumbuh di dalam dirinya sebelum ucapan salam membuat ia akhirnya bisa bernafas lega.

Syakila dengan cepat memeluk Zafran membuat suaminya terheran,"kamu kenapa Kil?" Bingung Zafran.

"Ka Zafran lama, aku khawatir."

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang