HS: Lima Belas

1.2K 89 24
                                    

   سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kalau ada typo mohon di komen

🔖 Happy Reading 🔖

  Sylakila menggenggam tangan suaminya dengan erat. Hari ini keluarga besar Malik sedang berkumpul di rumah Zafran. Dimana sesuai janji Syakila, ia akan membantu untuk mengklarifikasi kesalah pahaman yang terjadi kemarin.

Zafran menangkap kekhawatiran Syakila. Ia tahu istrinya sedang dalam tekanan. Keluarganya datang terlalu pagi, dan rasa takut Syakila saat melihat Umi nya.

"Berati hari ini kelas di liburkan dulu Bah?"
Khodijah bertanya untuk memastikan.

"Hanya satu jam pelajaran sepertinya cukup. Kamu udah bilang sama ustad dan ustadzah Mas?" Tanya Adam.

Zafran mengangguk, "Sudah bah.  Mas ambil di jam pelajaran sebelum istirahat. Biar leluasa."

"Alam gak kesini bi?"

"Alam ada undangan dari pesantren Tahpuz. Biar sekalian kenalan sama keluarga disana. Abah ada rencana ingin menjodohkan dengan cucu keluarga mereka."

"Alhamdulillah akhirnya mas Alam nikah."

"Mau, Ran, belum sampai menikah." Tambah Khodijah yang membuat Rani  terkekeh.

Alam si pria keluarga Malik yang terkenal kaku dengan lawan jenis. Tidak pernah sampai detik ini pun keluarga melihat Alam memperkenalkan perempuan di depan keluarga. Walaupun mereka keluarga yang taat dengan agama, tetapi hanya sekedar teman perempuan pun Alam tidak punya.

Bahkan di kontak panggilannya pun, perempuan hanya ada nomor umi dan Khodijah, atau keluarga lainnya. Pernah suatu hari saat Rani menelpon nya, Alam tidak mengangkat karena menganggap nomor asing, karena lupa menyimpan.

"Ka, aku bantu mbok Karni dulu ya buat menata makanan. Pasti keluarga kamu belum sarapan." Zafran jelas tidak setuju. Ia akan lebih protektif terhadap Syakila. Tubuhnya yang masih terlihat lemas membuat Zafran sedikit ragu.

"Enggak usah ya, biar mbok Karni aja. Kamu masih lemes."

"Gapapa mas, biar cepet selesai."

Selvi yang sedari tadi diam hanya menatap tidak suka ke arah menantunya. Ia tahu pasti sekarang perempuan itu sedang cari muka di depan keluarga nya.

"Gak punya muka ya kamu? Mau cari muka depan keluarga kami?" Perkataan Selvi membuat semua orang menoleh kearah nya. Syakila yang ingin bangkit mendadak diam dan kembali terduduk di samping Zafran, meremes celananya kuat.

"Astaghfirullah Sel, ada apa lagi?"

"Gapapa mi, Selvi cuman enggak suka sama orang yang suka cari muka. Terakhir Sslvi kesini, dia masih tidur padahal sudah siang."

"Sudah-sudah jangan di permasalahkan. Ibrahim, urus istrimu itu. Bikin pusing aja."
Adam yang terlalu kesal melangkah menjauh dari keluarga nya.

Ramai para santri kumpul di aula pesantren. Para petinggi pesantren ikut hadir, termasuk keluarga Malik. Ini permasalahan dengan menantu pemilik pesantren dan istri kepala pesantren.

Syakila duduk di tengah berhadapan dengan para santri. Disampingnya ada Zafran yang setia terus menemani dirinya.

Zafran berbisik kepada Syakila, berharap istrinya itu akan merasa tenang walau sedikit. "Kamu bisa Kil. Tarik nafas ya baca basmalah." Syakila tersenyum menanggapi nya. Syakila akan terus merasa aman kalau ada suami di sampingnya.

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang