HS : Dua

2.6K 110 7
                                    

   

~Happy Reading~

Mobil Zafran sudah terparkir di parkiran umum pesantren. Mungkin setelah mengantar Syakila ke lingkungan barunya, setelah nya Zafran akan pulang ke rumah. Rumah nya dengan pesantren memang masih dalam satu kawasan tapi butuh beberapa meter. jika berjalan kaki cukup lumayan.

Sebelum sampai pesantren Zafran sempat membelikan beberapa gamis, pakaian panjang dan hijab untuk Syakila gunakan selama di area pesantren.

Keduanya sempat hening beberapa menit. Syakila yang menatap heran pesantren Al-Zaziyah sedangkan Zafran terdiam karena melihat Syakila yang sepertinya enggan untuk turun dari mobil.

"Ka, ini beneran pesantren?" Tanya Syakila sambil menatap ke arah luar jendela mobil yang menunjukkan pemandangan pondok pesantren Al-Zaziyah. Pondok pesantren yang ada di pikirannya berbeda dengan yang ia lihat sekarang ini. Ini seperti bukan pondok pesantren yang terkenal sederhana, tetapi lebih seperti kerajaan dinasti Islam.

"Kenapa kil? Kamu gak suka ya?" Dengan cepat Syakila menggeleng, tidak membenarkan yang di pertanyakan Zafran. "Ini bukan pesantren yang ada di bayangan aku, yang maaf, kumel." Katanya sedikit memelankan suara di akhir.

"Ini kan pesantren Modern Kil. Jadi sebisa mungkin setiap tahunnya ada renovasi untuk kenyamanan santri." Penjelasan itu membuat Syakila mengangguk dan bergegas keluar dari mobil. Zafran terkekeh melihatnya sebelum ikut keluar menyusul Syakila.

"Barang-barang aku gimana?" Zafran menoleh, "nanti di bantu sama pak Rahmat. Ayo." Baru juga beberapa langkah, Syakila sudah memanggilnya kembali.

"Apa lagi kil?"

Melihat itu Syakila tersenyum jail Syakila mengadakan tangannya. "Pegangan."
dengan suara manja yang dibuat-buat membuat Zafran bergidik ngeri.

"Gak ada!" Mendengar itu, terbesit dipikiran nya untuk menjahili Zafran. Syakila berlari mengejar Zafran dan menggandeng tangan pria itu. Zafran terkejut dan reflek menghempaskan tangannya membuat Syakila terjatuh.

"Aduh!" Ringis Syakila saat bokong nya mendarat bebas ke tanah.

"Astaghfirullah Kil, maaf." Dikira akan membantunya dengan romantis seperti pria lain, Zafran malah mencubit kain baju di pergelangan Syakila seperti mengangkat seekor anak kucing. Syakila terlihat marah dan menatap sengit ke arah Zafran, sedangkan yang di tatap hanya menggaruk tekuk yang tidak gatal.

"Emang aku anak kucing apa di angkat begitu! Liat nih, aku pegang-pegang Ka Zafran." Dengan usilnya Syakila membalaskan dendamnya dengan menyentuh beberapa bagian badan Zafran dengan sengaja. Zafran hanya mampu menghindar dan meminta maaf, tapi Syakila hanya menertawakan nya.

"Udah udah kil, aku capek hahaha." Cegah Zafran sambil memegang kepala atas Syakila untuk mengontrol perempuan itu.

"Kan kaka doang yang baru taubat, aku belum."

"Hahaha bisa gitu ya?"

"Bisa lah!" Mendengar itu Zafran mengusap pucuk kepala Syakila lembut. "Udah yuk masuk, kamu harus istirahat."

Mendengar itu membuat Syakila seketika salah tingkah, tapi sebisa mungkin ia berusaha menutupinya. "Perhatian banget sih, nikah ajalah kita."

Zafran menyentil pelipis Syakila, tidak habis pikir dengan tingkah perempuan di depannya, "heleh, mboten!"

Keduanya berjalan sambil mengobrol hingga tidak sadar menjadi perhatian beberapa santri yang baru selesai kelas. "Assalamualaikum Gus, ini calon Ning nya ya?" mendengar itu keduanya berhenti dan menatap santri itu dengan wajah bingung.

Hijrah Syakila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang