HS: Sembilan belas

1K 59 73
                                    

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kalau ada typo mohon di komen

🔖 Happy Reading 🔖


Perpisahan antara Alam dan keluarga Malik berjalan dengan penuh haru. Alam memutuskan akan tinggal bersama keluarga Zahra sampai satu tahun kedepan untuk mengurus pondok pesantren Tahpuz.

"Umi jaga kesehatan ya, jangan banyak jalan-jalan kalau gak perlu. Ran jagain Umi sama Abi ya." Ujar Alam kepada Rani adiknya. Mega dan Hadiid memeluk anak sulung mereka.

Alam yang pendiam dan tertutup kini sudah mempunyai kehidupan nya bersama pasangan yang ia pilih.

"Jaga diri baik-baik ya mas, Zahra." Pesan Hadiid.

"Iya, bi." Jawab mereka bersamaan sambil menyalimi tangan Hadiid.

Kini giliran Zafran dan Syakila yang berpamitan dengan mereka. Alam dan Zafran terlihat saling menyemangati satu sama lain, sedangkan Zahra dengan gemas mengelus perut saudara ipar nya yang belum besar.

"Sampe ketemu nanti dedek, nanti Ande(Tante) main kesana ya kalau kamu udah lahir."

"Ditunggu ya ande." Balas Syakila meniru suara bayi. Syakila berjalan ke arah Alam untuk berpamitan, menatap Alam dengan haru. Alam adalah satu-satunya keluarga Malik yang bisa menerima Syakila dan tidak ikut campur dalam masalah dirinya.

"Sehat-sehat terus ya Kil, jangan sampai stres, kalau mas Zafran macem-macem kurung aja." Syakila tertawa sedangkan Zafran menatap tajam Alam. Jarang sekali ia berbicara dengan Alam kalau bukan hal yang penting atau menanyai Zafran.

"Mana bisa dia kurung mas. Ditinggal sebentar aja kangen." Syakila tidak percaya kalau suaminya ini punya tingkat percaya diri yang sangat tinggi.

Waktu yang di tempuh dari Padang ke Purwokerto tidak membutuhkan banyak waktu tetapi Syakila merasa pinggang nya begitu pegal.

Zafran dan Syakila sempat istirahat sehabis sholat Ashar sampai pada azan Maghrib keduanya terbangun. Setelah selesai sholat Maghrib Zafran sibuk dengan kerjaannya dan Syakila memasak nuget untuk makan malam mereka.

"Kil kamu katanya mau hafalan, mau mulai kapan?" Syakila yang sedang menyendokan nasi mendadak berhenti. Ia jadi takut sendiri mendengar pertanyaan itu.

"Besok gimana? Kila mulai dari juz 30 dulu tapi." Zafran setuju dan perempuan itu bisa menghela nafas lega.

Syakila duduk di samping suaminya dengan sepiring makan malam mereka. Melihat Zafran yang tengah sibuk mengurusi sekolah yang akan keluarga Malik bangun di Jakarta membuat Syakila berinisiatif untuk makan berdua, agar lebih romantis.

"Loh kok dibawa kesini sayang? Kenapa gak makan di meja makan?" Walaupun berkomentar tapi mulut itu tetap melahap suapan istrinya. Sambel cumi dan nugget ada perpaduan yang pas.

"Enak ya sambel cumi nya? Aku beli di tiktok hehe. Nanti aku mau belajar masak ini ah sama mbok Karni." Zafran meletakan laptop nya dan fokus menerima suapan istrinya.

"Kamu gak makan Kil?"

"Makan kok, ini berdua." Zafran mengelap sisa cabe yang ada di bibir Syakila.

"Kamu suapin Kaka, Kaka suapin kamu." Katanya sambil menyuapi Syakila dengan tangannya sendiri persis seperti yang Syakila lakukan.

"Kita makan begini aja pahala tau."

"Emang iya ka? Ya udah setiap hari kita makannya kaya gini aja biar dapet pahala terus."

"Nanti kalo orang liat dikira gak mampu, makan selalu 1 porsi berdua terus mereka ngomongin dapet dosa. Mendingan jangan, pahala bisa kita dapetin dari mana aja. Kalo mau makan berdua kalo kita lagi berdua aja ya?" Syakila setuju, suaminya memang selalu pintar dalam hal apapun. Zafran selalu berpikir panjang tentang imbas yang akan datang dari setiap perlakuan mereka. Berbeda dengan Syakila yang sering di makan hawa nafsu dan malas berpikir.

"Oh ya Kil, kamu jangan terlalu banyak makan pedes ya kasian bayi kita apalagi kamu punya magh." Di kehamilan yang kedua ini Zafran harus ekstra protektif dengan semua yang istrinya lakukan dan konsumsi. Zafran mengelus perut Syakila dengan satu tangannya yang lain.

"Siap Gus." Zafran yang mendengar itu dari diri Syakila merasa aneh. Pria itu dengan posesif memeluk tubuh Syakila.

"Ka aku mau perawatan deh, mau ke salon gitu terus beli baju yang lucu-lucu sama perhiasan, sekalian buat investasi." Tanpa  Syakila duga Zafran dengan semangat menyetujui nya.

"Boleh. Kamu ganti baju ya, nanti kita ke salon yang nyediain VIP room biar kamu ada privasi nya. Dulu Kaka suka nganter Khadijah kesana, jadi Kaka mau buat janji dulu." Dengan senang dan antusias nya Syakila bersorak sambil loncat-loncat kegirangan. Zafran mengehentikan kegiatannya itu dan terlihat marah.

"Hati-hati Kil, kamu lagi hamil."

"Maaf ka, Kila lupa." Jurus andalannya saat Zafran marah adalah dengan ciuman di pipinya, dan itu terbukti saat Syakila melakukannya Zafran terlihat salah tingkah.

(🎧Putar musik di atas/ ana bansa nafsy🎧)

Mereka memutuskan pergi setelah sholat isya. Raut kegembiraan Syakila tidak pernah hilang, karena ia merasa bahagia. Di mobil keduanya habiskan dengan berpegangan tangan dan menyanyi lagu-lagu Arab yang Syakila ketahui dari tiktok.

Pada saat lagu ana bansa nafsy di putar Zafran hanya terkekeh geli dan Syakila yang menatap nya bingung. "Kaka kenapa sih?"

"Kamu dengerin lagu-lagu Arab dari tadi emang tau artinya?" Dengan polosnya Syakila menggeleng.

"Akamil ba'i 'umrii wa e'isyuh me'ak"

"Artinya apa ka?"

Zafran menoleh ke arah istrinya, menatap dalam Syakila dan menjawab pertanyaan istrinya dengan senyuman, "Dan aku ingin terus menjalani sisa hidupku bersamamu."

To Be Continued
Jkt, 04-04-2024

Maa sha Allah banget aku pas liat komen ini jadi semangat buat update. Makasih atas komenan kalian dan support kalian aku janji sesibuk apapun in sya Allah update ya temen-temen. Makasih

 Makasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang